Menghadiri pesta ulang tahun teman sekolahnya,membuat seorang gadis bernama Renata harus kehilangan kesuciannya.
Seseorang sudah menjebaknya dan akibat ulah seseorang yang tidak bertanggung jawab,dia harus menjalani hidupnya,hidup yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon naya siswanto, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30
" Untuk sementara, sampai kita bisa menemukan siapa dalang yang meneror kamu,kamu dan Renata tinggal sementara di sini.Jika situasinya sudah aman,baru kalian pulang ke rumah kalian" saran Papa.
" Bagaimana sayang?" tanya Delon pada Renata.
" Kalo Renata sih nurut aja Mas,kalian lebih tau mana yang terbaik.Renata belum pernah mengalami kasus seperti ini,jadi Renata tidak tau harus berbuat apa" jawab Renata.
" Ya sudah Pa,ini juga demi kebaikan Renata dan juga calon anak kami.Untuk sementara kami mau tinggal di sini" ujar Delon.
Kriing...
Ponsel Delon berdering.Delon melihat nama penelpon di layar ponselnya.
" Sebentar ya Pa,Ma,sayang.Aku angkat telpon dulu"
Delon beranjak dari duduknya lalu berjalan menjauh dari istri dan kedua orang tuanya.
" Siapa sih yang telpon,kenapa harus menjauh gitu jawabnya? Bukan perempuan atau simpanannya kan?" Mama pun menaruh curiga.
" Ma,gak boleh berprasangka buruk gitu ah,gak baik" tegur Papa.
" Gak ada salahnya Mama curiga Pa,kita kan harus berjaga-jaga" kata Mama.
" Pa,bisa ikut Delon sebentar gak.Penting!" Delon berjalan ke arah ruang kerja Papanya.
Papa mengikuti langkah kaki Delon menuju ruang kerjanya.
" Re,ini sudah malam,kamu tidur duluan gih.Delon sama Papa pasti lama kalo sudah membahas masalah penting" kata Mama.
" Ya udah deh Ma,Renata ke kamar dulu"
Renata masuk ke kamarnya.
" Semoga setelah ini tidak ada lagi masalah yang bisa menghalangi kebahagiaan kalian, Delon.Kasihan Renata,sedang hamil tapi masalah terus berdatangan" monolog Mama.
Karena sudah malam,akhirnya Mama memutuskan untuk beristirahat di kamarnya.
Renata duduk bersandar di sandaran tempat tidurnya.Tangannya mengusap perut yang sudah terlihat membuncit.
" Apa kabar kamu sayang,kamu baik-baik saja kan nak.Maafin Bunda ya,belum bisa bahagiain kamu.Kamu jangan ikut-ikutan stres ya.Kamu harus tumbuh dengan sehat,kamu harus jadi anak yang kuat" monolog Renata.
Ceklek
Pintu kamar terbuka,Delon masuk ke dalam kamar lalu duduk di samping Renata.
" Sayang,ini sudah larut malam.Kenapa kamu belum tidur?" tanya Delon.
" Aku belum ngantuk Mas" jawab Renata Seraya tersenyum.
" Masalah sudah selesai.Kamu gak usah ikut mikirin soal masalah ini ya" kata Delon.Dia terpaksa berbohong agar masalahnya tidak menjadi beban pikiran Renata.
" Renata gak mikirin masalah Mas kok,Renata memang belum ngantuk Mas" ujar Renata.
Delon mencondongkan tubuhnya lalu mencium perut Renata dan mengusapnya dengan lembut.
" Nak,ajak Bunda tidur dong.Ini udah malam loh,kalo Bunda sakit gimana,kamu juga yang jadi korban kan" oceh Delon di depan perut Renata.
" Mas,perutnya bergerak lagi.Gimana nih?" tanya Renata panik.
Delon langsung berlari keluar kamarnya,lalu bergerak menuju kamar kedua orang tuanya.
" Ma...Mama,bangun Ma" Delon mengetuk pintu kamar dengan kuat.
Tidak lama kemudian pintu terbuka dan Mama berdiri di pintu sambil mengucek matanya.
" Ada apa sih,malam-malam begini bikin ribut?" tanya Mama.
" Renata Ma,perutnya..."
Belum selesai Delon berbicara,Mama sudah lari menuju kamar Delon.Papa yang masih berada di ruang kerja pun keluar karena mendengar suara ribut-ribut.
" Perut kamu kenapa sayang?" tanya Mama dengan wajah cemas.
" Emmm itu Ma,anu.Perutnya ada yang bergerak-gerak" jawab Renata malu.
Papa masuk ke kamar itu," Ada apa dengan Renata?" tanyanya.
" Biasa Pa,ulah cucu kita" jawab Mama sambil tersenyum.
" Kenapa Mama malah menyalahkan anakku?" protes Delon.
" Pergerakan yang ada di dalam perut Renata itu berasal dari anak kamu yang mulai tumbuh dan aktif,sayang" terang Mama.
" Berarti bukan karena bermasalah ya Ma?" tanya Renata.
" Bukan sayang" jawab Mama.
Delon dan Papa pun bernafas lega.
Setelah Papa dan Mamanya keluar dari kamar itu,Delon pun naik ke atas kasurnya.Dia kembali mengusap perut Renata kemudian Delon memandang wajah Renata.
" Kok gak gerak?" tanya Delon.
" Dia sudah bobok" jawab Renata.
Delon merebahkan tubuhnya,begitu juga dengan Renata.Delon merapatkan tubuh Renata padanya dan mereka pun mulai tertidur.
...****************...
Pagi yang cerah,suara kicauan burung terdengar sangat merdu menambah keindahan suasana pagi ini.Tapi tidak seindah nasib seseorang yang sedang terikat di sebuah kursi dengan kondisi wajah yang babak belur.Lebam di seluruh wajahnya akibat pukulan dan hantaman anak buah Delon.
" Apa dia masih bungkam?" tanya Delon yang baru masuk ke ruangan itu.
" Iya" jawab Gino.
Delon menatap tajam laki-laki di hadapannya,laki-laki itupun tersenyum mengejek ke arah Delon.
Delon pun menyeringai melihat senyum itu," Bagaimana dia bisa melidungi orang lain yang hanya memberinya uang,tapi mengorbankan keluarganya yang sudah memberinya kehidupan." sindir Delon.
" Aku tidak punya keluarga" seru laki-laki itu.
" Benarkah?" Berarti tidak masalah dong kalau aku MEMBUNUH MEREKA SEMUA?" tanya Delon sambil mencondongkan tubuhnya pada laki-laki itu.
" Buka!" perintah Delon pada anak buahnya.
Tiba-tiba dinding pembatas bergetar lalu perlahan terbuka dengan lebar.Di balik dinding itu sudah ada seorang wanita tua renta,seorang wanita muda sedang hamil besar dan satu anak laki-laki berusia sekitar lima tahunan.
" Bunuh mereka semua" perintah Delon lagi.
" Farid"
" Mas"
" Ayah"
Seru ketiga orang tersebut secara bersamaan.
Anak buah Delon pun bergerak masuk ke ruangan itu dan mendekati ketiga tawanan yang berhasil ditangkap oleh anak buah Delon.
" Tunggu" teriak laki-laki itu.
" Aku tidak punya penawaran lagi" tegas Delon.
" Yohanes yang menyuruhku" akunya.
" Dia tidak terima kalian memecatnya secara tidak hormat" sambungnya.
" Tikus clurut,berani membuat ulah" geram Delon.
Brakk,pintu di buka dengan paksa.
Brukk,Papa mendorong Yohanes hingga jatuh tersungkur ke lantai.
" Papa"
" Om"
Seru Delon dan Gino bersamaan.
" Bisa-bisanya kalian bersenang-senang tanpa aku" kata Papa Delon.
" Papa ngapain disini?" tanya Delon.
" Maen bekel" jawab Papa lalu mendekati Yohanes yang masih tergolek di lantai.
Papa meraih kerah baju Yohanes lalu menariknya hingga membuat tubuh Yohanes sedikit terangkat.
" Bertahun-tahun,aku memberimu makan,memberimu tempat tinggal yang nyaman serta fasilitas yang mewah.Tapi,apa balasanmu? Kamu malah meneror aku dan keluargaku dengan teror murahanmu itu.Apa kamu lupa Yohanes,siapa aku sebelum aku menjadi baik dan bertobat seperti sekarang.Apa perlu aku mengingatkanmu kembali,mungkin kamu sedikit pikun" tutur Papa.
" Saya tahu siapa Tuan dan saya mohon jangan apa-apakan saya" ujar Yohanes dengan suara bergetar.
" Terlambat sudah Yohanes,nasi sudah menjadi bubur dan aku mau kamu lah pelengkap buburnya" kata Papa.
" Tutup dinding itu" perintah Papa.
Dinding yang tadi terbuka perlahan tertutup kembali.
" Dua puluh tahun aku berhenti dari dunia hitam,sepertinya aku sedikit lupa cara menghukum orang" oceh Papa.
" Mungkin aku butuh sedikit pemanasan" sambungnya lalu mengangkat tubuh Yohanes dengan satu tangannya.
Bugh
" Awh" Papa berpura-pura kesakitan sambil melihat wajah Yohanes yang sedang menahan sakit akibat pukulan papa yang tepat mengenai ulu hatinya.
" Sepertinya tenagaku sudah berkurang,sehingga dia tidak merasakan apa-apa" kata Papa.
" Sebutkan permintaanmu yang terakhir.Aku capek berbasa-basi" titah Papa pada Yohanes.
" Tolong ampuni saya Tuan" lirih Yohanes.
" Cepat katakan permintaanmu yang terakhir,aku tidak punya banyak waktu.Karena apa,karena aku punya janji pada menantu kesayanganku untuk jalan-jalan" ujar Papa.
" Aku..."
" Ah lama,kamu sudah membuang waktuku"
" Erik" teriak Papa.
Masuklah seorang laki-laki yang seumuran dengan Papa,tapi Erik berjanggut tebal yang panjang.Melihat wajah lelaki itu,Yohanes pun ketakutan.
Sret...
Aaaaaaa
Suara Yohanes melengking memenuhi ruangan saat pisau milik Erik menyayat kulitnya.
Sraakkk...
Aaaaaaa
Teriakan kembali terdengar saat Erik menarik paksa kulit Yohanes hingga terkelupas.
" Bagaimana rasanya?" Bukankah ini yang akan kamu lakukan pada Delon?" Dasar ceroboh!" ujar Erik.
Entah apa yang dibubuhkan oleh Erik ke luka Yohanes,karena tiba-tiba tubuh Yohanes kejang dan mulutnya mengeluarkan busa.
" Bakar dia,buang abunya ke tempat biasa" perintah Papa lalu pergi bersama Erik.
👏👏👏👏👏