Jodoh Sang Duda

" mas, memang harus ya aku ikut pindah ke Bali." tanya Clara tiba-tiba saat Bumi hendak berangkat ke kantor.

Dua hari yang lalu Bumi memberitahu Clara jika mulai bulan depan dia harus menangani proyek pembangunan hotel di daerah legian, Bali. Dan karena ini adalah proyek besar pertama yang dia dapat, jadi Bumi harus totalitas menjalankan nya. Termasuk rencana nya untuk pindah ke pulau dewata, agar Bumi lebih mudah memantau jalan nya proyek.

Tenggang waktu nya pun tak bisa diprediksi akan memerlukan waktu berapa lama. Tapi yang jelas akan memerlukan waktu dalam hitungan tahun karena ini merupakan project pembangunan hotel bintang lima.

Bumi sudah berencana untuk membawa serta Clara dan putranya. Tidak mungkin Bumi meninggalkan istri dan anaknya tetap tinggal di Surabaya sementara dirinya di Bali. Bumi ingin anak dan istri nya selalu dekat dengan nya. Apalagi usia Danu juga sudah menginjak tiga bulan. Jadi sudah cukup usia untuk diajak bepergian serta beradaptasi di tempat yang baru.

" sayang, aku di Bali bukan sehari dua hari atau sebulan dua bulan. Tapi bisa dalam hitungan tahun. Dan aku tidak mungkin meninggalkanmu disini jauh dariku."

" baiklah. Aku akan ikut kemanapun mas membawaku."

Clara tersenyum. Bumi merengkuh tubuh Clara kedalam pelukan nya.

*****

Satu minggu pertama mereka mulai hidup di Bali memang butuh banyak penyesuaian. Jika Bumi tak terlalu sulit menyesuaikan diri karena selama ini dia sudah sering berada di Bali. Tapi tidak dengan Clara, selama satu minggu Pula istrinya dengan sangat berat berusaha menyesuaikan diri. Ditambah dengan adanya Danu membuat Clara semakin kesulitan.

Jika terus seperti itu Bumi jadi menyesal karena telah menolak tawaran mama nya. Waktu itu mama nya sudah menawarkan diri untuk ikut tinggal di Bali bersama mereka untuk sementara waktu. Tujuan mama adalah ingin menemani Clara hingga mereka bisa mendapatkan seorang pengasuh untuk Danu. Tapi karena Bumi merasa tak enak pada mamanya, akhirnya dia menolak tawaran sang mama waktu itu. Bumi tidak ingin terus merepotkan mama nya. Apalagi masih ada Dirga yang lebih membutuhkan mama.

" sayang, besok pengasuh untuk Danu akan mulai bekerja." ucap Bumi kala melihat Clara yang menidurkan Danu di box bayi.

" syukurlah mas. Setidaknya aku ada teman dirumah selagi mas bekerja. Apalagi mas seringkali pulang larut malam."

" maafkan aku karna tak bisa selalu menemanimu. Proyek ini benar benar menguras tenaga dan fikiranku."

" aku tau mas. Dan aku tak ingin menambah beban pikiran mas. "

" sayang, kenapa berbicara seperti itu. "

" maafkan aku mas. Aku tak bermaksud bicara seperti itu. Tapi... Selama seminggu disini aku kesepian. Belum lagi jika Danu rewel kadang aku sampai bingung harus ngapain. "

" maafkan mas sayang. Mulai besok sayang tak akan kesepian lagi. Karna akan ada teman dirumah yang bantu jaga Danu juga bantu ngurus rumah. "

Clara tersenyum dan memeluk tubuh suaminya.

******

Hari berlalu begitu cepat, satu minggu satu bulan hingga hampir genap satu tahun bumi berada menetap di Bali. Dan selama itu pulalah semakin hari semakin sedikit waktu yang bumi habiskan bersama keluarga kecil nya. Itu semua karena kesibukan bumi yang semakin meningkat. Sejak di Bali proyek demi proyek telah berhasil dia dapat kan.

Sempat clara protes kepada suaminya itu karena waktunya akan lebih banyak dihabiskan dengan bekerja. Tapi bagaimana lagi, semua yang bumi lakukan ini juga demi istri dan anak nya. Apalagi Danu juga semakin tumbuh besar dan memerlukan lebih banyak biaya.

Membuka pintu rumah, seperti hari hari sebelum nya bumi akan tiba dirumah hampir tengah malam. Masuk ke dalam kamar dan dia terkejut mendapati clara dengan memangku laptop duduk di atas kasur.

" sayang, belum tidur?" tanya bumi.

Clara mendongak menatap suaminya sekilas sebelum pandangan nya kembali tertuju pada layar laptopnya.

" baru pulang mas. Mau mandi atau makan.?"  Tanyanya.

" aku mau mandi saja. Kebetulan tadi sudah makan."

" owh..." hanya itu jawaban yang dia berikan.

Bumi masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri.

Tak butuh waktu lama untuk nya mandi. Keluar dari kamar mandi masih mendapati clara dengan laptop di pangkuan nya. Jujur bumi penasaran dengan apa yang sedang clara lakukan. Karena baru kali ini bumi melihat istrinya sibuk sendiri sampai tak mengindahkan kehadiran nya.

Bumi duduk di atas ranjang. Beringsut mendekat ke arah clara.

" kamu lagi ngapain sih sayang. Kelihatan nya sibuk banget."  tanya bumi. Kepalanya melongok sedikit mengintip layar laptop di pangkuan clara.

" oh ini... Aku lagi mulai bisnis."

" bisnis?"

" iya mas. Bisnis online. Jadi seminggu  lalu tak sengaja aku bertemu temanku yang kini tinggal di UK. Ya cuman ketemu lewat sosmed sih. Terus temenku nawarin ngajak join jualan barang-barang branded gitu. Ya baju, tas, parfum. "

" terus. " bumi masih penasaran dengan cerita clara karena tiba-tiba dia diam seperti masih ingin berkata sesuatu.

" ya terus dua hari lalu aku iseng iseng posting dagangan....eh ternyata banyak juga yang minat. Ya udah deh sekarang aku resmi joinan sama temenku itu. Istilahnya ya reseller gitu. Temenku itu yang memasok barang-barang ke aku. Dan aku yang jualin. Dan dua hari ini antusiasme pembeli juga lumayan loh mas. "

Clara tampak bersemangat menceritakan bisnis baru nya.

" kenapa kamu harus repot repot berbisnis segala. Apa jatah yang kuberikan masih kurang. " protes bumi.

Clara menatap bumi dalam.

" mas, apa yang mas bumi beri untuk ku tak ada yang kurang. Bahkan lebih dari cukup. Tapi... Tapi aku bosan mas. Aku butuh kegiatan. Selama setahun ini aku sudah banyak menganggur dan aku jenuh. Apalagi Danu juga sudah semakin besar dan lebih banyak diasuh oleh babysitter. "

Jika clara sudah berbicara seperti itu bumi bisa apalagi . Bumi sadar jika dirinya tidak punya banyak waktu untuk clara dan bumi pun tak bisa selalu ada di dekat clara. Bumi berusaha mengerti istrinya. Bagaimanapun juga clara butuh hiburan dan butuh kegiatan untuk menghilangkan rasa bosan.