Dirga Harun purnomo Adalah seorang pengusaha muda yang memiliki beberapa buah perusahaan besar. Dalam hidup dia memiliki segalanya.harta melimpah, wajah yang tampan serta istri baru yang sangat cantik dan terkenal.
saat bulan madu ke Hawai pesawat pribadinya terjebak badai hingga mengalami kecelakaan.
Untung saja semuanya selamat karena pilot yang cekatan.
Sayangnya Dirga mengalami kebutaan Akibat matanya terkena serpihan kayu yang berasal dari ledakan pesawat.
Hidup dan perkawinannya hancur, karena istrinya meninggalkan dirinya yang cacat.
Mampukah Dirga bangkit dari keterpurukannya ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lara hati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29 saya hanya pelayan anda
Matahari mulai meninggi diufuk timur, Bening masih meringkuk ditempat tidur, semalaman ia membantu Dirga bekerja hingga waktu menjelang jam tiga pagi. Membuat ia malas sekali membuka mata melihat keindahan pagi ini.
Setelah melaksanakan shalat subuh pagi tadi. bening memutuskan segera tidur kembali.
Berulang kali Dirga minta maaf padanya sebagai ungkapan perasaan bersalah pada Bening, membuat dia bergadang sepanjang malam.
Ketukan dipintu sangat menggangu gendang telinga bening.
" Siapa Sih pagi-pagi sudah mengganggu? " Dia bangkit dengan malas dari pembaringan.
memakai jilbab instan dan membuka pintu.
Wajah cerah Adam menyambutnya didepan pintu.
" Tuan Adam!?, Aku masih mengantuk, izinkan aku tidur beberapa jam lagi ya?" kata bening dengan Mata sayu.
"Maaf Nona Bening, tapi tuan muda, meminta anda segera bersiap-siap.bukankah anda berdua punya rencana liburan kepantai hari ini?"
Bening menepuk jidatnya, Bagaimana bisa ia melupakan rencana mereka
"Aduh! saya benar-benar lupa, bahkan belum berkemas" kata bening gelisah.
Bening heran Apakah Dirga tak merasa lelah setelah semalaman bergadang mengerjakan pekerjaan kantor yang sangat menumpuk. staminanya luar biasa.
" Katakan pada Tuan muda, saya akan bersiap-siap"
" Baik Nona. Saya juga akan membantu tuan muda bersiap."
Bening pun segera berkemas.
Tak butuh waktu lama baginya menyiapkan diri.
Dirga sudah menunggunya diruang keluarga sambil mendengarkan siaran tv, Dia mengenakan kaos bermotif akstrak dengan celana sebatas lutut.
Terlihat sporty dan santai.
Dia langsung menoleh menyadari kedatangan bening, meski tak bisa melihat, Dirga hafal suara langkah orang- orang yang ada dirumah itu.
Terutama Adam dan bening.
" Kau sudah siap Bening..?" Tanya Dirga dengan wajah bersemangat.
"Iya tuan, ayo berangkat, nanti keburu siang."
" Siap istriku.." Sahut Dirga bercanda namun candaannya membuat hati bening berdebar hangat.
Perjalanan mereka disupiri oleh Darmo, Dirga memutuskan liburan di luar kota yang bisa dicapai dengan jalan darat, dia masih trauma naik pesawat.
Perjalanan berlangsung hening, karena bening tertidur sangat nyenyak.
Kepalanya bergoyang-goyang ke kanan kiri seiring laju mobil.
Darmo melirik Bening dari kaca spion
" Nona Bening tertidur tuan, kasihan kelihatanya dia kurang nyaman." kata Darmo.
Dirga meraih kepala bening dan merebahkan dipangkuan nya.
"Dia pasti lelah sekali membantuku semalaman" Dirga membelai kepala bening sayang.
Tiba-tiba phonsel Dirga berdering, Bening menggeliat karena terganggu, namun kembali melanjutkan tidurnya, dengan tangan memeluk pinggang Dirga.
Dirga menggaruk kepalanya salah tingkah.
Karena wajah Bening sangat dekat dengan bagian sensitif nya.
Dirga perlahan menggeser kepala itu
" Gawat sekali, gadis ini selalu saja menggoda imanku" Dirga meletakan phonselnya ditelinga.
" Iya sonya sayang.." sahut Dirga
Ternyata Sonya yang menghubungi dirga
"Kamu dimana? Adam memberitahuku jika kau sedang dalam perjalanan keluar kota"
" I-IYA, maaf sayang sangat mendadak, jadi tak sempat mengabari mu," Kata Dirga merasa bersalah.
" Bolehkah aku menyusul? sekalian kita bisa liburan dan jalan-jalan bersama pasti menyenangkan." tanya Sonya.
" Eh, tidak perlu sayang..aku tak lama disana hanya dua malam saja"
" lokasinya dimana!"
" Dikota S, aku akan menginap di hotel Xx"
" Ok, Take care ya..jangan lupa oleh-oleh yang special" kata Sonya.
"Iya sayang. love you Sonya"
" Love you too, darling"
Panggilan berakhir Dirga menghela nafas lega, ada rasa gugup karena harus berbohong pada Sonya hanya untuk pergi bersama istri sendiri, ah rasanya sangat aneh! Dirga merasa seperti sedang berselingkuh saja.
Mereka tiba dihotel Xx,tepat jam tiga sore
" Bening..bangunlah, kita sudah sampai!" panggil Dirga lembut menepuk pipi bening pelan.
Mata bening terbuka perlahan.
Dia mengerjap beberapa kali, kemudian sadar jika sedang berbaring di pangkuan Dirga.
" Aaaaa!!" Bening menjerit pelan, seraya menarik kepala dari pangkuan dirga
" M-Maaf tuan, aku pasti tertidur nyenyak sekali sampai tak sadar tidur dipangkuan anda, Tuan pasti lelah"
" Tidak apa, aku hanya sedikit pegal saja" kata Dirga usil.
" Ma- maaf," ulang bening serius
" Nanti kau harus memijat kakiku"
" Baik, Aku pasti akan memijat anda" kata bening semakin tak enak hati, tak sadar Dirga mengerjainya.
Saat masuk ke hotel, Dirga segera menuju ke meja resepsionis untuk mengkonfirmasi kamar untuk nya dan Bening.
Petugas hotel mengantarkan mereka ke kamar masing-masing yang telah di pesan sebelumnya.
Bening dan Dirga segera membersihkan diri dikamar. segala kantuk lelah dan penat, hilang seketika. Kemudian Bening menata bajunya di dalam lemari yang disediakan oleh hotel.
Hotel itu memiliki pemandangan yang sangat indah karena letaknya dipinggir laut, Bening bisa melihat dari jendela, tepian pantai dengan pasir putih dan payung payung warna - warni berjejer rapi sepanjang pantai.
Setelah selesai menata baju bening memutuskan Menuju kamar Dirga, pria itu pasti kesulitan beradaptasi dengan suasana baru.
Bening mengetuk pintu beberapa kali.
Wajah tampan Dirga menyembul dibalik pintu. Dengan wajah bertanya
" Aku bening.." Kata bening.
" Masuklah " kata Dirga
" Kebetulan kau datang, aku memang butuh bantuanmu"
Bening masuk, melihat Dirga masih mengenakan handuk yang melilit ketat dipingganya yang ramping dan berbentuk sempurna.
Dia kembali menahan nafas dan meraba jantungnya yang meronta karena kaget.
" kenapa pria ini suka sekali memakai handuk di depanku, apa dia tidak tahu aku masih polos dan pemalu" Batin Bening.
Carikan baju ku dikoper,sejak tadi aku kesulitan menemukannya" pinta Dirga sambil menyurai kepalanya frustasi.
Bening segera mencari baju Dirga,. dia juga merasa risih melihat dada telanjang pria itu.
Tanpa malu, Dirga lekas memakai pakaiannya didepan Bening tanpa melepas handuk yang melilit dipinggang.
Bening langsung balik badan dengan muka merah padam
" Anda tidak sopan tuan.."
Dirga menghentika aktivitasnya
" Kenapa?" tanyanya tak mengerti
" Minimal tunggu aku keluar dulu, baru berganti baju, jangan melakukannya di depanku" kata Bening keki.
" kenapa ? apakah kau malu?"
Bening diam saja malas menjawab.
Dia mengambil handuk yang dilempar Dirga dan menjemurnya di bathroom.
"Rapikan rambutku, ada gel dan sisir didalam koperku" pintanya. sambil duduk disisi ranjang.
Bening tak membantah Dia mencari benda yang dimaksud dirga, dan mulai melakukan permintaan Dirga.
Pelan bening mengoleskan gel berbau cologne itu dikepala dirga dan mengelus rambutnya dengan lembut, Elusan Bening membuat keduanya hanyut.
Gerakan Bening dikepala Dirga terasa sangat intim.
Dirga sampai memejamkan mata menikmati.
Entah pikiran darimana tiba- tiba dia menarik tangan Bening dan mendudukan gadis itu dipangkuannya.
"aku merindukanmu Bening.." kata Dirga dengan suara parau dan tatapan kelam
Dan entah mengapa dia mengucapkan kata-kata bernuansa aneh itu pada Bening.
Tanganya menyusuri pipi bening melukis wajahnya lewat jari yang terus bergerak sepanjang wajah itu.
Tubuh bening bagaikan disetrum dengan tegangan ribuan volt, otaknya memberi peringatan tapi tubuhnya sangat menikmati segala sentuhan Dirga di wajahnya.
Betapa dahsyatnya pengaruh pria itu ditubuh Bening, Bening membeku, tak mampu menolak atau menerima,.ketika bibir seksi dan mata sayu dirga bergerak makin dekat ke arahnya.
Kini bibir itu menggantikan gerakan tangan menyusuri seluruh pipi bening, Dirga mulai mengecup setiap inci wajah Bening tanpa melewati satu inci pun.
Kecupan itu berhenti di bibirnya yang ranum
" Apakah kau menginginkan aku..?" Dirga bertanya,menjauhkan sejenak wajahnya dari bening.
" A-A-AKU tidak tahu tuan," sahut Bening polos dan tersipu.
Dirga tersenyum memperlihatkan lesung Pipit ciri khasnya
" Aku akan mencari tahu.."
Dirga kembali menempelkan bibirnya di bibir Bening. menikmati bibir Bening menyesap dan mengelusnya dengan lembut, menggigitnya sesekali. memberikan sensasi asing yang tak dikenali Bening.
Bening mengetatkan pelukannya dileher Dirga. menyerahkan diri sepenuhnya pada pria itu.
Membiarkan pria itu menikmati setiap inci bibir dan wajahnya.
Sesekali dia bening bergerak membalas ciuman Dirga dengan kaku. Gerakan Bening semakin membuat Dirga mabuk oleh kenikmatan.
" Bening.." Dia mendesah parau dan putus asa.
Kenapa kenikmatan itu begitu asing, Dirga masih asing dengan rasanya.
semua berbeda, kenapa bisa berbeda bila bersama Bening? Dirga tak bisa berpikir jernih.
Mereka hanya berpelukan dan berciuman tak lebih, Tapi rasanya Dirga sudah meneguk ribuan kenikmatan dari bibir itu.
Dia ingin berteriak dan menyerukan nama gadis itu berkali-kali.
Namun Dirga menahan lidahnya.
Kringg..!!
phonsel Bening berdering menghentikan aksi keduanya..
Mereka menoleh ke arah saku dress Bening pada asal bunyi.
Bening melihat sekilas kelayar
Dokter kevin calling...
Bening melepaskan diri dari pelukan Dirga.
bergerak menjauhinya.
Sementara Dirga kecewa, hampa setelah tubuh itu menjauhi nya.
Dengan curiga Dirga memasang telinga bekonsentrasi menguping obrolan Bening.
Bening keluar menuju balkon.
menerima panggilan kevin.
Lama mereka mengobrol hingga Bening lupa akan keberadaan Dirga.
Dengan memakai tongkat Dirga berjalan pelan menyusul Bening di balkon
" Siapa?" bisiknya ditelinga Bening.
Bening terlonjak kaget.
Dia melihat wajah Dirga dengan rambut masih acak-acakan sementara bibirnya merah dan membengkak akibat adegan dewasa yang tanpa sengaja mereka lakukan.
wajah Bening sontak merah padam. memikirkan sensasi yang ditimbulkan oleh bibir itu.
"Sudah dulu ya dok, saya sedang sibuk saat ini, selamat malam, selamat bertugas dokter jangan lupa jaga kesehatan" pesan Bening mengakhiri panggilannya.
Dirga beranjak kebelakang tubuh bening dan memeluk pinggang rampingnya erat.
Meletakan dagunya diatas pucuk kepala bening.
Entah kenapa dia menjadi posesif, dan ingin memeluk Bening seperti itu. mengetahui Kevin baru saja menelpon. Rasanya bahagia sekali, bisa menjauhi semua orang. menikmati kebersamaan bersama istri yang merangkap menjadi pelayan.
Bening merasa sangat risih, menerima perilaku aneh Dirga, apakah dia punya niat terselubung dengan mengajak mereka berlibur berdua saja?
" Tuan, lepaskan saya, apa yang anda pikirkan? "
tanya Bening melepaskan pelukan Dirga dipingganya.
"Sebaiknya aku balik ke kamarku" pamit Bening tergesa
Dirga tersinggung dengan penolakan gadis itu.
" Kenapa tiba-tiba menolak ku" tanya Dirga mengingat mereka baru saja berciuman secara intim.
" Maaf tuan, tadi saya khilaf terbawa suasana..Saya harap kita tak mengulanginya lagi dilain waktu"
kata Bening tegas
" apa karena dokter kevin?"
"Bukan,.karena saya hanyalah pelayan anda"
"