NovelToon NovelToon
Mr. Arrogant Vs Mrs. Salihah

Mr. Arrogant Vs Mrs. Salihah

Status: tamat
Genre:Contest / Nikahmuda / Tamat
Popularitas:4.9M
Nilai: 4.9
Nama Author: Tri Ani

ig : tri.ani.5249

Hidup ini berjalan sering kali tak sesuai dengan harapan dan keinginan kita, Allah lah yang paling tahu tentang kita dan akhir cerita kita. Aisyah Ratna, seorang agdis belia yang memimpikan bisa menikah dengan seorang pria yang sholeh yang akn membimbingnya, tapi sebuah takdir malah mempertemukan dengan pria arrogant yang jauh dari mengenal agama.
Hatinya begitu hancur saat seseorang yang bernama Kevin Alexander tiba-tiba hadir dalam hidupnya dan meminangnya. Apakah hidupnya akan bahagia setelah menjadi istri seorang Kevin Alexsander? Bisakah ia melupakan cintanya pada seorang pria anak ustad bernama Fahmi?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tri Ani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kepulangan gus fahmi

Seperti yang di katakan oleh Alex, sore itu juga anak buah alex kembali datang ke

rumah Aisyah dengan membawa surat perjanjian yang isinya sesuai dengan

persyaratan yang di ajukan oleh Aisyah.

“Selamat sore nona Aisyah!” sapa Leon, asisten Alex.

“Iya!” Aisyah mengerutkan keningnya saat melihat pria asing di depan rumahnya dan mengenal siapa dirinya.

“Saya ke sini mewakili tuan Alex membawakan ini untuk nona Aisyah!”

Aisyah baru tahu jika itu anak buah Alex, sebelumnya ia tidak pernah melihat pria itu, Alex selalu saja datang sendiri tanpa pria itu.

“Silahkan duduk, maaf di luar saja ya soalnya tidak ada pria di dalam!” ucap Aisyah sambil mempersilahkan pria asing itu untuk duduk di kursi plastik yang ada di teras rumahnya.

“Tidak pa pa nona!”

Mereka pun duduk di teras rumah yang ada dua kursi di sana yang terpisah oleh sebuah

meja kecil di tengahnya yang juga berbahan plastik dengan sebuah bunga hidup di atasnya.

"Ini surat perjanjian yang telah tuan Alex buat, nona!" ucap Leon sambil meletakan map itu di atas meja beserta bolpoinnya juga.

Aisyah pun segera mengambil map itu beserta bolpoinnya juga.

“Silahkan baca dulu nona, sebelum anda memberikan tanda tangan!” Leon kembali memperingatkan Aisyah, ia sudah begitu paham dengan tuannya, tidak mungkin tuannya melakukan perjanjian yang bisa merugikan dirinya sendiri.

Ia begitu menyayangkan karena saat ini yang menjadi sasarannya adalah wanita sebaik Aisyah, walaupun ia tidak mengenal wanita di depannya tapi ia yakin jika wanita di depannya itu adalah wanita baik-baik.

“Baik!”

Aisyah pun segera memeriksa map itu, ia membaca kata demi kata secara teliti, ia tidak

mau jika ada perjanjian dari mereka ada yang tidak sesuai dengannya.

“Di poin delapan, kenapa saya harus ikut kemanapun tuan Alex pergi?” tanya Aisyah

setelah melihat syarat yang di ajukan oleh Alex.

“Iya nona, karena pekerjaan tuan Alex mengharuskan beliau untuk sering bepergian ke luar kota bahkan keluar negri!”

“lalu bagaimana dengan kuliah saya?”

“Di situ tertulis jika tuan Alex tidak akan mencampuri urusan kuliah anda, asal

jika tuan Alex di rumah anda harus sudah berada di rumah juga dan melayani tuan

Alex!”

“Maksudnya melayani? Bukankah saya sudah_?”

“Maksudnya melayani adalah melayani semua keperluan tuan Alex, kecuali masalah Ranjang!”

Akhirnya Aisyah bisa bernafas lega. Ia tidak lagi khawatir dengan hal itu. Ia belum yakin bisa menjadi istri seutuhnya untuk pria arrogant itu.

Setelah mengerti dengan semua persyaratan yang di ajukan Alex, Aisyah pun segera

membubuhkan tanda tangan di kertas itu.

“Terimakasih nona Aisyah, Saya sudah menyiapkan dua map yang sama, jadi satu map untuk anda simpan dan satu lagi untuk di simpan oleh tuan Alex!"

"Jadi saya juga harus menandatangani itu juga?"

"Iya, nona!"

Leon meletakan map yang sama juga, sekali lagi Aisyah membacanya untuk kedua kalinya, tidak ada yang mencurigakan di sana, Aisyah pun kembali membubuhkan tanda tangan.

"kalau begitu saya permisi!”

Usai orang utusan Alex itu pergi, Aisyah segera masuk kembali ke dalam kamarnya. Ia kembali melihat kontrak pernikahannya itu yang sengaja di tinggal satu untuknya.

Ia tidak bisa konsentrasi dengan isi kontrak itu karena hatinya masih belum bisa beralih dari gus Fahmi.

"Seharusnya gus Fahmi hari ini sudah pulang!"

Aisyah kembali naik ke tempat tidur, mengambil ponselnya yang sempat ia letakkan

begitu saja di sana sebelum kedatangan asisten Alex, ia melanjutkan chat-nya

dengan Bianka.

//Sya …, besok kan libur, kamu sekali-kali

main ke rumahku dong, sepi nih nggak ada kamu//

“Apa iya ya, aku ke rumah Bianka saja dulu, kalau terus di rumah aku bisa gila …!”

Bianka berasal dari keluarga broken home, gadis itu memilih untuk tinggal di rumah sendiri dari pada tinggal dengan ayah sambungnya yang terkesan kasar, ada peristiwa menyakitkan yang membuatnya memutuskan untuk hidup sendiri tanpa keluarganya, ayah sambungnya hampir saja melecehkannya tapi sayang sekali ibunya memilih percaya pada ayah sambungnya itu.

//Ok…, tunggu ya, insyaallah besok ke rumah kamu//

***

Sore ini gus Fahmi sudah sampai kembali di bandara Surabaya, ia di jemput oleh mobil

pesantren. gus Fahmi tersenyum lega, ia menyambut harapan di langkah kakinya

yang pertama.

Senyum tak pernah pudar dari bibirnya, ia akan segera menyampaikan maksudnya pada abi

dan uminya untuk meng-khitbah Aisyah, wanita yang telah berhasil membuat hatinya

terus saja bergetar hanya dengan menyebut namanya.

Sejak tiba di pesantren, ia sangat bahagia. Ia berencana memberitahukan kabar gembira

tentang rencananya itu kepada abi dan uminya nanti ba’da magrib saat abi dan

uminya sudah bersantai.

Usai istirahat, gus Fahmi segera membaca pesan terakhir yang di kirim oleh Aisyah,

tapi ia lupa belum menanyakan langsung tentang paket yang telah ia kirim untuk

Aisyah. tapi saat ia hendak mengirimkan pesan itu, gus Fahmi memilih mengurungkan niatnya.

“Biarkan nanti jadi kejutan untuknya saja!”

Gus Fahmi kembali meletakkan ponselnya, ia memilih menuju ke balkon kamarnya, ia

ingin melihat rumah wanita yang sudah membuatnya terus memikirkannya. Ia

kembali tersenyum saat melihat rumah dengan cat biru muda itu, senyumnya

bertambah lebar saat wanita yang sangat ia rindukan itu terlihat dari pandangannya.

“Siapa pria berjas itu?” gus Fahmi penasaran dengan pria berjas yang baru saj bicara

dengan Aisyah di depan rumah.

***

Da’da magrib ini, gus Fahmi sudah berada di ruang keluarga bersama Kyai Hamid dan

Nyai Sarah.

“Bagaimana tausyiahnya di sana, nak?” tanya Kyai Hamid setelah menutup kitab yang baru saja beliau baca.

“Alhamdulillah lancar, bi!”

“Umi kira kamu betah di sana sampai lupa pulang lo!”

“Ya nggak lah umi!”

“Nggak biasanya kamu minta abi dan umi berkumpul begini, ada apa?” tanya Kyai hamid.

“Sebenarnya, Fahmi ada yang ingin katakan sama abi dan umi!”

“Iya…, umi juga tahu, tapi apa yang begitu penting itu?”

“Sebenarnya Fahmi ingin abi menghkhitbahkan seorang gadis untuk Fahmi!”

Senyum lebar terpancar dari Kyai Hamid dan Nyai Sarah mendengar ucapan putranya itu,

akhirnya yang di tunggu-tunggu selama ini datang juga.

“Siapa gadis beruntung itu?’ tanya Kyai Hamid begitu bersemangat.

“Aisyah, abi!”

Mendengarkan nama Aisyah di sebut oleh putranya itu membuat Kyai Hamid dan Nyai Sarah tercengang, mereka saling melempar pandangan, senyum itu seketika menghilang dari bibir Kyai Hamid dan Nyai Sarah.

Seandainya saja gus Fahmi mengatakan hal itu lebih cepat, setidaknya satu minggu yang lalu atau sebelum ia berangkat ke luar kota, maka itu akan menjadi berita yang sangat

membahagiakan bagi mereka.

“Bagaimana Abi, umi? Apa kalian bisa?” tanya gus fahmi.

Kyai Hamid bingung harus mengatakan bagaimana, ia tidak menyangka jika gadis yang ia khitbahkan untuk orang lain ternyata juga di inginkan oleh putranya.

“Ada apa bi? Apa abi sama umi tidak menyukai Aisyah?” tanya gus Fahmi saat melihat

abi-nya tidak segera merespon ucapannya begitu juga dengan uminya.

“Bukan seperti itu nak, tapi sepertinya kamu datang terlambat!”

“Maksud abi?”

“Ada yang sudah mengkhitbah Aisyah dan Aisyah menerimanya!”

Ucapan abinya benar-benar seperti pukulan keras yang menyambar dadanya. Ia ingin segera pulang dan mengatakan maksud baiknya itu tapi begitu sampai dan mengatakan maksudnya tapi sebuah kenyataan lain mematahkan hatinya.

Gus Fahmi menjatuhkan begitu saja peci yang sempat ia lepas, ia mengusap kasar

wajahnya. Ia berusaha keras mengendalikan rasa kecewanya itu dengan terus

beristigfar dalam hati.

“Siapa pria yang sudah mengkhitbah Aisyah, abi? Anak kyai mana? Atau anak pesantren

mana?”

“Bukan anak Kyai atau anak pesantren!”

“Lalu?”

“Nak Alex, cucu bu Widya! Abi sendiri yang mengantarnya mengkhitbah Aisyah!”

"Padahal Aisyah sudah tahu, bi. Tentang maksud Fahmi ini, lalu kenapa Aisyah menerima khitbah orang lain?" air mata Fahmi sudah menitik dari sudut matanya, wajahnya sudah memerah karena menahan betapa ia kecewa.

"Itu bisa kamu tanyakan langsung sama Aisyah, temui dia dan tanyakan langsung, agar ada kelegaan di hati kamu dan Aisyah nantinya!" Kyai Hamid berusaha menasehati putranya itu.

“Bersabarlah nak, mungkin dia bukan jodohmu. Allah pasti sudah menyiapkan jodoh terbaik buat kamu!” Nyai Sarah berusaha menghibur putranya itu.

Bersambung dulu ya

Siapkan hatinya untuk besok ya!!!!!! atau tisu segebok

Jangan lupa untuk kasih dukungan untuk author dengan memberikan like dan komentarnya ya kasih Vote juga yang banyak ya

Happy Reading 🥰😘❤️

1
Novika Riyanti
Lumayan
Novika Riyanti
Kecewa
Marhaban ya Nur17
udh cerita panjang kali lebar, konflik g ada keluar"nya eh malah ini pake amnesia 😁 cerita basi thor
Marhaban ya Nur17
klo amnesia gw tinggalin neh lapak wkkwwkkw
Marhaban ya Nur17
kecelakaan , koma, amnesia uh males
Marhaban ya Nur17
musibah nya g kelar" thor 😁
Tri ani: sabar kak, semua akan indah pada waktunya
total 1 replies
Marhaban ya Nur17
anaknya raka apa anaknya,,,
Tri ani: eng ing eng ..., tunggu kejelasannya
total 1 replies
Marhaban ya Nur17
pendarahan apa ???
Marhaban ya Nur17
hamil kah tp nanti anaknya siapa ???
Marhaban ya Nur17
asna g hamil tuh thor ???
Marhaban ya Nur17
emang faling miris klo korban pelecehan itu ini yg tertinggal tuh pasti traumanya
Marhaban ya Nur17
salah target apa y asna 🤔
Marhaban ya Nur17
jujur as kau ini jan diem" bae napa
Marhaban ya Nur17
Gus fahmi kah orangnya bang alex
Marhaban ya Nur17
sabar bang wkkwkkw
Marhaban ya Nur17
ujian mau naik kelas wkwwkk
Marhaban ya Nur17
sah
Marhaban ya Nur17
makanya gw faling benci klo kasusu pelecehan
Marhaban ya Nur17
calon adik ipar wkwkw
Marhaban ya Nur17
tuh kan bener raka ama asna
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!