Apa yang kamu rasakan ketika lingkupan kehidupan sehari - hari dalam dunia kecilmu yang selalu menonton dan hanya selalu menuggu setiap hari demi hari berganti secara alami , tiba - tiba berubah menjadi hal yang paling menakjubkan dalam hidupmu..?
Itulah yang terjadi pada saya .
Saya Shen Yuemi seorang karyawanti biasa 32 tahun yang bekerja selama 8 jam dengan gaji yang cukup memenuhi kebutuhan hidup sehari - hari.
Yang selalu menjadi waktu ternyaman sambil menikmati membaca karya cerita tentang fantasy terutama dominasi wanita. Selalu berkhayal hidup di dunia itu dan hidup nyaman dan damai menjadi kenyataan....
Itulah yang saya alami.....
Heheheheeeeeheeeheee......
Banzai ..... Banzai......
Aku datang kehidupan baru.....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Risa Ki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 4. Makan malam yang penuh pengorbanan
T--I--D--A--K. Jeritan hatiku terdalam. Aku bukan mempunyai dua suami tapi tiga!!!
Aku pasrah dalam menerima fakta bahwa aku memiliki tiga suami . Dan semua masih di bawah umur. Bayangkan wanita dewasa berumur 32 tahun menikah dengan anak SMP di bawah umur. Pelanggaran etika dalam kehidupan masyarakat. Tapi untungnya sepertinya aku pindah ke dunia dominasi wanita yang menganut sistem poliandri.
Satu titik merasa bersalah dan satu titik merasa beruntung.
Sambil merapikan pikiran , aku berjalan menyusul ketiga bersaudara Hida tersebut ke dalam ruang makan.
Di atas meja terdapat piring tertata rapi. makanan yang entah bagaimana ketika aku melihatnya merasa begitu menyedihkan . Di depan saya tersaji nasi tapi mirip seperti bubur tapi juga tidak bisa di sebut bubur. Karena di dalam mangkuk terdapat beberapa butir nasi dengan air yang berlimpah. Sehingga terlihat begitu encer. Ketika aku menyendok yang di dapat hanya sesendok air hangat tanpa terasa nasinya. Dan ada sayur hijau bewarna kuah bening transparan. Aku tidak tahu ini sayur atau rumput ? Karena terasa begitu hambar dan hanya terasa air hangat saja. juga ada sepotong roti yang begitu keras sehingga sulit di gigit dan di kunyah . Aku yakin bahwa akan ada gigiku yang tanggal kalau terlalu lama mengigit dan mengunyah dengan benar. Sehingga jalan keluarnya harus menelan secara susah payah karena begitu keras dan kering.
Aku melihat tiga bersaudara keluarga Hida makan dengan begitu anggun dan tenang. seakan menikmati makanan yang lezat. Sehingga aku tidak berani bertanya dan protes . Aku berusaha menelan makanan tersebut dan membutuhkan usaha keras untuk menghabiskan satu mangkuk nasi air, satu mangkuk sayur hambar dan sepotong kue keras.
Aku pikir nanti malam aku pasti akan sakit perut. Benar - benar makan malam yang penuh pengorbanan.
Dalam keheningan makan malam aku merasa tercekik dan kurang nyaman dengan keadaan ini, jadi aku harus berani memulai percakapan untuk menghilangkan suasana yang kurang enak ini.
"Apa yang besok ingin kalian lakukan"? Aku pertama kali membuka percakapan dengan senyum ramah sambil bertanya dengan ramah.
Dan kurang beruntungnya aku yang menanggapi pertama kenapa harus si bermulut ganas ini.
"Huh, apa lagi bisa kami lakukan. Kami mempunyai begitu banyak pekerjaan yang di lakukan , seakan tidak akan pernah cukup selesai dalam sehari. tidak seperti seseorang yang begitu mempunyai waktu luang dari pagi sampai sore. Hingga begitu membuat kami kelelahan seharian." Huh dia pikir siapa yang membuat kami begitu kelelahan. Harus mengurus ladang tiga hektar tanah yang harus kami selesaikan. Agar dapat mengejar ketinggalan penduduk lain yang sudah memulai menanam. Kami harus berjuang menghilangkan semua batu dan rumput liar yang tumbuh agar dapat memulai menanam untuk panen masa mendatang.
"......." Apakah aku harus menutup mulut yang ganas itu dengan roti keras ini? Tahan.... Kasihan roti tidak bersalah ini. Aku memutar mataku dan lanjut bertanya
"Baiklah jadi rencana kalian ingin melanjutkan mengurus ladang, bagaimana kalau kali ini aku ikut membantu?"
"Huh! Hanya kata - kata yang kosong. Wanita, kami tidak perlu bantuan!!". Huh! Ingin membantu . Omong kosong apa lagi ya wanita ini katakan.
"....." Ok, sekarang juga aku benar - benar ingin menyumpal mulutnya. Baik kita lihat siapa dia antara kita yang paling ganas mulutnya.
" A~~~zhi , apakah harus kamu berkata begitu galak terhadap tuan istrimu tercinta ini?" Sambil menutup mata dan menundukkan kepala aku menangis tersedu - sedu , tidak lupa menggerakkan bahuku naik turun. Mari kita adu siapa yang kuat di antara kita berdua.
"K-- k--kau wanita tidak tahu malu. Sebagai seorang wanita bagaimana bisa kau menangis seperti laki - laki. Apa kau tidak tahu malu?" Apa yang coba wanita ini lakukan lagi? Aku Hida Renzhi tidak percaya tidak dapat mengatasi kelakuan aneh wanita ini.
" Azhi , sekarang kamu tidak membantah lagi ketika aku memanggilmu dengan "Azhi". Aku sebagai tuan istrimu merasa bahagia" . Dengan mengangkat kepala menatapnya dengan penuh rasa tidak percaya dan bahagia . Mari kita adu siapa yang terhebat.
"S--- siapa menerimanya!!" Hida Renzhi berdiri dan mendobrak meja dengan kedua tangan.
Aku benar - benar tidak tahu apa ada yang salah di kepala wanita ini. wanita ini benar - benar gila.
"Zhi'er sudah cukup". Apa yang di pikirkan saudara ke dua, apa dia tidak melihat bahwa tuan istri sedang menggodanya. Aku berbalik dan berdiri di depan tuan istri serta agak membungkukkan badan sedikit.
"Saya merasa bersyukur ketika tuan istri ingin membantu kami ". Zhi'er begitu ceroboh karena tidak melihat bahwa tuan istri telah berubah.
Suasana begitu menyesakkan lagi...
"Ekkkhhmm. Baiklah jika kamu bilang begitu aku akan membantu dengan senang hati. Masalah Azhi tidak perlu khawatir. Aku suka dengan semua yang ada pada Azhi~~~". Karena kakak pertama sudah bicara , kita sudah cukupkan hari ini.
Aku tuan istri yang pengertian...
"Siapa yang kau panggil...!" Sebelum selesai aku bicara, kakak menatapku dengan tatapan yang dingin. Ada apa dengan kakak kenapa begitu membela wanita tidak tahu malu ini?
Huhhh, lebih baik aku menyelesaikan makan , biar tidak perlu melihat wanita tidak tahu malu itu.
Suasana begitu tenang lagi. Aku melanjutkan perjuangan menghabiskan makanan yang ada di piringku.
Beberapa saat kemudian saudara ketiga keluarga Hilda mendorong kursi dan berdiri dan membisikkan setiap kata sambil membawa piring dan membuat suasana begitu ambigu .
" Yuemi kecil, aku sudah selesai makan dan ingin mandi lalu tidur. jangan rindukan aku , kita akan segera bertemu dalam mimpi. Dan Yuemi kecil harus cepat tidur agar kita cepat - cepat bertemu~~" kecup pipi dan berjalan menuju dapur.
"......" Hampir saja aku ingin menyemburkan makanan yang aku makan tapi berhasil aku tahan dan aku telan dengan susah payah.
Ya ampun, si kecil ini begitu ganas seperti saudara ke duanya dalam artian tertentu. Apakah benar dia berusia 15 tahun? Apa yang bisa aku lakukan ? Cuma hanya membalas dengan senyuman canggung sambil melihat reaksi dari para saudara lainnya. Dan untungnya mereka tidak tahu atau hanya pura - pura tidak tahu. Dan aku hanya bisa melanjutkan perjuangan makan.
Beberapa saat kemudian,
Ketika aku melihat dua lainnya selesai makan. Aku masih berakting untuk memakan makanan tersebut secara biasa tanpa terlihat susah payah dan sedih.
Setelah selesai makan mereka bertiga pergi ke dapur yang berada di luar rumah untuk mencuci semua piring dan peralatan makan mereka. Dan aku menunggu sampai mereka selesai mencuci dan berusaha dengan sekuat tenaga untuk menghabiskan semua makanan yang ada di piring.
Dan malam tanpa terasa tiba. Karena aku tidak tahu sekarang jam berapa . Aku ingin segera mandi dan menyegarkan diri. Tetapi tidak tahu di mana kamar tidurku jadi aku harus terpaksa menunggu mereka memasuki kamar mereka. Sehingga aku tahu kamarku tanpa harus bertanya yang akan menimbulkan kecurigaan. Berpura - pura duduk di halaman sambil menikmati indahnya malam adalah jalan keluarnya.
Dan akhirnya mereka bertiga secara bergantian memasuki kamar yang sama untuk mengambil ganti baju. Dan akhirnya aku terbebas akting menikmati indahnya pemandangan di malam hari.
Memasuki kamarku setelah berkorban mendonorkan darah pada nyamuk yang di luar. Saya melihat ke dalam lemari pakaian yang begitu menyedihkan. Di dalam lemari hanya ada dua pasang baju yang sudah agak pudar warnanya karena terlalu sering di cuci. Jadi aku hanya mempunyai tiga pasang baju termasuk yang saya pakai.
Hufft, begitu menyedihkan pemilik asli tubuh ini.
Aku menuju yang di sebut kamar mandi di belakang rumah. Dan aku terkejut dan merasa tidak bisa berkata - kata lagi. Karena kamar mandi tersebut hanya di kelilingi bambu setinggi dua meter yang beratap langit. Dan yang menyedihkan lagi aku harus bolak balik mengangkat air yang ada di sumur depan sebelah dapur di luar rumah.
Dan terpaksa harus menggunakan air dingin untuk mandi karena sialnya aku tidak tahu bagaimana menggunakan kayu bakar dan menyalakan api.
Setelah kedinginan setelah selesai mandi . Aku langsung berlari menuju tempat tidur yang keras dan cukup hangat dengan jerami yang di atasnya di taruh dan selimut yang berat.
Sambil melihat atap jerami . aku akhirnya benar - benar yakin akan peristiwa menakjubkan melewati dunia wanita.
akhirnya aku tahu mempunyai tiga suami di bawah umur dan indentitas tiga bersaudara keluarga Hida.
Dengan kelelehan mental , fisik , jiwa dan raga selama seharian. Aku menenangkan pikiran untuk menghadapi hari esok yang panjang dan bertahan sambil menikmati yang ada di dunia ini. Tanpa terasa kantuk datang . aku tertidur lelap.
Dan Aku begitu saja melupakan kata - kata ambigu si bocah nakal kecil itu.
Di dalam kamar tiga bersaudara Hida
Saudara pertama ,
Hida Arong yang tidur di posisi paling luar kasur. sedang merenungkan segala tingkah laku sepanjang sore hari . tuan istrinya terasa berbeda. Seakan istri tuannya berubah menjadi orang lain. Serta tingkah saudara ketiga. Apakah saudara ketiga menyadari perubahan tuan istri dan mulai menerima tuan istri? Apakah aku juga perlu berubah dan menerima tuan istri?
Saudara kedua ,
Hida Renzhi yang tidur di tengah di antara dua saudaranya juga memikirkan wanita tidak tahu malu itu .
Merasa begitu aneh dengan tingkah wanita itu yang sepanjang sore tadi yang selalu memulai pertengkaran adu mulut dengannya. Apakah wanita tak tahu malu itu mempunyai rencana baru untuk mempersulit kami bertiga?
Dan apa yang dilakukan saudara ke tiga ?
Apa dia tidak takut pada wanita tidak tahu malu itu?
Saudara ketiga ,
Hida Ziyu yang tidur bagian terdalam.
Tidur dengan nyenyak setelah berhasil membuat panggilan kursus dengan Yuemi kecil.
menggoda Yuemi kecil dan mencium pipi lembut dan wangi Yuemi kecil.
Aku jadi tidak sabar menunggu pagi datang dan bertemu Yuemi kecilku ~~
Semua orang tidur dengan pikiran masing - masing . Dan sang tokoh utama wanita kita tidak tahu apa yang akan menyambutnya di esok hari.
Nantikanlah.....