Clara terpaksa menerima perjanjian nikah kontrak dengan Gery Rochstein, bosnya sendiri, demi membantu menyelamatkan perusahaan sang CEOyang terancam bangkrut. Semua itu berada dalam ancaman Gery yang mengetahui rahasia Clara yang divonis sulit memiliki anak.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon takiyaratayee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 25 - Cari Calon Istri
Pembahasan tentang Gery yang mendadak ingin menikah seketika membuat Walt sibuk. Kelanjutan obrolan itu berlangsung di kantor rahasia Gery, yang tidak ada seorang pun tahu.
“Tuan? Anda mau menikah dengan siapa?” tanya Walt memastikan kesadaran bosnya. Gery meninju lengan Walt, ia tampak tidak mau diremehkan.
“Sama seorang perempuan lah! Memangnya aku se-menyedihkan itu apa? Pasti banyak yang mau sama aku. Carikan kandidat wanita yang cocok dan setara untukku.”
“Baik, Tuan. Saya akan carikan yang terbaik. Tapi maaf Tuan, kenapa Anda tiba-tiba ingin menikah? Suasana Spark masih perlu diperbaiki, proyek Pure yang akan Anda luncurkan terancam mangkrak. Apa nggak seharusnya kita fokus saja untuk Spark selama 2 bulan ini?” Walt tidak tahu jalan pikiran Gery yang tiba-tiba saja. Namun, Gery menjelaskan secara singkat alasan mengapa ia ingin menikah.
“Justru itu. Dengan menikah, aku yakin aku akan menyelamatkan Spark. Aku akan membuat Spark lebih besar karena hadiah spesial yang Kakek persiapkan untukku,” kata Gery lugas.
"Baik, Tuan. Apa kriteria yang Anda cari untuk dijadikan istri?" Walt bersiap-siap mencatat kriteria calon istri yang Gery inginkan.
Gery menopang dagu, ia berpikir sejenak sambil melihat area sekitar.
"Aku ingin istri yang polos, penurut, dan mau disuruh-suruh," kata Gery menimbang-nimbang. Walt mencatat sesuai dengan keinginan Gery. Walt juga mencari ide di mana ia harus mencari wanita yang cocok untuk dijadikan seorang istri seorang Gery.
"Dan satu yang paling penting. Aku tidak mau punya anak. Jadi, pastikan wanita yang kunikahi sepemikiran denganku. Atau, cari saja sekalian wanita yang mandul!" ujar Gery lantang. Walt agak terkejut dengan persyaratan aneh sang bos.
"Bagaimana aku mencarinya? Apakah aku harus pergi ke rumah sakit dan mencari info wanita mana saja yang mandul?" Batin Walt bergejolak, pekerjaan sulit telah menantinya.
Sambil mencari-cari informasi di ponselnya, nama Colliana Clara muncul di salah satu datanya. Sesaat, Walt ingin angkat bicara dan mengusulkan nama Clara. Namun, ia tampak ragu-ragu. Sampai Gery menyadari gerak-gerik Walt yang aneh.
"Kenapa mendadak diam? Ada yang salah?" tanya Gery. Walt menggeleng cepat. Ia tergagap ketika menyebut nama Clara.
“Tuan, bagaimana dengan.... Nona Clara?” ketika Walt menyebutkan Clara, mata Gery mendelik.
“Walt, kok bisa kamu menyebutkan nama itu?"
“Berdasarkan informasi dari Tuan Drew, Anda telah membuat Nona Clara terjaga semalaman. Bahkan, Nona Clara mengetahui keputusasaan Anda yang mabuk. Nona Clara tahu semuanya, Tuan.” Gery mendengarkan penjabaran Walt. Ditambah kejadian semalam, ketika Clara merawatnya yang pingsan akibat mabuk.
“Cuma karena itu pertimbangannya? Kalau cuman itu, semua wanita yang pernah mabuk denganku bisa kujadikan istri. Cari yang lain!”
“Menurutku pribadi, ini akan menguntungkan Anda lebih banyak di depan publik. Anda tidak jadi menuntut nona Clara dan justru menikahinya. Bukankah Anda akan disanjung oleh publik karena memiliki hati yang pemaaf?” ujar Walt mengandalkan critical thinking-nya.
"Dan yang menurutku sangat menguntungkan untuk Anda adalah, dia wanita yang divonis dokter susah hamil, Tuan. Anda ingat itu, tidak? Bukankah salah satu kriteria Anda dalam mencari istri yang mandul?"
Gery tak menanggapinya, ia hanya kembali berpikir. Apakah benar bisa seperti itu?
“Carikan wanita yang lainnya juga. Aku butuh beberapa kandidat selain Clara."
“Baik, Tuan.”
Menikah merupakan langkah yang cukup besar bagi gery. Namun, ia akan mempertaruhkan apa pun demi perusahaannya. Termasuk kehidupan pribadinya sekalipun.
Dalam bayangan Gery, sudah terlintas bahwa ia akan mendapatkan warisan yang bisa digunakan untuk membayar penalti kontrak Nymte. Sekaligus penguatan dana untuk kemajuan Spark setelah menikah nanti. Dan yang paling utama, Gery akan terbebas dari teror Tuan Dexter dan belajar melupakan Adel.
...*...
Pagi itu, Clara bersama anggota tim Merak lainnya mendadak terkejut karena mendengar bahwa Gery Rochstein akan mengadakan rapat dadakan bersama mereka. Ini menjadi pertama kalinya bagi tim Merak rapat langsung dengan Gery, sang CEO.
Bagaimana tidak, karyawan Spark sudah paham cara kerja Gery Rochstein yang hanya terima beres dan menguntungkan bagi perusahaannya. Jika Gery sudah turun tangan, hal itu menandakan bahwa ada yang salah dalam pekerjaan karyawannya.
Dengan diadakannya rapat itu, tim Merak mulai ketar-ketir dengan rapat dadakan yang diminta langsung oleh Gery. Apalagi kalau karena takut ide-ide mereka harus dirombak ulang, sudah dipastikan tim Merak akan lembur bila itu benar-benar terjadi.
Di ruangan rapat itu, Gery dan Pak Arnold sudah duduk duluan. Kemudian, beberapa bawahan Pak Arnold masuk berbondong-bondong ke ruangan rapat dan duduk di kursi masing-masing.
Saat memasuki ruangan itu, pandangan mata Gery cukup tajam ketika melihat Clara duduk. Sebenarnya, wanita itu adalah incaran Gery.
"Siang, semuanya. Aku langsung pada intinya. Bagaimana konsep yang mau kalian buat dengan konten-konten yang ada? Kenapa melibatkan aku?" tanya Gery dengan nada datar. Victor sang pencetus ide merasa bertanggungjawab untuk menjawab pertanyaan bosnya itu.
"Begini, Tuan Rochstein. Saya menilai bahwa proyek Pure adalah hasil kerja keras Anda selama ini. Jadi, saya mencoba memberi ruang untuk anda supaya bisa memperlihatkan, membanggakan tentang Pure ke seluruh dunia lewat konten wawancara yang kami buat." kata Victor mencoba untuk tidak tegang. Sementara Gery meletakkan satu tangan di leher panjangnya.
"Jelaskan konsep konten kalian ke aku. Aku mau dengar," kata Gery.
"Jadi, Anda nanti akan kami wawancarai di satu tempat. Lalu, kami berencana membuat konten keseharian Anda dengan membawa produk Pure." jelas Dino yang ikut membantu temannya.
Tanpa disadari, Clara terbayang-bayang dengan wajah Drew yang sangat mirip dengan Gery. Mereka sangat mirip. Hanya saja, pipi Drew agak lebih berisi ketimbang Gery yang tirus dan memiliki rahang tegas.
Mungkinkah mereka itu saudara kembar? Batin Clara masih memperhatikan wajah Gery sambil membandingkan wajah Drew di ingatannya. Kedua pria itu sama-sama memiliki wajah super tampan.
"Aku mau lihat isi daftar pertanyaannya. Lalu siapa yang akan mewawancaraiku," kata Gery menagih apa yang dia mau ke karyawannya. Dino yang duduk lebih dekat dengan Gery pun memberikan selembar kertas terkait daftar pertanyaan untuk Gery.
"Hm. 'Bagaimana kendalanya?', 'Mengapa produk Pure wajib untuk dibeli?'. Pertanyaannya terlalu membosankan. Aku nggak suka. Hapus pertanyaan itu," kata Gery sambil kembali memberikan kertas ke karyawannya.
"Baik, Tuan."
"Kalian semua sudah dengar tentang pemutusan kerja sama perusahaan kita dengan Nymte, 'kan?" tanya Gery kepada bawahannya, dan melirik Clara sesaat.
"Iya, kami sudah tahu, Tuan."
"Aku ingin kalian semua lebih kreatif untuk membuat konten iklan dan semacamnya. Karena kita harus sedikit bekerja keras sekarang ini. Dana terbatas, pangkas hal-hal tidak perlu. Kalau bisa, buat sampai ini semua viral dan dibicarakan oleh publik secara positif," kata Gery melanjutkan pembicaraannya.
"Aku setuju terlibat di sini. Karena sepertinya kalian juga tahu perusahaan kita akan susah naik promosinya akibat nggak ada kerja sama dengan Nymte. Tapi aku akan berusaha menuruti ide kalian," kata Gery kemudian.
Mendengar itu, para karyawannya merasa lega. Padahal mereka sudah bersiap-siap untuk dimaki dan idenya ditolak karena sudah melibatkan sang CEO misterius.
"Lalu, pertanyaanku belum kalian jawab. Siapa yang akan mewawancaraiku?" tanya Gery.
"Kami sedang mempersiapkan untuk mengundang seorang Host ternama, Tuan. Ada nama..."
"Hei, biaya produksi konten kalian itu sudah sangat besar. Berhematlah sedikit. Nggak usah cari host dari luar. Aku mau di antara kalian-kalian aja. Masa kalian nggak bisa? Kalian kan, aku rekrut dengan segudang talenta." kata Gery sambil mengerutkan kening.
Para anggota tim Merak saling adu pandang, termasuk Clara dan Vey yang beradu mata. Mereka tampak mencari siapa yang mau sukarela menjadi pewawancara Gery.
awas kau Gery... aku doain nanti kamu bucin ke Clara lhoo 😂😂