"Devan, ini aku bawain makanan lo buat kamu...sengaja aku masakkin buat kamu tadi pagi."
Pyarr!!!
Dengan tak merasa kasihan sedikitpun, cowok tampan membuang begitu saja kotak bekal yang ada diatas mejanya. Hal itu membuat beberapa teman sekelasnya menoleh dan menatapnya termasuk cewek yang memberikan bekal itu.
"Devan kok dibuang sihh? Aku sengaja bikinin ini buat kamu loh, kamu ngga suka nasi goreng ya? Atau mau aku bikinin yang lainnya aja besok pagi??"
"Stop ganggu gue dan ngga usah nampakin wajah lo didepan gue! Gue muak sama lo!"
"Tapi aku suka sama kamu Devan..."
"Gue ngga peduli sama perasaan sampah lo sialan!"
Kalaluna, gadis cantik yang bahkan menjadi primadona sekolah SMA Kesatria ini seharusnya gampang saat akan mencari pacar. Fisiknya yang cantik dengan tubuh yang ideal, nyatanya tak membuat Devan tertarik dengan Kalaluna dan ada anak baru yang tiba-tiba dekat dengan Devan. Kalaluna kesal sampai akhirnya masalah pun dimulai.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Senja Dilangit, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 4
"Ternyata lo ngga sepolos dan sekalem yang gue kira sebelumnya, apakah Devan juga ketipu sama sifat lo ini?" tanya Kalaluna.
Terlihat senyum tipis dan remeh dibibir Pretya, kedua tangannya terlipat didepan dada seraya membalas tatapan Kalaluna.
"Devan hm? Dia selalu tau gue dari kecil sampe sekarang adalah sosok gadis yang manis, polos, pendiem dan penurut. Dia juga selalu percaya gue dan yang terpenting ngga pernah nolak apapun yang gue kasih." Ucapan Pretya seperti sebuah sindiran untuk Kalaluna dan sepertinya Pretya memang berniat untuk menyindirnya.
"Sialan lo!" Kalaluna mulai kesal dan hendak memukul atau menjambak Pretya, tapi sudah lebih dulu ditahan oleh Tiffany dan Maurin.
"Eh eh, udah Lun ... Inget ya ini pesta ulang tahunya Angel, jangan bikin masalah," pesan Maurin.
"Gue sebel sama nih cewek Rin, Devan udah ditipu abis-abisan sama sifat muka dua nya dia dari dulu sampe sekarang." Kalaluna masih meronta-rona ingin di lepaskan dari cekalan tangan Maurin dan Tiffany.
"Udah biarin aja, nanti lama-lama juga ketahuan kok dan gue yakin kalau nih cewek bakalan jadi yang paling nyesel udah bohongin Devan pake muka duannya." Tiffany masih terus memegang tangan Kalaluna supaya tak membuat ulah disini.
Kalaluna masih berdecak kesal dan akhirnya memilih untuk menahan dirinya supaya tak membuat masalah disini.
"Ck. Liat aja ya, gue bakal pasti in hidup lo menderita di sekolah karena udah jadi muka dua!" ancam Kalaluna.
Setelah itu Kalaluna berjalan pergi meninggalkan Pretya, Tiffany dan Maurin menatap sinis kearah Pretya lalu berbalik dan menyusul Kalaluna. Meninggalkan Pretya yang masih tersenyum sinis melihat kepergian mereka.
"Ternyata cewek paling angkuh disekolah suka sama Devan. Gue ngga akan biarin lo dapetin Devan karena Devan cuma punya gue dari dulu sampe sekarang."
Pretya tersenyum licik dan penuh kemenangan, mungkin setelah ini harus lebih bersikap polos dan manis didepan Devan supaya cowok itu terus percaya kepadanya.
Kalaluna masih kesal dengan kejadian tadi, ternyata Pretya sudah membohongi Devan dengan sifatnya. Bagaimana bisa Devan percaya begitu saja dengan Pretya? Kalaluna yakin walaupun mereka beruda sudah jarang bertemu saat sudah besar seperti sekarang, tapi rasa percaya Devan kepada Pretya masih ada sampai sekarang.
"Cewek ular bermuka dua itu pasti akan jadi gue tambah susah buat deketin Devan. Ngga ada dia aja gue susah buat deketin Devan, apalagi kalau ada. Huft ...."
Tiffany menuangkan jus tanpa alkohol di gelas milik Kalaluna lalu memberikannya.
"Tenang Lun, kebohongan pasti akan segera terungkap secepatnya. Pretya ngga akan bisa lama-lama membohongi Devan lagi." Tiffany berusaha menenangkan Kalaluna yang sedang cemas.
Maurin menganggukkan kepalanya setuju dengan ucapan Tiffany. "Bener apa kata Fany, nanti juga cewek muka dua itu bakalan di tendang sama Devan, dan Devan pasti nyesel udah sia-sia in cewek secantik dan sebaik lo."
Kalaluna itu sebenarnya baik, hanya saja sikapnya sedikit angkuh kalau disekolah karena mentang-mentang menjadi primadona. Sama sekali bukan cewek yang friendly dan mudah berteman dengan orang lain. Meskipun begitu, Kalaluna selalu bersikap apa adanya tanpa dibuat-dibuat apalagi memakai topeng kebohongan.
"Makasihnya ya girls, kalian selalu dukung gue." Kalaluna tersenyum manis, rasanya beruntung memiliki teman sebaik dan selalu mendukungnya.
Tiffany dan Maurin menganggukkan kepalanya, kedua gadis cantik itu merangkul Kalaluna yang duduk ditengah-tengahnya.
"Kita kan bestie Lun, dari dulu sampe sekarang kita akan selalu bareng. Pokoknya apapun yang terjadi kita harus selalu bersama dalam suka maupun duka,"ucap Maurin.
"Lagipula kita juga sama-sama kesel liat cewek gila itu. Udah lo tenang aja, nanti kita cari cara sama-sama buat buka siapa dia sebenernya,"tambah Tiffany.
Kalaluna tertawa renyah, "Haha ... Kalau gini gue jadi tambah semangat deh buat kejar Devan sekaligus kasih tau ke semua orang siapa sebenernya si Pretya itu."
"Yaudah, sekarang lupain cewek muka dua itu dan lebih baik kita nikmatin pesta ini."
"Setuju. Yok kita dance, tuh disana rame." Tiffany menarik tangan Kalaluna dan Maurin untuk ngedance bersama yang lainnya di pinggir kolam renang.
Pesta ulang tahun yang diadakan oleh Angel itu berada dirumahnya sendiri. Tepatnya disamping rumah yang memiliki lahan luas serta cocok menjadi tempat pesta. Ada beberapa gazebo, kursi dan meja, ada juga yang berenang sambil menikmati pesta ini, dan masih banyak lagi.
*****
"Semalem pulang jam berapa, Kenzo?"tanya seorang pria paruh baya lengkap dengan stelan jas kantornya.
Kalaluna pura-pura tak mendengarkan pertanyaan sang Papa, rasanya muak kalau setiap pagi harus sarapan dengan kedua orang tuanya yang memarahi kembarannya.
"Jam 3 Pa,"jawab Kenzo.
Kalaluna melirik sinis kearah kembarannya yang duduk disampingnya, pantas saja wajahnya sama sekali tidak segar karena kurang tidur.
"Apalagi yang kamu perbuat kali ini? Menabrak orang lagi, hah?!"
Sudah bukan hal biasa kalau Bram marah-marah pagi ini, Stevy sebagai istrinya pun sudah sangat terbiasa. Salah putranya yang selalu membuat masalah dan membuat Papanya marah.
"Ngga sengaja Pa. Keadaan sedikit gelap dan ada di belokan. Mobil itu melaju kencang sampe akhirnya aku nabrak dia." Kenzo berusaha melakukan pembelaan sesuai dengan apa yang terjadi sebenarnya.
Mungkin Kenzo memang nakal dan suka membuat ulah, tapi cowok ini sama sekali tak berbohong dan mengada-ada. Kalau dirinya salah ya pasti akan mengatakan salah, tidak akan terbelit-belit membela dirinya sendiri.
"Lalu uang darimana yang kamu dapatkan?"tanya Bram.
"Uang siapa lagi lah Pa kalau bukan uang aku. Pokoknya Papa ganti ah semua uang aku yang dipinjem Kenzo dari dulu sampe sekarang ngga pernah dikembali in." Kalaluna cemberut saat mengingat berapa banyaknya uang yang sudah dipinjam oleh Kenzo dan tak dikembalikan.
Bukannya perhitungan dengan keluarga sendiri, tapi ini sudah sangat banyak Kenzo meminjam uangnya. Kalau ditotal semua mungkin kira-kira sudah sampai menembus milyaran.
Bram menghela nafas pelan lalu menganggukkan kepalanya, "Bilang saja sama Papa semua yang Kenzo pinjam dari kamu, nanti Papa transfer ke rekening kamu."
Kalaluna tersenyum lebar sambil menganggukkan kepalanya, "Okey Paaa ... Makasih."
"Dan Kenzo, Papa akan potong uang jajan kamu selana sebulan. Pikirkan baik-baik semua kesalahan kamu dan Papa harap kamu segera merenungi kesalahan kamu dan berubah menjadi lebih baik lagi."
Kenzo menganggukkan kepalanya saja, sedangkan Stevy juga hanya bisa diam, tak bisa melakukan apa-apa karena putranya ini yang salah. Kalaluna sendiri masih tersenyum-senyum karena uangnya akan kembali, mungkin nanti akan digunakan untuk jalan bersama kedua sahabatnya.
Cuman ini bau² nya Keivan mungkin bkln dibikin jadi punya sifat manja gitu kan? Misal kayak pas disekolah terkenal brandal, eh pas dirumah taunya manja bgt sama ortunya! Sumpah yg kayak gini tuh udh sering bet loh gw nemuin, dan semoga aja ini beda...