Dara Clarita yang baru saja keluar dari rumah sakit setelah kecelakaan yang menimpanya hingga membuatnya lumpuh di paksa untuk menandatangani surat perceraian yang di berikan suaminya saat itu juga.
Bagaimana dia bisa menjalani kehidupannya setelah di ceraikan oleh suaminya karena kelumpuhan yang di deritanya?
Sanggupkah Dara melewati semua ini dan menemukan kebahagiaannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tessa Amelia Wahyudi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sayang Ala Jordan
Pagi-pagi sekali rumah Dara sudah dihebohkan dengan orang-orang bangunan yang sudah mulai mengerjakan rumahnya.
Lihatlah, bahkan saat ini mereka tengah menjebol dinding di samping rumah Dara sesuai dengan apa yang Jordan katakan kemarin bahwa dia ingin membangun garasi mobil agar mobilnya bisa masuk dengan mudah.
Melihat kebisingan yang terjadi di rumahnya membuat Dara merasa sangat terganggu dengan kehadiran mereka.
" Maaf pak, kenapa kalian semua berisik sekali? ini masih pagi saya takut tetangga saya akan terganggu dengan pekerjaan ini." Ucap Dara yang merasa tidak enak dengan para tetangganya.
" Tenang saja mbak Dara, mereka tidak akan marah karena tiga rumah ini sudah dibeli oleh pak Jordan untuk dijadikan rumah anda."
Jder ..
Tubuh Dara seperti tersambar petir saat dia mendengar apa yang tukang bangunan itu katakan.
Bagaimana bisa Jordan membeli 3 blok rumah yang berada di dekat rumahnya. Luar biasa sekali pria itu.
Karena tidak ingin berdebat dengan tukang bangunan, akhirnya Dara memutuskan untuk menghubungi pria itu.
Dia ingin berbicara langsung dengan Jordan dan bertanya kenapa pria itu melakukan hal ini walau Dara juga sudah tahu jawabannya tapi tetap saja rasanya dia belum bisa menerima semua itu.
Dara menunggu waktu beberapa detik sebelum sambungan teleponnya tersambung.
" Kenapa menelpon ku? apa kau merindukan ku? aku tahu jika kamu pasti merindukan ku." Dara sedikit kaget dan merasa bahwa suara pria itu begitu jelas dan sangat dekat dengan dirinya.
" Cepat datang ke rumah ku dan katakan pada mereka yang datang ke rumahku untuk pergi karena aku tidak ingin mereka berada di sini. Mereka membuat kebisingan di sini."
Tut!
Dara mematikan sambungan teleponnya karena dia tidak ingin berbicara lebih panjang lagi dengan pria itu.
Dia pikir dia bisa tenang setelah ini, namun Dara salah karena pria itu ternyata sudah berada di dekatnya dan bahkan dengan berani mencium puncak kepalanya.
Cup...
Kedua bola mata Dara seperti hendak keluar saat itu juga ketika Jordan mencium puncak kepalanya.
Betapa kagetnya dia saat Jordan melakukan hal tersebut. Tapi lihatlah, pria itu tidak merasa bersalah sedikitpun dengan apa yang telah dilakukannya.
" Untuk saat ini cukup ciuman di puncak kepalamu saja dulu oke. Nanti setelah kita sah dan resmi menjadi sepasang suami istri maka aku akan mencium seluruh permukaan wajahmu. Jadi sabar ya." Ucap Jordan dengan begitu entengnya tanpa merasa bersalah sedikitpun.
Sementara Dara yang sudah terlanjur kesal dengan pria itu dia hanya bisa mencubit lengan bertato Jordan agar pria itu merasa kesakitan.
Lihat, Dara berhasil membuat pria atau menjerit kesakitan karena dicubit olehnya.
" Aaahhkkk...kenapa melakukan hal itu padaku? ini sakit Dara." Ucapnya lagi dengan mengusap lengannya yang terasa panas dan perih saat Dara mencubitnya.
" Biar. Rasakan itu karena aku sengaja melakukannya. Lihat apa yang telah kamu lakukan membuat ku malu dan menjadi bahan tontonan banyak orang. Mereka melihatku seperti orang yang tidak pernah melihat manusia." Jordan mengalihkan pandangannya saat mendengar apa yang Dara katakan.
Dia melihat ke sekelilingnya dan benar saja bahwa mereka tengah di lihat banyak orang. Apalagi ada beberapa tetangga Dara yang menatap ke arah mereka saat ini.
" Kenapa? kenapa mereka melihat ke arah kita seperti itu? apa mereka tidak pernah melihat pria tampan seperti ku?" Dara hanya bisa menundukkan kepalanya saja saat mendengar apa yang Jordan katakan.
Mudah sekali pria itu berbicara bahkan tidak merasa bersalah sama sekali. Tingkat kepercayaan diri seorang Jordan Brussels itu memang sangat luar biasa dan tidak tertandingi lagi.
Jadi sudahlah. Dara hanya bisa menundukkan kepalanya saja karena sudah terlanjur malu untuk itu.
Bersambung ❤️