Zayn J. Scott, seorang bos mafia yang berparas tampan dan berkharisma, namun memiliki temperamen yang tinggi. Trauma akan masa lalunya, kedua orang tuanya di bunuh tepat dihadapannya.
Dan kegagalan cinta pertamanya membuat dirinya menutup rapat pintu hatinya. Semakin dingin dan menjadi pria yang keji terhadap wanita. Meskipun ada seorang wanita cantik yang mendampingi dirinya.
"Kau hanya tawananku, jadi jangan berharap dengan pernikahan ini!" - Zayn -
"Menikah denganmu adalah kesialan untukku. Tapi kenapa aku tidak bisa membencimu! Aku pasti akan membuatmu jatuh cinta padaku dan melupakannya." - Angela -
Cerita ini merupakan kelanjutan dari Novel 'Elleana And The King Of Mafia'.. sangat disarankan membaca Novel tersebut terlebih dulu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ranty Yoona, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tatapan penuh mendamba
Pada malam hari. Angela merebahkan tubuhnya di atas ranjang. Kedua matanya menatap langit-langit atap kamarnya. Perlakuan Zayn tadi siang membuat dirinya tak bisa melupakannya. Ada perasaan hangat saat Zyan terlihat peduli padanya. Setidaknya hubungan mereka terlihat membaik dan menjadi lebih dekat dari sebelumnya.
"Aku mengantuk sekali." Angela menguap. Rasa kantuk menyergap dirinya, namun waktu masih pukul 8 malam. Mungkin karena bosan dan tidak melakukan apapun selama di mansion membuat dirinya menjadi mudah mengantuk. Ah, ia sangat merindukan kebebasannya, berjalan-jalan diluar bersama dengan sahabatnya, Tasya.
Tiba-tiba Angela teringat akan sahabatnya tersebut. "Bagaimana kabar Tasya saat ini? Aku akan mencoba menghubunginya." Angela bangkit dari ranjang, mengambil ponselnya yang berada di atas nakas. Ia duduk di tepi ranjang dan menekan nomor ponsel Tasya.
Saat nada tunggu kedua, Tasya segera menjawabnya. "Angel?"
"Benar ini aku, siapa lagi?" Angela terkekeh saat Tasya begitu antusias menerima telepon darinya.
"Kau benar-benar membuatku terkejut. Sebentar-sebentar menghilang dan sebentar-sebentar muncul kembali. Kenapa ponselmu sulit sekali dihubungi?" Tasya menggerutu kesal diseberang sana. Memiliki sahabat satu-satunya namun sangat sulit dihubungi. Dirinya hanya mencemaskan jika sesuatu terjadi pada sahabatnya itu.
Angela menghela napasnya. Tentu saja karena Zyan baru mengembalikan ponsel miliknya. Saat baru saja tiba di mansion, ia melihat ponselnya tergeletak di atas nakas. "Maaf, aku jarang menggunakan ponsel. Bagaimana kabarmu, apa terjadi sesuatu dengan perusahaan?"
"Katakan padaku, apa suamimu menindas mu lagi? Apa dia menyakiti mu? Kenapa semenjak kau menikah, aku semakin sulit bertemu dengan mu." Tasya tidak menjawab pertanyaan Angela, wanita itu justru menghujaninya dengan beberapa pertanyaan.
Angela terdiam sejenak. Perkataan Tasya yang menuntutnya untuk menjawabnya pun tak langsung dijawab olehnya. Menceritakan apa yang sebenarnya terjadi hanya akan membuat sahabatnya itu semakin khawatir.
"Tidak. Dia sangat baik. Hubungan kami semakin membaik, jadi kau tidak perlu khawatir," tutur Angela menjelaskan.
"Syukurlah. Aku harap kau bisa hidup bahagia dengannya. Tidak perlu menghawatirkan perusahaan, karena perusahaan kita telah kedatangan investor, dia sudah datang dua kali. Dan yang aku lihat, Paman Rolando sangat menghormatinya."
"Investor?" Kedua alis Angela saling bertautan.
"Benar. Investor kita memiliki wajah yang tampan sekaligus menyeramkan. Sebenarnya dia punya kekuatan apa sehingga membuat para direktur sangat ketakutan saat melihatnya. Bahkan aku saja begitu tertekan karena tatapannya," seru Tasya.
"Apa kau tau namanya?" tanya Angela penasaran penuh. Ia memiliki firasat jika investor yang dimaksud Tasya adalah Zayn, suaminya.
"Kalau tidak salah namanya Tuan Scott."
Benar dugaannya, Tuan Scott tak lain ialah Zayn J. Scott. Angela ingat betul nama lengkap pria itu. "Terima kasih kau sudah memberitahu. Jika tidak, aku tidak akan pernah tau kabar itu." Biar bagaimana pun itu adalah hal yang sangat penting dan Zyan menutupi itu darinya. Apa salahnya jika Zyan mengatakan padanya bahwa dia datang ke perusahaan.
"Tapi Angel, apa kau tidak pernah menghubungi paman?" Tasya bertanya karena penasaran.
"Tidak. Daddy selalu menanyakan keadaanku melalui suamiku."
"Astaga. Kau memiliki suami yang sangat posesif. Kau harus banyak bersabar, Angel. Aku harap kau baik-baik saja." Meskipun Tasya mendengar bahwa sahabatnya baik-baik saja namun ia tetap saja mencemaskan Angela dan berharap sahabat itu bahagia dengan pernikahannya.
"Hm, kau tidak perlu khawatir. Aku bisa menjaga diriku. Kalau begitu aku tutup dulu teleponnya," ucap Angela.
"Ya."
Angela memutuskan sambungan teleponnya begitu Tasya mengiyakan. Ia membaringkan tubuhnya kembali di atas ranjang, ponselnya ia letakkan dengan asal di atas nakas.
"Apa yang dilakukan Zayn di perusahaan. Apa dia ingin mengambil alih perusahaan?" gumamnya.
Setelah mendapatkan informasi yang begitu penting dari Tasya, dirinya terus memikirkan pria itu. Ternyata dengan tidak datang ke perusahaan, membuat pria itu memiliki kesempatan untuk datang kesana.
Angela tidak ingin banyak berpikir. Ia akan menanyakan langsung pada Zyan jika pria itu sudah pulang. Ia harus menuntut jawaban, apa rencananya dengan datang ke perusahaan.
Kedua matanya terpejam karena tak mampu lagi menahan rasa kantuk. Tubuhnya begitu lelah, kejadian-kejadian yang tak terduga membuat pikirannya banyak tersita. Jika malam ini Zyan tidak pulang, berharap besok dapat bertemu dengan pria itu.
Suara decitan pintu kamar yang terbuka tidak membuat Angela bergeming. Wanita itu sudah memasuki alam mimpinya. Seseorang yang baru saja memasuki kamar Angela adalah Zayn. Saat baru tiba di mansion, kamar Angela menjadi tujuan utamanya didatangi lebih dulu. Zayn menutup pintu dengan pelan, ia berjalan tanpa bersuara mendekati ranjang. Kedua matanya menyoroti wajah Angela yang terlihat damai dalam tidurnya.
"Wanita ini tidak ada rasa waspadanya sama sekali." Zayn menatap lekat wajah Angela. Ia melihat tubuh Angela yang dibalut gaun tidur tipis tanpa selimut. Tangan Zyan meraih selimut dan menyelimuti seluruh tubuh Angela hingga mencapai leher. Angela menggeliat, merasakan sesuatu yang hangat. Sudut bibirnya mengulas senyum tipis.
"Wanita bodoh ini. Tidur saja masih bisa tersenyum." Zyan menggeleng heran. Entah apa yang diimpikan wanita itu sehingga dalam tidurnya dapat tersenyum senang.
Zayn membalikan tubuhnya dan melangkah pelan, namun berhenti sejenak dan menoleh kembali. Ditatapnya lekat wajah istrinya itu sekali lagi, dan ia mendekati ranjang kembali. Zayn membungkukkan sedikit tubuhnya dan menanamkan ciuman di kening Angela.
Zayn kembali melangkah menuju pintu. Membuka handle pintu dengan pelan agar tidak membangunkan Angela dan segera keluar dari sana setelah berhasil menutup rapat pintu kamar.
***
Silau yang berasal dari sinar mentari mengganggu tidur Angela. Membuat kedua matanya mengerjap beruang kali. Suara kicauan burung yang saling bersahutan menyelinap di pendengarannya yang terdengar begitu merdu. Angela merenggangkan otot-otot tubuhnya. Ada sesuatu yang berbeda dari biasanya, pagi itu suasana hatinya membaik, sepertinya ia habis bermimpi indah.
Angela beranjak dari ranjang. Ia berjalan menuju kamar mandi. Sebelum masuk ke dalam kamar mandi, ia melihat jam dinding yang masih menunjukkan pukul 7 pagi. "Sepertinya Zayn belum kembali." Karena tidak ada tanda-tanda Zyan kembali sehingga Angela menjadi kecewa. Pria itu berkata akan pulang namun hingga pagi menjelang belum juga kembali.
Mengabaikan kekecewaannya, Angela masuk ke dalam kamar mandi. Ia menghidupkan kran bathtub dan mulai mengisi dengan sabun mandi beraroma mawar. Ia sangat menyukai harum dari bunga mawar. Menanggalkan semua pakaiannya, Angela masuk ke dalam bathtub. Tangannya memainkan busa dan melumurinya ke seluruh tubuhnya. Selama 20 menit berada di dalam kamar mandi, Angela menyelesaikan kegiatannya itu, meraih handuk yang menggantung dan melilitkan ke tubuhnya.
Keluar dari kamar mandi, Angela membuka lemari. Mengambil dress yang ia jangkau pertama kali. Setelah mengenakan dress yang sederhana dan memoles riasan tipis, Angela keluar dari kamar menuruni tangga. Langkahnya menuju ruang makan, dimana sudah ada beberapa makanan yang tersaji di atas meja. Angela melihat Molly berada di sana dan mendaratkan tubuhnya di kursi makan.
Pandangannya ia edarkan, mansion sebesar itu tidak ada penghuninya. Hanya ada dirinya dan beberapa maid serta beberapa anak buah Zyan.
"Molly?" panggil Angela tanpa menoleh pada Molly. Tangannya mengambil lauk pauk dan meletakkan di piringnya.
Mendengar Nona Angela memanggil dirinya, Molly berjalan mendekat. "Ada apa Nona?"
"Apa Tuan mu sudah pulang?" Angela bertanya saat memasukkan suapan pertama ke dalam mulutnya.
"Sudah Nona. Tadi malam Master sudah pulang," jawab Molly sopan.
"Benarkah? Tapi kenapa aku tidak tau?"
"Itu karena Nona sudah tidur."
Angela mengangguk. Tadi malam ia memang merasa sangat mengantuk dan tertidur begitu saja setelah berbicara singkat dengan Tasya di telepon. "Apa Tuan mu tidak sarapan?" tanyanya kembali. Karena saat ini hanya dirinya yang saja yang berada di meja makan.
"Sarapan Master sudah diantarkan ke kamar."
Angela hanya ber-oh-ria saat mendengar ucapan Molly. Meskipun ia heran, karena tidak biasanya Zyan sarapan di dalam kamar.
Molly pamit undur diri mengerjakan hal yang lainnya setelah tidak ada lagi yang ditanyakan oleh Angela. Angela menyelesaikan makannya dengan cepat. Ia harus berbicara pada Zyan tentang pria itu yang datang ke perusahaan tanpa memberitahukan dirinya.
Beranjak dari duduknya. Langkahnya membawa Angela menuju kamar Zayn yang berada di lantai dua, jaraknya tidak begitu jauh dari kamarnya. Punggung jemarinya hendak mengetuk pintu namun mengurungkan niatnya itu saat mendengar suara Zyan yang tengah berbicara. Apa di dalam Zyan tengah bersama Roy? pikirnya.
Angela memasang telinganya dengan tajam. Ia memastikan pendengarannya bahwa ia tidak salah mendengar. Zyan tengah berbicara dengan seorang wanita di sambungan telepon.
"Apa kau sudah selesai berbicara? Kalau begitu, aku tutup dulu teleponnya karena aku sangat sibuk." Zayn memutuskan sambungan telepon secara sepihak walaupun di seberang sana masih terdengar suara wanita itu berteriak karena tidak ingin dirinya menutup telepon begitu saja.
"Menyebalkan sekali!" keluh Zayn.
"Setidaknya kau sudah berusaha menjawab teleponnya. Belakang ini wanita itu sering mencarimu, aku sampai lelah dia menghubungiku terus menerus. Dia dicampakkan oleh kekasihnya, tentu saja dia akan kembali padamu!" ujar Roy mencibir wanita tersebut. Ia teringat bagaimana wanita itu menipu Zayn. Jika bukan karena Zyan menahan dirinya saat itu, mungkin ia sudah memberikan wanita itu pelajaran.
"Ck, aku tidak menyukai barang bekas!" Zayn mendengkus kesal. Kembali? Apa wanita itu belum mengenal siapa dirinya.
Tok
Tok
Tok
Ketukan suara pintu membuat Zyan dan Roy terdiam sejenak. Zayn menyahuti siapapun itu untuk segera masuk. Pintu terbuka dan menampakkan Angela disana, wanita itu menatap Zyan dan Roy bergantian.
"Maaf kalau aku mengganggu," ucap Angela. Tiba-tiba suasana disana menjadi canggung setelah dirinya mengganggu percakapan Zayn dan Roy.
"Tidak mengganggu. Aku sudah selesai. Jika ada sesuatu yang ingin di bicarakan dengannya, silahkan saja. Aku akan keluar." Roy beranjak berdiri dari duduknya. Ia melirik ke arah Zyan dengan tersenyum penuh arti. Sedangkan Zyan menatap datar pada Roy.
"Silahkan Nona duduk saja," ucap Roy kembali sebelum kemudian keluar dari kamar Zayn.
Angela menjadi gugup. Keberaniannya yang ia kumpulkan sejak tadi mendadak lenyap begitu saja.
"Ada apa?"
Angela terkesiap saat Suara Zyan membuyarkan lamunannya. Tangan kanannya meremmas ujung dress yang dikenakannya.
"Kenapa kau datang ke Perusahaan Wilson tidak memberitahuku? Untuk apa kau datang kesana?"
Pertanyaan Angela tak membuat Zyan langsung menjawabnya. Pria itu seperti tidak ada niatan untuk menjawab pertanyaan tersebut. Namun melihat tatapan Angela yang menuntut penjelasan itu membuatnya mau tidak mau harus menjawabnya.
"Apa aku harus melaporkannya padamu?"
Lagi-lagi Zyan bersikap dingin padanya. Itu membuat Angela menghembuskan napasnya dengan kesal. "Itu adalah perusahaan yang dibangun dengan susah payah oleh Daddy. Aku tidak membiarkan kau mengacau disana." Jangan salahkan dirinya mengucapkan hal itu. Salahnya karena tidak memberikan jawaban yang ingin ia dengar.
Zayn terdiam sejenak, lalu memberikan tatapan dingin pada Angela. Mengacau? Apa wanita itu berpikir dia akan mengacaukan perusahaannya? Zayn berjalan mendekat ke arah Angela dengan tatapan yang tak menyurut menyoroti wajah wanita yang berdiri dengan tatapan kesal mengarah padanya.
Zayn memegang kedua bahu Angela. "Apa kau selalu berpikir seperti itu tentangku? Apa kau pikir aku akan mengacau di perusahaan yang sudah aku investasikan begitu besar?" tukas Zyan kesal.
Angela mengatupkan mulutnya, kenapa ia menjadi sulit menyahuti perkataan Zyan. Angela menggeleng pelan sebagai jawabannya. Ia memang menyadari jika Zayn tidak mungkin melakukan hal yang buruk pada perusahaan yang sudah pria itu investasikan uang yang begitu besar.
"Lalu untuk apa kau datang kesana?" Tatapan Angela tetap menuntut jawaban. Ia tidak akan berhenti bertanya sebelum Zyan memberikan alasan yang tepat.
"Daddy mu yang menghubungi ku. Aku hanya ingin mengusir tikus-tikus kecil yang berkeliaran di perusahaan mu. Lagi pula aku tidak tertarik mengurus perusahaan, biarkan orang lain yang bekerja keras dan aku akan menerima hasilnya." Zayn menarik tangannya yang berada di pundak Angela. Dan berjalan menjauhi Angela, menyandarkan punggungnya pada dinding yang berdominasi warna merah.
Angela dibuat tak percaya. Apa di dalam otak Zayn hanya ada uang dan uang?
"Baguslah. Aku pikir kau ingin mengambil alih perusahaan," tutur Angela. Seketika ada kelegaan yang dirasakannya.
Kedua alis Zayn terangkat. Ia memang tidak ada niatan untuk mengambil alih perusahaan milik Keluarga Wilson namun sepertinya ia berubah pikiran. "Sebelumnya aku tidak berniat untuk melakukan itu, tapi setelah mendengar ucapan mu sepertinya aku berubah pikiran. Aku akan mengambil alih perusahaan mu itu."
"Kau..." Angela menahan rasa kesalnya. Sementara Zyan tertawa karena berhasil memancing amarah Angela. Ia merasa wanita itu tetap terlihat cantik meskipun dalam keadaan marah.
"Sepertinya percuma saja aku berbicara dengan mu!" Angela berdecak kesal. Benar-benar pria yang menyebalkan, baru saja tadi malam pria itu penuh perhatian namun wataknya kembali menjadi sangat menyebalkan.
Angela hendak berlalu keluar dari kamar Zayn namun tangan Zyan lebih dulu menjangkaunya. "Aku belum mengusirmu. Kenapa kau terburu-buru ingin keluar dari kamarku?"
"Karena sudah tidak ada lagi yang ingin aku bicarakan dengan mu!" Angela menjawabnya dengan kesal.
"Apa kau kesal?" Zyan berpura-pura seolah tidak tau.
"Menurutmu?" Angela menjawab dengan sinis.
"Ya, kau terlihat sangat kesal." Zyan menarik Angela ke dalam dekapannya. "Memangnya kenapa kalau aku mengambil alih perusahaan mu? Kedepannya perusahaan itu akan tetap menjadi milikmu!"
"Apa maksudmu?" Angela gagal mencerna ucapan Zayn.
"Lupakan! Kali ini kau harus menemani ku." Zayn memainkan helaian rambut panjang Angela yang terurai.
Angela baru tersadar jika dirinya berada di dalam dekapan Zyan. Ia berusaha melepaskan diri namun Zyan semakin erat mendekapnya.
"Aku tidak akan melakukan apapun. Tapi aku akan berubah pikiran kalau kau banyak bergerak."
Saat mendengar ucapan Zyan, Angela terdiam dan tidak lagi berusaha melepaskan dirinya.
Zyan menarik sudut bibirnya. Benar-benar wanita yang lucu seperti seekor kucing saat patuh. Zayn menatap dalam Angela, tatapannya mengarah pada bibir wanita itu. Ia pernah menciumnya dan lagi-lagi ia ingin merasakan rasa manis dari bibir wanita di hadapannya itu.
"K-kau mau apa? Kau bilang tidak akan melakukan apapun jika aku diam!" Angela menjadi gugup seketika saat Zayn mulai mendekatkan wajahnya.
"Sstt, diamlah." Jari telunjuk Zayn menutup mulut Angela.
Tatapan mata Zayn penuh mendamba. Ia tak membiarkan jarak yang tersisa diantara mereka. Tangannya beralih pada tengkuk leher Angela, dan menariknya dengan pelan. Sebelum kemudian mendaratkan ciuman di bibir wanita itu.
Kedua mata Angela membulat sempurna saat bibir Zyan menempel di bibirnya. Ini kedua kalinya pria itu mencium dirinya.
.
.
BERSAMBUNG
.
.
Jadwal auhtor up gak menentu ya jadi mohon maaf kalau suka telat up hehe tapi auhtor berusaha nulis kalau ada waktu. Pokoknya jangan lupa dukungannya ya 🤗 terima kasih banyak 🤗
terlalu menang sendiri.
/Sob//Sob/
Samuel ternyata kerennn ya... berkuasa tanpa harus lelah hahaha
keliatan dr visual nya jg.
tapi klo dr ceritanya hebat an Xavier dan Elle ya.....
lagian Elle trus ,, berasa paling cakep.
hehhe
masa kalah sih pesona Angel