NovelToon NovelToon
Alenia Cinta Milik Juliette

Alenia Cinta Milik Juliette

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Romantis / Cintamanis / Balas Dendam / Cinta pada Pandangan Pertama / Romansa
Popularitas:607
Nilai: 5
Nama Author: Inge

Suatu rangkaian perasaan untuk menjadi sebuah kisah cinta yang sempurna milik Juliette. Bermula dari pertemuan dengan seorang pria yang bernama Ronald sehingga mereka menjalin hubungan asmara yang diisi dengan suka duka, up and down, intrik dan terkuatnya sebuah rahasia. Mampukah Juliette mempertahankan hubungan asmaranya yang tidak selalu sesuai dengan keinginan mereka? Di rangkaian kata - kata kisah cinta milik Juliette inilah tertulis sehingga terbentuk Alenia Cinta Milik Juliette.
Happy reading 😁

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Inge, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ronald Sean Mottola

Ada seorang lelaki yang sedang berdiri di depan dinding kaca sebuah ruangan sambil menatap pemandangan kota New York yang tertata rapi. Lelaki itu bernama Ronald Sean Mottola. Dia seorang founder, owner dan CEO sebuah perusahaan yang bergerak di bidang situs web yang sudah mendunia dan market place. Pria yang sudah berusia tiga puluh lima tahun itu tumbuh menjadi seorang pria tampan yang hebat dan digilai semua kaum hawa. Bahkan dia seorang Casanova yang tampan karena banyak sekali para wanita yang ingin berhubungan intim dengannya. Pria itu memiliki postur tubuh yang proporsional dan tinggi 185 centimeter.

Selain itu, dia juga memiliki kecerdasan dan bakat alami dalam dunia komputer, internet dan bisnis sehingga dia lulus dengan predikat suma cumlaude dari Universitas Oxford jurusan teknik informatika dan manajemen bisnis di usia belia. Selain menjadi seorang pengusaha yang sukses, dia juga merangkap sebagai mafia dan hacker. Dia terkenal arogan dan kejam. Namun walaupun begitu tidak sedikit pengusaha lain yang berbondong-bondong datang untuk melakukan kerja sama dengan perusahaannya.

Namun dibalik kesuksesan, Ronald mengarungi kehidupannya dengan gigih sehingga dia bisa menghadapi kenyataan takdir kehidupan yang begitu pahit. Ibunya meninggal ketika dia berusia lima tahun. Sebelum ibunya meninggal, ibunya mengalami stroke ketika dia berusia tiga tahun. Baru sebulan ibunya sakit, ayahnya membawa beberapa wanita ke rumahnya untuk melampiaskan hasrat biologis ayahnya yang bernama Sean Mottola.

Salah satu wanita pelampiasan hasrat biologis ayahnya yang Ronald ketahui wanita itu adalah Julia Accardi. Bahkan Ronald pernah secara langsung menyaksikan bagaimana ayahnya memperlakukan seorang wanita yang dibawa ayahnya ke dalam kamar di atas tempat tidur. Semua itu membuat Ronald muak dan benci sehingga dia tidak mempercayai arti dari sebuah cinta. Baginya cinta adalah kebohongan. Bilang cinta namun dibalik kata cinta itu ada sebuah pengkhianatan yang menusuk dari belakang.

Sungguh jijik dengan arti kata cinta. Dari dampak itu, dia menjadi seorang yang arogan dan suka bermain dengan para wanita di atas ranjang. Semua rasa yang dilalui oleh Ronald bersama dengan para wanita adalah rasa yang hanya ingin memenuhi kebutuhan biologisnya. Namun, baru pertama kali dia merasakan sesuatu yang berbeda ketika dia berdekatan dengan Juliette semalam sehingga dia meminta ke Eddy, atau sering dipanggil dengan Ed, untuk mencari tahu tentang Juliette.

"Bagaimana? Ada informasi apa tentang Dokter Juliette?" tanya Ronald tanpa menoleh ke Ed.

"Dia anak bungsu dari Tuan Albert Flint dan Julia Accardi, pemilik dari ICOM group, adiknya Tuan Alexander, Tuan Albern, dan Tuan Alvin. nomor 01347376896. Dia lahir pada tanggal 15 July 2000 di NYC health and Hospital. Dia salah satu pemilik klinik yang kemarin. Dia lulusan kedokteran ahli bedah dari Universitas Harvard. Alamat rumahnya di 16 cowdray park drive, Armonk. Dia sudah melamar ke semua rumah sakit yang di Amerika Serikat."

"Aku tidak menyangka dia adiknya Albern dan salah satu anak dari wanita jalang itu, Ed," ucap Ronald sambil membalikkan badannya menghadap salah satu sahabatnya sekaligus salah satu asisten pribadinya.

"Aku juga tidak menyangka mengenai hal itu," samber Ed.

Ronald menyandarkan tubuhnya di tepian meja kerja. Sedangkan Ed memandang perban putih yang melilit lengan sahabatnya. Perban itu terlihat masih baru, sedikit bercak darah samar terlihat di bagian tengahnya. Ed, melihat tatapan Ronald yang sedang memikirkan sesuatu, entah itu apa. Ronald menegakkan tubuhnya sambil tersenyum sumringah, lalu pandangannya tertuju pada Ed. Ronald berjalan menghampiri Ed yang sedang duduk di depan meja kerja.

"Aku harus mendapatkan gadis itu, Ed," ucap Ronald mantap.

"Untuk apa kamu ingin mendapatkan dia, sedangkan banyak wanita yang suka rela datang ke kamu tanpa kamu menginginkan. Apakah kamu jatuh cinta kepadanya?" ucap Ed, sambil menoleh ke Ronald.

"Tidak, andai dokter itu tidak menolongku, mungkin aku sudah mati sekarang."

"Kamu beruntung, Juliette bukan hanya berani tapi cukup gila untuk menempatkan dirinya dalam bahaya demi menyelamatkanmu. Apa karena itu kamu ingin mendapatkannya?"

"Bisa dikatakan seperti itu. Dia berbeda, tidak banyak orang yang akan melakukan itu, apalagi untuk seseorang yang tidak mereka kenal. Juliette tahunya aku buronan, Ed. Orang seperti aku lebih sering dianggap masalah daripada seseorang yang pantas diselamatkan. Tapi dia.... Juliette... dia tidak bertanya banyak, dia langsung bertindak."

"Sepertinya kamu terkesan dengan dokter cantik itu sampai kamu berani mencium bibirnya."

"Dia punya keberanian yang tidak banyak dimiliki orang lain. Itu yang membuatku terkesan kepadanya."

"Tumben kamu punya perasaan suka dengan seorang wanita, " celetuk Ed.

"Aku tidak mengatakan apa-apa soal perasaan. Aku hanya menghargai keberaniannya, itu saja."

"Jadi, apa rencanamu untuk mendapatkannya?"

"Aku akan menghubunginya, mendekatinya secara perlahan tanpa sepengetahuan keluarganya," ucap Ronald yakin.

"Tapi kamu harus hati-hati untuk mendekatinya."

"Iya, aku harus berhati-hati untuk mendekatinya karena dia adalah anak wanita tua itu dan satu-satunya adik perempuan milik Albern Flint, sedangkan aku seorang Ronald Sean Mottola."

"Ronald, aku dapat kabar bahwa Albern baru balik ke New York setelah hampir sepuluh tahun berada di Roma. Dia juga mendapatkan acara pelelangan nanti malam," ucap Eddy dengan sopan.

"Wow, kabar yang bagus."

"Apakah kamu mau penjagaan yang lebih ketat lagi untuk mengunjungi ke acara itu?"

"Tidak perlu, penjagaan yang sekarang juga sudah lebih ketat dari sebelumnya. Kapan dia sampai ke kota ini?"

"Pagi ini."

"Apakah Juliette ikut ke acara itu?"

"Sepertinya tidak, biasanya Tuan Alvin selalu mengajak Nyonya Julia."

"Oh, wanita jalang tu yang selalu datang, pantesan si tua bangka itu selalu hadir ke acara pelelangan sebelum dia kena stroke. Berarti itu kesempatan mereka untuk bertemu. Sebaiknya aku tidak usah datang."

"Tidak bisa Ronald, karena kamu harus datang karena kamu perwakilan dari Tuan Sean."

Ronald menoleh ke meja kerjanya karena bunyi getaran dari smartphone miliknya. Melangkahkan kakinya menghampiri meja kerjanya. Menyambar benda pipih itu, lalu melihat tulisan Ry dilayar smartphonenya. Menyentuh ikon hijau untuk menjawab panggilan telepon dari salah satu sahabat dan asisten pribadinya selain Eddy. Mendekatkan benda persegi panjang itu ke telinga kirinya.

"Hallo, Ronald aku punya kabar bagus," ucap Ryan atau sering disebut Ry.

"Apa itu Ry?"

"Aku punya calon penyanyi wanita yang cantik dan penuh talenta, apakah kamu berminat untuk menjadikan dia salah satu penyanyi wanita di perusahaan label musik milik Daddy kamu?"

"Bawa aja ke club milik pria tua itu, sekalian suruh dia bawa CV."

"Ok Bos."

"Apakah dia masih virgin?" tanya Ronald spontan.

"Sepertinya tidak, tumben kamu menanyakan tentang keperawanan seorang wanita," ujar Ryan bingung.

"Yah, aku lagi pengen aja main sama seorang wanita yang masih perawan," ucap Ronald sambil mengingat ciuman dia dengan Juliette.

"Kamu sudah tidak takut dituntut untuk mempertanggungjawabkannya?" tanya Ryan dengan nada meledek.

"Bawa dia setelah aku pulang dari New York," ucap Ronald tegas.

Sedetik kemudian Ronald menyentuh ikon merah untuk memutuskan sambungan telepon itu secara sepihak karena dia males menjawab pertanyaan Ryan. Menjauhkan benda pipih itu dari telinga kirinya. Menaruh benda persegi panjang itu di tempat semula. Dia tersenyum smirk ketika mendapatkan sebuah ide untuk menuntaskan keinginannya. Dia menoleh ke Eddy.

"Tolong kamu hadir ke acara pelelangan itu tanpa diriku, kamu yang mewakili si pria tua," pinta Ronald tegas.

"Saya usahakan, tapi kenapa kamu sangat tidak ingin menghadiri acara itu?"

"Aku mau mendapatkan Juliette seutuhnya dan secepatnya. Jika ada yang menanyakan diriku, bilang ke mereka bahwa aku belum sampai ke New York, ada kendala di tengah jalan," jawab Ronald mantap.

"Baik Tuan Ronald Sean Mottola."

🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸

Terima kasih banyak para reader budiman yang telah sudah membaca cerita novel ini, jangan lupa

Di like ☺

Dikasih hadiah 😊

Komentar, kritik dan saran 😊

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!