Tiga tahun yang penuh perjuangan, Cathrine Haryono, seorang gadis desa yang memiliki ambisi besar untuk menjadi seorang Manager Penjualan Perusahaan Top Global dan memimpin puluhan orang dalam timnya menuju kesuksesan, harus menerima kenyataan pahit yang enggan dia terima, bahkan sampai saat ini.
Ketika kesempatan menuju mimpinya di depan mata, tak sabar menanti kehidupan kampus. Hari itu, seorang pria berusia 29 tahun, melakukan sesuatu yang menghancurkan segalanya.
Indra Abraham Nugraha, seorang dokter spesialis penyakit dalam, memaksa gadis berusia 18 tahun itu, menjalani takdir yang tidak pernah dia pikirkan sama sekali dalam hidupnya.
Pria yang berstatus suaminya sekarang, membuatnya kehilangan banyak hal penting dalam hidupnya, termasuk dirinya sendiri. Catherine tidak menyerah, dia terus berjuang walaupun berkali-kali tumbang.
Indra, seseorang yang juga mengenyam pendidikan psikolog, justru menjadi penyebab, Cathrine menderita gangguan jiwa, PTSD dengan Skizofrenia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ada Rasaku, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 4 | Amarah yang Meledak
"Ta*! Ta*! Berani-beraninya main trik licik murahan gini sama gue, awas lu!"
Emosi Catherine memuncak.
Selembaran kertas hasil laporan terbaru dari seorang anggota timnya, berserakan di mana-mana. Dia mengutuki perusahan kompetitor yang aji mumpung dan memanfaatkan keviralan kasus yang menimpa Perusahaan HA demi kepentingan marketing perusahaan mereka.
Catherine menjatuhkan diri ke kursi singgasana, dia duduk memutar. Tubuh dan otaknya tidak bisa diam, terus bergerak cepat dan selalu berpikir. Pola-pola sebab-akibat, analisis dan peta perencanaan secara rinci.
Cathrine, mesti berhati-hati menyusun langkah strategis perusahaan dalam bidang penjualan dan mengarahkan timnya yang sudah seperti rekan seperjuangan. Dia bertanggungjawab penuh atas mereka. Dia adalah ujung tombak perusahaan, mempertahankan target omset bulanan, dan kepercayaan atasannya, Om Dirga.
"..."
Catherine lekas mengambil tablet, dan mencari media yang mempublikasi kasus perusahaan, yang melenjit dan menempati trending di TikTok dari kemarin. Lalu, menganalisis kondisi terkini perusahaan kompetitor.
"Baj*ngan! Buyer-buyer loyal yang udah gue dapetin susah payah, mau lu rebut, hah, galon si pant*t monyet?!" kesal Catherine memandangi foto lelaki yang tersenyum tengil dan mata picik, saat mencari nama pemilik perusahaan kompetitor yang dulu dari SMP adalah rival abadinya.
Glenn Louise Pratama. Si lelaki bergaya berandalan, yang selalu menganggap Catherine, perempuan tidak layak untuk sukses dengan cara apa pun, sekalipun mengambil jalan dan cara seperti pria.
Dia hobi mencemooh, mengkerdilkan pemikiran Catherine dan mengacaukan usahanya sejak dulu. Bahkan, di debat Pemilihan OSIS saat SMP.
Bukan hanya langganan BK sebagai dua siswa berprestasi, mereka juga langganan dihukum karena sering berkelahi, menganggu orang sekitar dan banyak membuat tingkah yang bikin orang lain geleng-geleng serta beristigfar.
Seharian penuh, Cathrine berjibaku pada pekerjaannya yang menguras pikiran, tenaga dan mental. Saat lepas kendali, tanpa sadar dia akan membentak dan melontarkan kalimat pedas, bahkan tidak terkecuali beberapa bocah magang, sekalipun dia adalah anak yang dimanjakan Papi-Maminya ketika di rumah.
Namun, ini di perusahaan, beda lagi. Makanya, Cathrine dijuluki 'Lampir Galak' di grup gosip kantor~
Meja kerja yang berantakan, duduk tidak bisa diam dan sesekali akan terjeda melakukan aktivitas lain, sampai layar ponsel berkedip berkali-kali dia hiraukan. Seharian ini, dia hanya berkutat ke kertas, tablet dan set PC tiga layar spek gahar itu.
Sesekali, mengecek ke ponsel satunya yang khusus berisi rekan kerja, staf perusahaan dan UMKM langganannya, biasa dia pesan makan siang di sana.
Ting!
Sederet nomor WA masuk ke ponsel kerjanya,
Nomor Tidak di Kenal
| Hehehe, rasain yang hampir masuk RSJ karena ga becus kerja :p
| Makan noh kasus!!
| eh btw makasih loh tumpangan keviralannya, penjualan produk gue jadi meroket tinggi~
| Otw liburan keliling Eropa nich gue, duluan Yach [ foto barang bawaan di koper, booking tiket via online pada tablet dan muka tengil lelaki bergigi harimau ]
| Bye org yg ga bisa kerja WKWKWK
Catherine yang kebetulan tengah menggunakan ponsel satunya, langsung membaca notifikasi pesan itu dan memencet profil pengguna. Dia berdiri dan menggebrak meja, amarahnya kembali meledak.
"Brengs*k!"
Catherine memang belum menemukan bukti kuat, tetapi dia yakin Glenn salah satu yang berkontribusi dalam kasus yang menodai reputasi perusahaan HA. Dia menatap arloji, meraih jasnya dan melesat pergi setelah memesan taksi online.
.
.
.
"CATHRINE HARYONO! CEPAT BERI AKU PENJELASAN, APA-APAAN VIDEO INI!"
Jam 03.02, tangan kiri Indra mencengkeram erat pundak Cathrine yang mengenakan gaun pendek bertali berwarna maroon, sedangkan tangan kanan menunjukkan tablet dengan thumbnail istrinya dan orang lain. Catherine masih setengah sadar, kesulitan mencerna apa yang sedang terjadi, pandangan kabur dan kepalanya nyut-nyutan, nyeri.
Malah salah fokus apa yang dia kenakan, "Loh, ini masih mimpi? Lucid dream kah? Bukannya waktu tidur kemarin gue ga ganti, ya, langsung molor ... Kok gue sekarang pake beginian?"
Mata Indra menyalang, urat leher kencang dan darahnya panas mendidih. Kesetanan. Menarik lengan Cathrine yang hendak tidur lagi, dan mempertontonkan video berdurasi 30 detik itu.
"Apa, sih, Ndra ... Pagi-pagi gini, bukannya ngajak tahajud, malah sesat! Buat apa nunjukin video b*k*p ke gue? Gue juga bisa nonton sendiri, ya ..."
Mata Cathrine langsung membulat. "Loh? Eh? Kok ... Kok ada gue di situ, anj*r? Ngapain?!"
Muka Indra menuntut jawaban kepada ISTRINYA. Wajahnya merah padam, dada naik turun dan hati ngilu yang tersayat-sayat. Dia saja tidak pernah merekam video panas bersama istrinya, mengapa ada video ini? Namun, bukan itu poin utama, yang menjadi permasalahan adalah penjelasan adanya video ini!
Indra terus-menerus mencercanya dengan nada tinggi, serangan fisik brutal dan wajah murka menyeramkan. Menuntut penjelasan, kepala Cathrine berdenging seakan mau pecah dan suara-suara penganggu itu muncul kembali. S*al.
"MAH! INI ENGGA BENER, KAN?!" seru Indra, " ... SEBENCI-BENCI ATAU SEENGGAK CINTANYA KAMU, NGGA MUNGKIN MENGKHIANATI SAYA, KAN?!"
