Suami Idaman

Setelah Reno, Nina serta anaknya pamit Rima hanya bisa tersenyum sendu melihat kebahagiaan itu.

iklaskan dia Rima, dia telah bahagia semoga kamu juga dapat menemukan kebahagiaan mu sendiri. (batin Rima)

Huftttt

Rima pun bangun dari duduknya dan berniat akan pergi dari tempat itu, ketika akan melewati pintu keluar ia tak sengaja bertabrakan dengan seorang nenek-nenek sehingga membuat tas belanjaan nenek tersebut jatuh ke lantai.

Bukkk.

"Astaga, maaf nek maafkan saya, saya benar-benar tidak sengaja. " ucap rima meminta maaf dengan panik lalu memingut tas belanja yang berserakan itu.

"Tidak apa-apa anak manis. "ujar nenek itu dengan tersenyum lembut ketika menerima tas belanjaannya yang terjatuh.

Melihat banyaknya tas belanjaan nenek tersebut membuat Rima dengan sepontan menawarkan bantuan.

" Nek.. apakah saya boleh membantu nenek membawakan tas-tas ini, sepertinya nenek agak kesulitan membawanya."tanya Rima dengan sopan.

"Apa tidak merepotkan mu nak..? "

"Enggak kok, mari nek." akhirnya Rima membantu membawakan tas belanjaan nenek Hani.

Anak yang cantik dan manis, semoga dia mau menikah dengan cucuku yang nakal itu. (batin nenek)

Saat sampai depan mobil nenek Hani mengucapkan terimakasih dan meminta Rima untuk ikut saja dengan mobilnya, namun Rima menolak dengan halus karena tak ingin kehilangan kesempatan nenek Hani meminta nomor telepon dan alamat rumah Rima dengan alasan ia ingin sekali bertemu Rima lagi.

"Benar kamu tidak ingin nenek mengantarmu pulang Rima.? " tanya nenek sekali lagi, namun Rima pun menolak nya dengan halus karena tidak enak.

"Tak perlu nek, aku juga sebenarnya akan pergi ke sesuatu tempat untuk membeli keperluan rumah. "

"Baiklah, tapi benar ya nenek boleh main kerumahmu nanti, soalnya nenek kesepian dirumah. " ucapnya dengan nada sedih.

"iya nek boleh kok, datang saja. "

"Ya sudah kalau begitu, nenek pamit kamu Hati-hati dijalan dan sampai ketemu lagi ya,dah anak manis. "nenek Hani melambaikan tangannya ke arah Rima dan meminta pak edi menjalankan mobilnya.

Rima yang masih berdiri ditempatnya memutuskan untuk mencari angkot dan ketempat tujuan awalnya, setelah sekian lama dan juga telah mendapatkan keperluan nya rima pun telah sampai dirumahnya.

hufttt

hari yang panjang dan melelahkan, sebaiknya aku segera mandi dan beristirahat.

setelah menaruh belanjaannya di meja rima memutuskan untuk mandi dan setelah selesai berpakaian kembali rima merebahkan badanya dikasur, ia menatap lagit-langit kamarnya membayangkan kembali kejadian yang ia alami hari ini.

"Dihatiku masih ada namamu mas Reno, namun aku sadar ,aku tak ingin menjadi orang yang egois, aku mengikhlaskan mu karena aku pun tahu Nina adalah perempuan baik dan dia tepat untuk dirimu,semoga kebahagiaan selalu ada dalam keluarga kecil kalian. " gumam rima dengan meneteskan air mata.

*move on rima, sesulit dan sesakit apapun yang kamu rasakan akan ada saat nya untuk dirimu merasakan kebahagiaan.

Drettttt*

Saat sedang melamun ponsel rima tiba-tiba berdering, ia mengambil ponselnya dan tertera nomor asing dilayar ponsel nya, ia pun menggeser tombol hijau untuk menerima panggilan telepon itu.

"Halo."

"Rima, anak manis ini nenek nak, kamu tak lupa kan dengan suara nenek?. "Rima langsung tersenyum ketika mendengar suara nenek Hani.

"Tentu ingat nek. "

"Syukurlah nenek kira kamu tidak ingat dengan nenek, oh iya besok kamu ada kegiatan atau pekerjaan tidak?. "tanya nenek.

" enggak ada nek, memangnya ada apa ya?. "

"Besok kamu temani nenek ya, nenek jemput besok!, pokoknya kamu nggak boleh nolak titik. " ucap nenek dengan memohon.

"E-mm baiklah. "Rima menerima ajakan nenek Hani karena ia tak memiliki kegiatan apapun besok serta ia juga merasa nyaman saat bersama dengan nenek hani.