NovelToon NovelToon
Beast Mask: Macan Yang Tertidur

Beast Mask: Macan Yang Tertidur

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Cinta Seiring Waktu / Identitas Tersembunyi
Popularitas:5.7k
Nilai: 5
Nama Author: Khara-Chikara

Dalam distrik ini, dunia kriminal berlaku sangat bebas meskipun masih banyak orang normal yang tinggal di apartemen.

Para kriminal ini lah yang paling di utamakan dalam pengejaran, apalagi nama dari perampok "Topeng Buas" Akan langsung mengundang banyak perhatian. Anggota kriminal satu ini hanya berisikan 3 orang saja yang selalu menggunakan topeng penutup wajah mereka. Tubuh mereka dominan tinggi dan kuat.

Tapi bagaimana jika topeng macan itu selalu ingin tidur di paha lembut milik seorang gadis manis yang agak polos ini. Ini adalah kisah romantis dari seorang penjahat dan kisah aksi untuk seorang gadis.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Khara-Chikara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 30

Beast Mask: Macan yang Tertidur Chapter 30

Ketika Tora sudah terlihat berdiri di sebuah atap balkon apartemen sambil menatap langit malam, dia pasti baru saja sampai setelah dari tempat Dokter Lee, kemudian ada yang mendekat dengan sepatu berat yang sama.

Yakni si Topeng Rubah. “Bung, Ayo main PS... Kita sedang tak ada kerjaan, jadi main dulu semalaman, sebelum besok menemui perjanjian...” tatapnya. Tapi Tora tak menjawab membuat suasana terdiam.

“Bung, kau kesurupan atau apa?” dia mendekat dan mengintip dari depan.

Lalu terdengar Tora menghela napas panjang. “Kenapa kita tidak tidur saja?” pertanyaan itu terukir membuat Topeng Rubah terdiam, lalu dia ikut menatap bulan.

“. . . Kita tidak pernah tidur, kita harus tetap berjaga, jika kau ingin tidur, tidurlah di tempat yang nyaman saja...” balas Topeng Rubah, dia berjalan pergi. “Jika kau ingin main PS, aku sama Serigala ada di tempat seperti biasanya,” tambahnya, dia hanya sebatas mengajak kemudian pergi.

Dia pergi masuk ke ruangan kecil dimana ada televisi layar modern bercahaya di antara kegelapan dan di bawah sofa ada Pria yang memegang stik PS sambil memakan cemilan, dia menoleh dengan wajah yang tak terlihat.

Rupanya dia menoleh pada Topeng Rubah tadi, dia melepas Topeng nya dan duduk mendekat padanya mengambil stik PS nya.

Wajah mereka tidak terlihat, tapi yang jelas, Pria yang duduk pertama tadi adalah si Topeng Serigala, dia bertanya. “Dimana dia? Kenapa tidak kemari?”

“Sepertinya dia sedang memikirkan sesuatu,” balas nya.

“Memikirkan apa? Memang nya dia bisa memikirkan apa?”

“Kau tidak dengar kah, aku curiga dia selalu pergi kemana mana sendiri, dia menemui seseorang apalagi kemarin malam, dia terus meminta izin untuk pergi duluan, entah apa yang dia lakukan,” kata si Topeng Rubah.

“Hm.... Mungkin dia sedang tertarik pada seseorang, karena dia juga pernah memikirkan sesuatu, mengeluh akan sesuatu dan bahkan tidak mau membicarakan nya dengan ku,” tambah Topeng Serigala. Itu membuat mereka khawatir, tapi boro-boro mencemaskan itu, mereka malah melanjutkan bermain ps mereka dengan ribut dan heboh sendiri. Meskipun topeng Serigala tahu Tora memiliki hubungan dekat dengan Leandra tapi dia tetap diam.

Begitulah kehidupan malam mereka yang selain merampok dan menghancurkan hidup orang lain, karena mereka memang tidak memiliki hidup yang sama pada orang yang bahagia, sama seperti apa yang telah di bayangkan Tora ketika mendengar cerita milik Leandra malam itu.

Sementara itu kini Tora terlihat sudah terbaring di balkon atap itu, di bagian pinggir pagar balkon, meletakan kedua tangan nya di belakang kepala sambil menatap langit langit malam yang gelap.

Dia terpikirkan sesuatu, yakni soal cerita milik Leandra saat itu apalagi mengingat Leandra mengatakan bahwa dirinya sendiri memiliki orang tua dengan pekerjaan besar, mungkin Tora juga tidak pernah menyangka, Leandra memiliki kehidupan yang begitu berbeda bahkan berkaitan dengan orang tua nya.

“(Rupanya seorang Gadis Elite, aku yang seorang penjahat, buat apa tertarik padanya...)” pikirnya, tapi ia kemudian bangun duduk, suasana benar-benar begitu mendukung, diam dan tenang sembari mengingat bagaimana rasanya kembali tidur di pangkuan gadis itu saat malam berbintang.

“Aku ingin tidur…”

Hingga di tempat Leandra, dia tampak terbaring di ranjangnya dengan lampu mati. Dia tampak berwajah takut, tapi mencoba untuk tertidur sambil beberapa kali mengintip langit-langit, di mana bintang yang ia lukis berbahaya. "(Ini memang membantu...)" pikirnya, tapi ia mendengar suara, yakni Tora yang masuk ke jendela yang terbuka di malam itu. Dia masuk dan melihat Leandra ada di ranjang tanpa selimut di tubuhnya, layaknya dia tidak kedinginan.

Bayangan Tora tampak menutupi ranjang Leandra karena dia menghalangi cahaya bulan, lalu mendekat dan melihat Leandra dengan kepala miringnya. Leandra tampak tertidur, tapi Tora mengatakan sesuatu.

"Aku tahu kau belum tidur..." tatapnya.

Seketika, Leandra membuka mata dan menatap kesal. "Aku ingin tidur, jangan mengganggu...."

"Lihat, kau tidak tertidur."

"Ck, ye yah, baiklah, dan sekarang aku harus terlelap..."

"Kau ingin aku menunggumu?" Tora menatap, tapi Leandra menatap ragu.

"Sebaiknya kau hentikan..." tiba-tiba dia mengatakan itu, membuat suasana terdiam. "Aku akan pergi, dan kenapa kau masih saja datang? Apa kau tahu kau hanya akan membuang waktumu? Dan bagaimana pekerjaanmu itu?" tatap Leandra sambil bangun duduk, menatap Tora yang berlutut di dekat ranjangnya.

"Aku sudah bilang, kau tidak akan bisa keluar dari distrik ini..."

"Pardon! Aku juga butuh kehidupan di luar kota, aku harus sekolah, dan asal kau tahu, aku akan fokus pada kuliahku nanti..."

"Kau saja belum lulus SMA."

"Apa kau bilang?!" Leandra menatap semakin kesal.

"Tidurlah kalau begitu, aku akan menunggu di tempat biasa...." Tora berbalik membelakanginya untuk duduk bersandar di bawah ranjang.

"Baiklah, jangan menggangguku...." Leandra langsung terbaring. Tapi Tora bertanya sesuatu sebelum Leandra menutup mata.

"Kapan kau akan pulang?"

Pertanyaan itu membuat Leandra terdiam dan menjawab perlahan. "Harusnya... beberapa hari lagi... aku akan pulang..."

Hingga ia tertidur. Bahkan, dia bisa terlelap ketika ada Tora. Dan ketika Tora tahu Leandra terlelap, dia lalu berdiri dari duduknya dan mengambil selimut untuk menyelimuti tubuh Leandra. Kemudian, dia berjalan ke jendela dan keluar, tak lupa menutup jendelanya, layaknya dia tidak ingin mengganggu, jadi dia pergi.

--

Hari berikutnya, Leandra tampak selesai mandi, dia sudah memakai bajunya sambil menatap ke kaca. Dengan wajah ceria nya, dia kebetulan menoleh ke arah meja belajar.

Wajahnya menjadi berubah, yakni kecewa, lalu menghela napas panjang, dia berjalan mendekat ke meja belajar dan mengambil buku tulis juga buku gambarnya, dia tidak mengemasnya, melainkan menyembunyikan nya di bawah ranjang.

Tapi tak lama kemudian ada yang mengetuk pintu dan pintu apartemen nya terbuka, Leandra menoleh ke pintu kamar yang juga terbuka yang rupanya Paman nya. “Leandra, bukankah kau mengatakan kau akan pulang dua hari sebelum sekolah mu masuk?” tatap Paman nya dengan wajah sedih.

“Eh, kenapa? Apakah ada sesuatu? Bukankah aku mengatakan itu kan?” tatap Leandra dengan bingung.

“Tidak, hanya saja, keluarlah sebentar,” kata Paman nya membuat Leandra bingung sekaligus memasang wajah polos.

Dia lalu keluar dari apartemen dan berada di luar, tampak di sana ada mobil hitam berhenti di jalan sempit itu.

Lalu keluar seseorang dari bangku supir, dia sendirian dengan mantel penting yang ia pakai di bajunya, rambut pirang rapi dengan potongan yang begitu dominan, bahkan pupil mata yang berwarna biru kristal. Tubuh tinggi dan besar, berjalan dengan langkah besar mendekat ke sana.

Leandra terdiam menatap itu, wajahnya maupun mata miliknya tampak terpaku. Mulut yang bergetar dan seluruh tubuh yang gemetar, bibirnya mengatakan siapa orang itu.

“A... Ayah...”

Lalu datang Paman nya dari belakang nya Leandra yang masih menatap tak percaya. “Leandra, sepertinya kau akan kembali hari ini,” tatapnya.

Pria yang di sebut Ayah Leandra itu datang mendekat. “Apa dia melakukan sesuatu?” dia bertanya pada Paman Leandra.

“Tidak sama sekali, dia hanya Gadis yang begitu penasaran.”

“Kalau begitu, ayo kembali sekarang,” Ayah nya menatap nya dengan tatapan datar.

"(Kenapa ayah datang sekarang?! Bukankah.... Bukankah.... Masih ada waktu beberapa hari lagi?!)"

Leandra agak terdiam, dia lalu menatap ke sekitar. “Ayah, apa aku bisa kembali lagi ke sini?” tatap nya.

“Untuk apa?” Ayahnya menatap dengan wajah serius.

“. . . Aku lebih suka suasana di sini jadi--

“Jika ada libur sekolah lagi, kau bisa kemari, itupun kau tidak akan sibuk dengan kenaikan kelas sekolah mu,” Ayah nya langsung menyela.

“(Aku seharusnya memang tidak membuang buang waktu di sini... Kalau begitu, aku akan berkemas...) Mungkin agak lama, jadi tolong tunggu,” Leandra menatap, dia langsung berlari masuk ke dalam membuat Ayah nya terdiam dengan wajah datar dan sangat serius.

Leandra berhasil sampai di kamarnya, dia bernapas cepat lalu menoleh ke sekitar, segera mengemasi barang nya. “(Aku tidak tahu akan pergi hari ini, bukankah harusnya besok...)” dia dengan panik mengemasi, tapi ia terdiam ketika pandangan nya tak sengaja menoleh ke jendela balkon nya.

Dia terdiam menatap jendela balkon itu membuat nya teringat akan Tora. “(Apa dia tidak akan kemari, bagaimana jika dia mencari ku...)” ia terdiam ragu, tapi ia tersadar dan segera menggeleng. “(Apa yang sebenarnya aku pikirkan sih, bukan kah aku tak suka padanya.... Sebaiknya pergi dari sini lebih cepat...)” dia masih kesal dan tidak menerima Tora.

Tapi siapa sangka, ada yang membuka pintu kaca balkon itu dan langsung masuk membuat Leandra terkejut menoleh.

“Astaga, mengagetkan!” dia menatap Tora yang rupanya datang, sama seperti biasanya, berdiri dengan gagah membuat Leandra terdiam menengadah.

“Kamu, jangan sampai ketahuan mereka!”

“Kenapa kau mengemasi barang-barang mu?” Tora menatap koper di atas ranjang Leandra.

“Apa kau tidak mendengarkan ku tadi malam, aku akan pergi pulang, aku tak akan kembali,” Leandra langsung menjawab begitu.

Seketika susana terdiam, tapi siapa sangka, Tora menyilang tangan dan langsung berjalan ke tembok membuat Leandra bingung menatapnya. Apalagi Tora menghadap tembok dan membelakangi nya seperti dia tengah mengambek.

“Oh, apakah ada seorang penjahat yang sedang mengambek? Apa kau sedih atau apa?” tatap Leandra dengan senyum menggoda nya.

Lalu suara Tora terdengar. “Kenapa kau pergi? Kita baru bertemu beberapa hari.”

“Memang nya kenapa?”

“Hanya memeriksa, apakah kau marah padaku nanti, atau kau akan merindukan ku, kenapa tidak dari awal saja kita di pertemukan,” Tora berjalan mendekat, dia ikut berlutut mendekat ke wajah Leandra yang kesal.

“Mengapa mesti begitu?!” Leandra yang menjauh. “Aku harus kembali bersekolah, kau pastinya pernah merasakan harus sekolah hanya untuk menempuh pendidikan hidup mu,” tambahnya.

“Tidak— aku putus sekolah di usia 16 tahun,” balasnya.

Seketika suasana terdiam, tapi Leandra kemudian menggeleng. “O... Okey... Baiklah, terserah...” dia kembali mengemasi baju dan barang nya.

Tora menatap, lalu mengatakan sesuatu. “Kau akan mengirim ku pesan kan?” tatapnya membuat Leandra berhenti dan menatap nya.

“. . . Kenapa memang nya, ini sudah lebih dari cukup, memang nya topik apa yang akan di bahas, aku tak peduli itu... Sudahlah, pergilah saja karena aku juga akan pergi,” Dia menatap serius.

Tapi Tora mengatakan sesuatu yang membuat Leandra kembali terdiam. “Aku hanya ingin, menghabiskan lebih banyak waktu, bersama mu,”

Leandra terdiam mendengar itu, dia tak menyangka, Pria seperti Tora mengatakan hal seperti itu.

1
⃟☘︎𝐉α𝐉Λ𝐍𝐆"ᴴᶦᵃᵗ"🐉⃝Λ𝐋𝐒𖤍
ini ceritanya hampir persis sama komik bl yang pernah aku baca, bedanya karakter utamanya di ganti jadi cewek ya di sini. covernya pun, itu si singa kan, si ketua.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!