Demi menyelamatkan nyawa sang Ibu agar terus tetap bertahan di samping nya, Tembok kokoh yang selama ini ia jaga sekuat tenaga akhirnya terpaksa di terobos juga.
Naima membutuhkan uang yang sangat banyak, sementara Anjani ibu nya Bagas membutuhkan sosok seorang menantu sekaligus cucu untuk keluarga Haditama.
Akan kah trauma masa lalu itu sembuh secara perlahan atau malah menimbulkan luka baru lagi bagi Naima?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon oland sariyy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ibu Tidak Boleh Kesepian
Sedang kan di daerah pelosok sana, Bagas dengan di temani Dimas sudah duduk manis di dalam mobil.padahal ia baru saja keluar dari kantor tetapi langsung di sambut dengan kegiatan yang lain.Bagas pun terpaksa mengganti pakaian di kantor karena tidak punya banyak waktu untuk bolak-balik ke rumah lagi.
" Ini langsung ke tempat pesta atau mampir kemana dulu Bos?" tanya Dimas pada Bagas.
Padahal sejak kemarin ia sudah mengatakan bahwa Aliya lah yang akan menemani Bagas malam ini,namun Bagas tidak setuju dengan ide Dimas.aliya yang sudah sempat merasa senang karena akan pergi berduaan dengan Bagas, langsung di buat kecewa setengah mati karena penolakan dari Bagas.alasan pria itu karena Aliya yang kecentilan, tidak cantik seperti seseorang dan dia malas melihat wajah Aliya.sejak tadi Aliya terus menangis mengingat jawaban dari Bagas yang menurut nya sangat konyol sekali.sementara Bagas sama sekali tidak merasa bersalah kepada Aliya yang pulang ke rumah dengan mata bengkak nya.
" Langsung ke tempat pesta saja." jawab Bagas dengan nada suara datar lalu kembali lagi fokus menatap tab di tangan nya.
Dimas mencebik kesal mendengar jawaban dari Bagas,ingin sekali rasa nya ia mendorong Bagas keluar dari mobil sangking banyaknya tingkah Bagas yang membuat dia muak.
Mobil mewah milik Bagas yang di kendarai oleh sopir pribadi nya pun melaju perlahan menuju ke sebuah tempat.
" Ini kita ada di mana?" tanya Bagas sambil menatap sekitar.mobil mewah itu sudah berhenti sempurna di sebuah lahan parkir yang sangat luas tentu nya.
" Ya di tempat pesta nya lah Bos! Memang nya di mana lagi? Ini kan sudah sesuai dengan alamat yang tertulis di kartu undangan."sungut Dimas di hadapan Bagas.
"Kamu pikir kerjaan Aku cuman mengingat alamat pesta saja!" jawab Bagas cepat.
Lalu keluar dari mobil meninggal kan Dimas yang menggerutu tidak jelas membuat sopir pribadi Bagas tertawa melihat kelakuan Dimas.
Di pesta tersebut orang-orang yang hadir di sana terus mengagumi sosok Bagas sebagai CEO muda yang tampan,pintar ,kaya raya, tentu nya jenius dalam berbisnis.
"Selamat malam Pak Bagas." sapa salah satu rekan kerja Bagas yang tidak sengaja berpapasan dengannya.
" Selamat malam juga untuk Pak Simon."balas Bagas lalu menerima uluran tangan dari Pak Simon.
" Anda ternyata masih betah melajang ya Pak Bagas." ujar Simon melanjutkan pembicaraan.
" Untuk sekarang iya, mungkin di pertemuan selanjutnya sudah berbeda lagi."apa yang Bagas katakan sesuai dengan kenyataan, setelah pindah dari sini ia pasti akan di paksa menikah dengan wanita pilihan Mama nya.
Masih ada banyak lagi rekan kerja ataupun pengusaha kelas menengah yang ingin bersalaman dan mencari simpati dari Bagas, karena sudah terlalu lelah dan malas meladeni omong kosong itu,Bagas langsung mengambil posisi duduk di bagian pojok sedikit menjauh dari keramaian.
Pesta berjalan dengan lancar dan meriah,tapi hanya Bagas yang terlihat tidak menikmati pesta ini.Bagas yang sudah merasa bosan lalu menatap pada jam mewah yang melingkar di pergelangan tangan kiri nya.ternyata sudah menunjukkan pukul 00.15 wib.sudah terlalu lama dia berada di tempat asing ini.
" Kamu minum ?"tanya Bagas kepada Dimas yang berjalan sedikit sempoyongan dengan sebelah tangan masih memegang gelas berisi cairan bening.
" Sedikit, minuman ini obat stres biar Aku nggak cepat gila menghadapi Kamu." tutur Dimas dengan mata yang memerah.
Dimas sama sekali tidak berencana meneguk minuman memabukkan ini, tetapi ia segan untuk menolak ajakan minum dari rekan kerja Bagas .ia sudah mencari keberadaan Bagas namun tidak bertemu juga,demi menghormati rekan kerja mereka Dimas rela mengganti kan posisi sepupu nya yang tidak pernah suka menyentuh minuman haram ini.
" Terserah...Kita pulang sekarang."ucap Bagas sambil menarik tangan Dimas untuk ikut bersama nya keluar dari tempat ini.
Bagas takut keadaan Dimas ini di manfaatkan sama musuh nya, jika sampai terjadi sudah pasti perusahaan mereka dalam masalah yang besar.
Sedangkan di rumah sakit,Lara yang mendapat kan kabar tentang kondisi Maryah lebih memilih meninggalkan pekerjaan nya lalu menemani Dito menjaga Maryah yang masih tetap setia memejamkan mata nya.
Sejak tadi sudah bergantian tim medis yang masuk ke dalam sini.tapi tidak satu pun di antara mereka bersedia memberikan jawaban yang pasti mengenai kondisi Maryah saat ini.
" Dito! Ayok ikut Mbak Lara." ajak Lara sambil menggandeng tangan Dito yang sejak tadi duduk dengan tatapan mata kosong.
Lara sangat tahu seberapa terpukul nya Dito saat ini,ia datang ke sini atas inisiatif nya sendiri, selepas dari tempat nenek nya tadi Lara berencana untuk mengobrol santai dengan Maryah, namun ia malah mendapatkan kabar yang sangat mengejutkan dari tetangga sebelah mengenai kondisi Maryah yang tadi pagi di larikan ke rumah sakit.
Lara marah kepada Naima yang tidak mengabarkan kepada nya ,namun hati kecil nya terus berbisik kalau Naima pasti sedang panik saat itu jadi belum bisa mengabari nya.
" Ini makan dulu nasi nya,menjaga Ibu juga butuh tenaga To." ucap Lara sambil meletakan sepiring nasi putih lengkap dengan ayam goreng sambal di hadapan Dito,tak lupa juga segelas teh hangat untuk membahasi tenggorokan Dito yang sudah sangat kering.
" Aku masih kenyang Mbak,nasi nya buat Mbak Lara saja." Dito ternyata juga tidak nafsu makan setelah melihat kondisi ibu nya yang masih tidak sadar kan diri.
Meskipun Naima sudah berulangkali mengingatkan dia agar tidak telat makan, tetapi Dito bergeming duduk menanti kabar yang akan dokter sampai kan kepada nya.sejak tadi sedikit pun Dito tidak beranjak dari depan ruang perawatan sang ibu.jika bukan karena paksaan dari Lara, mungkin saat ini Dito masih tetap bertahan di posisi semula.
" Makan To! Kalau nggak makan Mbak laporkan sama Mbak Naima ya,biar Kamu di suruh pulang ke rumah." ancam Lara sukses membuat Dito patuh kepada nya.
" Wajah Kamu sangat pucat sekali,Mbak tahu Kamu tidak ada selera untuk menyentuh makanan ini,tapi di paksa saja ya ! Yang penting ada pengganjal perut.nggak lucu kalau Kamu juga ikut di rawat di sini,kasian Mbak Naima,To!" seru Lara berusaha memberikan pengertian kepada adik sahabat nya yang juga sudah dia anggap sebagai adik nya sendiri.
" Iya Mbak,tolong jangan kasih tahu Mbak Naima tentang ini." mohon Dito yang tidak mau membuat Kakak nya semakin kepikiran terhadap dia.
Lara mengangguk sambil tersenyum lebar kepada Dengan menyebut nama Naima saja langsung membuat Dito patuh,lain kali akan dia gunakan kembali jurus ini.
" Tergantung keadaan,jika makanan ini habis maka Kamu selamat dari Omelan Mbak mu." ujar Lara berusaha mencairkan suasana hati Dito.
Dito benar-benar menghabis kan nasi pemberian dari Lara,entah karena lapar atau takut dengan ancaman Lara, yang jelas saat ini perut nya tidak kosong lagi dan wajah pucat nya pun perlahan sirna.
" Pelan-pelan minum nya To." Ucap Lara sambil mengusap punggung Dito yang terbatuk-batuk bahkan sampai membuat wajah nya berubah menjadi merah.
" Maaf Mbak! Aku pengen cepet-cepet balik ke tempat tadi, nanti Ibu nyari Aku." nyes....Kedua mata Lara langsung berkaca-kaca mendengar ucapan Dito.
Beruntung sekali wanita yang menjadi pendamping Dito kelak, sudah penurut,sayang ibu nya, pekerja keras dan yang pasti pintar cari uang.di mana pun berada Dito selalu ingat kepada Ibu nya padahal kondisi nya saat ini mereka masih berada di kantin rumah sakit.
" Mbak Naima masih kerja! Aku takut Ibu kesepian di dalam sana." ujar nya lagi semakin membuat Lara tak kuasa membendung air matanya.
" Ibu pasti sembuh kan Mbak! Ibu nggak akan pergi meninggalkanku dan Mbak Naima kan Mbak?"
" Aku cuman punya Ibu di dunia ini, tolong sampaikan kepada semesta untuk tidak mengambil ibu dari hidup kami."
Bersambung..
Jangan lupa like dan tinggal kan jejak kalian di kolom komentar ya guys...
Bantu rate ⭐ ⭐ ⭐ ⭐ ⭐ juga ya biar Author semakin semangat dalam menulis nya.
Dari kisah luka yang pertama dan lanjutan tetap oke ceritanya....
setiap episode cerita pasti ada plot twistnya....
berharap naima dan bagas bahagia selamanya ❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️
Semoga sukses kakk othor❤️
Semoga pernikahan naima dan bagas langgeng tanpa ada drama ulat bulu....
dan buat naima kamu harus hilangkan rasa tidak enakan takutnya semakin kamu merendah semakin orang lain senang akan menghina dirimu.... jadilah naima yg tegas, percaya diri, hilangkan rasa trauma itu agar rumahtangga kalian terjalin nyaman, ...
bagas, kamu sudah berjanji untuk membahagiakn naima jgn sia" kan dia, dia sudah terlalu tersakiti oleh trauma yg dbuat pak rudi dan kamu harus mengambil segala tindakan untuk orang2 yang ingin berbuat licik atau jahat kepada naima....