Humairoh dan stev di buat hawatir oleh sang putri yang tak kunjung mau menikah padahal umurnya sudah menginjak 32 tahun. jadi stev memutuskan untuk menjodohkan sang putri yang bernama Amirah putri Smith anak sulungmereka dengan anak rekan bisnisnya. tapi sayangnya amirah tidak mau di jodohkan jadi dia memutuskan pergi ke Amerika tanpa sepengetahuan orang tuanya untuk menghindari perjodohan konyol yang di buat sang ayah.
Lalu bagaimanakah kelanjutan ceritanya mari ikuti jejaknya.......
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mbak mell, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30 MDF
" bibi nari dimana Daddy" tanya Sean pasalnya ia tak melihat sang Daddy dari pagi ini bahkan menyiapkan pakaian Elson adalah para pelayan.
" tuan telah pergi tadi malam beliau menyampaikan bahwa tuan Adam pergi berbisnis" jawab bibi nari dengan sopan.
" kenapa kami tidak di beritahu ahhh..." kesal Sean kalau Daddynya sudah pergi berbisnis maka ia yang akan mengurus bocilnya.
" menyebalkan kenapa gak di bilang sih" gerutu Sean tidak jelas.
" maaf tuan muda" jawab sang pelayan tak enak pasalnya Adam juga terburu buru berangkat nya.
" pergilah" usir Sean dengan ketus sungguh mood nya sedang tidak bagus.
" kau kenapa" tanya sersan yang sudah siap dengan seragam nya.
" Daddy pergi berbisnis" ucap Sean dengan lesu.
sersan hanya mengangguk anggukkan kepalanya.
dan mereka langsung menuju ke meja makan.
" lalu"
" ah Lo gak tahu de kak kalau Daddy pergi yang ngurus si bocil itu gw,Lo kan tahu gimana si bocil ribetnya minta ampun" sungguh mood Sean jadi berantakan pagi ini pasti ia yang akan menyiapkan pakaian untuk si bocil.
membuat sersan terdiam dengan perkataan Sean memang benar kalau Daddynya pergi ke luar kota pasti Sean yang akan menggantikan peran dari Adam karena Elson tidak mau di urus pelayanan atau pun Beby siter sekali pun.
" huffff.... aku akan menolong mu" membuat wajah Sean berbinar.
" kak sersan Lo gak benci lagi sama gw dan si bocil, Lo dah berubah" tanya Sean dengan serius.
" jadi kamu mau aku selalu membenci kalian begitu" jawab sersan dengan tenang.
" bukan begitu juga tapi kami senang kalau Lo gak membenci gw dan Elson" ucap sean dengan senang membuat hati sersan tersentil.
" apalagi Elson"
dirinya memang sudah sangat keterlaluan kepada kedua adiknya.
" makanlah.." suruh sersan.
" pagi kak Sean.. pagi kak sersan" Elson memelankan suaranya di akhir kalimat.
" pagi cil"
" pagi juga" jawab sersan dengan singkat tapi hal itu membuat Elson tersenyum cerah sudah sekian lama baru kali ini sersan membalas sapaannya ia menatap kakaknya itu dengan pandangan yang berkaca kaca.
" makanlah Elson" ucap sersan dan mengisi piring Elson.
" kak...." panggil Elson.
mau tak mau sersan menatap wajah Elson dan ternyata air mata Elson sudah menetes di pipinya.
sersan segera memeluk Elson.
" sudah anak laki laki tidak boleh menangis" sersan menepuk nepuk punggung Elson untuk menenangkannya.
Elson bahagianya tiada Tara lagi lagi sekian lama ia juga baru pertama kalinya sersan memeluknya yang sungguh Elson idam idamkan selama ini
sersan juga ikut menangis tapi buru buru ia menghapus air matanya agar tidak terlihat oleh Elson tapi Sean telah melihat hanya tersenyum geli karena gengsi sang kakak sangat tinggi.
" Elson makan lah" Elson pun mengangguk kan kepalanya dan di suapi oleh sersan sehingga mereka makan sepiring berdua.
******
Adam menatap bandara internasional Soekarno-Hatta dirinya telah sampai ke tujuan yang telah ia tempuh selama 18 jam lamanya itu pun karena menggunakan pesawat peribadinya.
Adam kini mengistirahatkan tubuhnya atas ranjang. waktu untuk pertemuan nya dengan tuan Smith masih Adah tiga jam lagi masih ada waktu.
dan ia memutuskan untuk segera mandi karena tubuhnya sudah terasa lengket.
Adam menatap pantulannya di cermin melihat penampilan yang sudah tampan.
demi apapun ia sangat gugup deg deg kan untuk bertemu dengan ayahnya Mirah.
" apa yang harus kukatakan"
" tuan saya sangat mencintai putri anda"
" ahhh... tidak tidak..tuan saya ingin melamar Mirah untuk menjadi istri saya" Adam berbicara sendiri di depan cermin.
" ahhhh... itu tidak cocok... bagaimana kalau aku tidak di terima" gumam Adam sungguh dirinya sangat takut kalau ia di tolak oleh stev.
dengan dirinya yang berstatus duda dibandingkan dengan Mirah yang menyerupai ke sempurnaan membuat kadang kadang Adam merasa incure.
tapi ini demi cinta harus di perjuangkan.
" baiklah Adam semangat"Adam menyemangati dirinya sendiri.
" perfec Adam kau sudah tampan, lest go berangkat untuk bertemu keluarga calon mertua" hibur dirinya sendiri
ga seru