Godaan Sang Mantan

"Sha---"

"Selamat datang di perusahaan kami, Tuan. Saya Lengkara Shafura Vernon." Shafura mengulurkan tangannya pada Keygan.

Deg

Belum hilang keterkejutan Keygan karena tiba-tiba saja wanita yang selama bertahun-tahun ini dia cari, saat ini sedang berdiri di hadapannya. Namun, wanita di hadapannya ini bertingkah seolah tidak mengenalnya.

Keygan terpaku, matanya terus menatap wanita yang terlihat semakin cantik di hadapannya. Shafura tidak pernah berubah, di usianya yang semakin dewasa ini justru terlihat semakin elegant.

Namun, ada satu hal yang berubah. Matanya. Dulu, mata indah itu bersinar penuh cinta saat menatapnya. Kini, mata itu berubah datar. Walaupun keindahannya tetap sama, namun tidak ada lagi binar cinta di matanya.

Keygan membalas uluran tangan Shafura, "Saya, Keygan Afkar Bhatara. CEO Keysha Luxe Glam," ucapnya dengan suara sedikit bergetar. "Semoga kita bisa bekerja sama dengan baik," ucapnya lagi.

Shafura tersenyum tipis sambil menganggukkan kepalanya.

Sepanjang meeting, Keygan tidak melepaskan sedikitpun tatapannya dari Shafura. Dia terus memperhatikan mantan istrinya itu. Cara bicaranya sangat tegas dan pemaparannya begitu lugas, membuatnya sangat takjub.

Namun, ada kegetiran yang menyelinap di hati Keygan. Mantan istrinya itu terlihat seperti benar-benar tidak mengenalinya. Sikapnya sangat tenang seolah-olah tidak pernah ada hubungan diantara keduanya.

Dingin dan asing. Itulah sikap yang menggambarkan Shafura saat ini.

"𝘈𝘱𝘢 𝘥𝘪𝘢 𝘱𝘶𝘳𝘢-𝘱𝘶𝘳𝘢 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘦𝘯𝘢𝘭 𝘬𝘶, 𝘢𝘵𝘢𝘶 𝘣𝘦𝘯𝘢𝘳-𝘣𝘦𝘯𝘢𝘳 𝘮𝘦𝘭𝘶𝘱𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘬𝘶?"

Keygan terus bergelut dengan pemikirannya sendiri, ia sudah tidak fokus lagi dengan penjelasan Shafura mengenai kerja sama mereka.

"Baiklah, saya akan menandatangani kesepakatan kerja sama kita," ucap Keygan. Dia tidak perlu berpikir terlalu lama, karena sejak awal Keygan memang sudah tertarik dengan perusahaan ini. Bahkan sebelum dia tahu jika mantan istrinya lah pemilik RK Vogue Line.

"Tapi dengan satu syarat."

Ucapan Keygan itu berhasil membuat Shafura menatap ke arahnya.

"Apa syaratnya?" Tanya Shafura dengan dahi sedikit berkerut.

Sebenarnya Shafura tidak merasa keberatan andai kerja sama dengan perusahaan Keysha Luxe Glam itu dibatalkan. Apalagi setelah mengetahui Keygan adalah pemilik perusahaan itu.

Tanpa Keygan sadari, Shafura sebenarnya sama terkejutnya dengan Keygan. Dia benar-benar tidak menyangka jika mantan suaminya adalah pemilik Keysha Luxe Glam.

"𝘉𝘶𝘬𝘢𝘯𝘬𝘢𝘩 𝘥𝘪𝘢 𝘊𝘌𝘖 𝘉𝘩𝘢𝘵𝘢𝘳𝘢 𝘒𝘪𝘯𝘨𝘥𝘰𝘮, 𝘬𝘦𝘯𝘢𝘱𝘢 𝘵𝘪𝘣𝘢-𝘵𝘪𝘣𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘫𝘢𝘥𝘪 𝘊𝘌𝘖 𝘒𝘦𝘺𝘴𝘩𝘢 𝘓𝘶𝘹𝘦 𝘎𝘭𝘢𝘮?"

Hanya saja Shafura berusaha terlihat biasa saja, ia tidak ingin menunjukkan kegugupan nya di depan Keygan. Atau pria itu akan kembali menghinanya.

Menurut Shafura Keysha Luxe Glam adalah perusahaan yang sangat hebat. Selama ini Shafura bekerja keras untuk bisa bekerja sama dengan perusahaan itu. Namun, setelah mengetahui jika Keygan lah pemiliknya, Shafura sudah tidak memiliki keinginan lagi untuk bekerja sama dengan perusahaan itu.

"Saya ingin bicara 4 mata dengan Nona Shafura," ucap Keygan. Matanya menatap Shafura dengan tatapan yang sulit diartikan.

Shafura membalas tatapan Keygan, untuk sesaat keduanya saling menatap. Sampai akhirnya Shafura lebih dulu memutuskan tatapannya.

"Jika Anda tidak ingin bekerja sama dengan perusahaan kami, kami tidak akan---"

"Jangan cepat menyimpulkan," Keygan lebih dulu memotong ucapan Shafura. Dia tahu betul apa yang akan mantan istrinya itu katakan.

Keygan mengalihkan tatapannya pada Jasmine dan Edgar bergantian, lalu kembali berucap. "Kalian, tolong tinggalkan kami berdua!" Perintahnya pada asistennya dan asisten Shafura itu.

Kedua asisten itu menurut dan langsung meninggalkan para atasannya. Jasmine sebenarnya merasa tidak enak karena mengabaikan tatapan Shafura yang memintanya untuk tinggal. Namun Jasmine lebih takut dengan tatapan tajam Keygan yang terlihat seperti iblis bangkit dari kematian.

"Maafkan aku, Nona," ucap Jasmine tanpa suara. Hanya bibirnya yang bergerak, membuat Shafura mencebikkan bibirnya.

"𝘚𝘦𝘣𝘦𝘯𝘢𝘳𝘯𝘺𝘢 𝘴𝘪𝘢𝘱𝘢 𝘢𝘵𝘢𝘴𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢? 𝘈𝘸𝘢𝘴 𝘢𝘫𝘢 𝘒𝘢𝘮𝘶, 𝘑𝘢𝘴!" 𝘎𝘦𝘳𝘶𝘵𝘶 𝘚𝘩𝘢𝘧𝘶𝘳𝘢 𝘥𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘩𝘢𝘵𝘪.

Keygan diam-diam tersenyum melihat Shafura yang mencebikkan bibirnya. Dia tahu pasti mantan istrinya itu sedang menggerutu.

"Sha---"

"Sebenarnya apa yang mau Anda katakan? Saya tidak keberatan jika Anda mau membatalkan kesepakatan kerja sama ini."

Shafura dengan cepat memotong ucapan Keygan, sungguh dia tidak ingin berlama-lama berhadapan dengan mantan suaminya. Shafura tidak ingin kehilangan keberanian yang sejak tadi mati-matian dia pertahankan.

"Bukan itu, Sha. Tolong dengarkan aku dulu," ucap Keygan. Pria itu menatap Shafura penuh permohonan.

Shafura tidak menanggapi ucaan Keygan, dia bahkan tidak menatap sedikitpun ke arah mantan suaminya.

"Aku minta maaf, Sha. Untuk semua luka, semua sakit dan penghinaan yang pernah aku lontarkan padamu."

Keygan terus memohon pada Shafura. Namun lagi-lagi Shafura tidak menanggapinya. Wanita cantik itu hanya diam tanpa menunjukkan reaksi sedikitpun.

"Selama bertahun-tahun aku mencarimu, tapi tidak ada petunjuk sedikitpun tentang keberadaan mu," ucap Keygan lagi.

"Untuk apa Anda mencari ku?" Setelah terdiam cukup lama, Shafura akhirnya mengeluarkan suaranya. Sebenarnya Shafura enggan membahas kembali masa lalunya, hanya saja rasa penasaran membuatnya ingin tahu.

Shafura juga merasa sedikit bingung, kenapa Keygan mencarinya? Bukankan pria itu sudah bahagia bersama cintanya?

Mengingat Keygan yang sangat mencintai wanita itu membuat Shafura kembali teringat dengan tamparan keras yang Keygan layangkan padanya, hanya demi membela wanita itu.

Keygan tersenyum tipis, dia sangat senang Shafura akhirnya mau berbicara dengannya. Walaupun ucapannya terdengar ketus dan dingin, tapi Keygan bersyukur setidaknya mantan istrinya itu mau menanggapinya.

"Aku hanya ingin minta maaf, Sha." Keygan menatap Shafura penuh permohonan. "Aku tahu kesalahan ku begitu besar, tidak mudah untukmu memaafkan ku begitu saja." Keygan menjeda sejenak ucapannya. "Tapi aku mohon, Sha. Beri aku kesempatan untuk menebus semua kesalahan ku."

Shafura menatap dalam mata Keygan. Dia melihat begitu besar penyesalan di mata mantan suaminya itu.

𝘋𝘦𝘨

Ada perasaan aneh yang kembali menyeruak di hati Shafura. Perasaan yang selama bertahun-tahun ini ia kubur dalam-dalam.

"𝘛𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘚𝘩𝘢𝘧𝘶𝘳𝘢, 𝘫𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘮𝘣𝘢𝘭𝘪 𝘵𝘦𝘳𝘫𝘦𝘣𝘢𝘬!"

Shafura langsung mengalihkan tatapannya. Dia tidak ingin kembali terjebak dengan perasaan yang selama ini mati-matian ia hilangkan dari hatinya. Terlebih lagi pria di hadapannya ini sudah memiliki kehidupan baru bersama wanita yang selama ini dia cintai.

"Kesempatan apa? Diantara kita sudah tidak ada hubungan apa pun lagi," ucap Shafura penuh penekanan. "Bukankah Anda juga sudah memiliki keluarga baru? Jadi sebaiknya, Anda urus saja keluarga baru Anda."

"Maksud Kamu---"

"Saya tidak mau ada pembicaraan apa pun lagi, selain tentang pekerjaan. Atau sebaiknya kita batalkan saja kesepakatan---"

Shafura menggantungkan ucapannya begitu saja saat melihat Keygan secepat kilat menandatangani kontrak kesepakatan kerja sama perusahaan mereka.

"Aku sudah tanda tangan," ucap pria itu sambil menyerahkan beberapa dokumen perjanjian kerja sama mereka pada Shafura.

Shafura hanya bisa mengerang frustasi dalam hatinya. Padahal dia berharap Keygan membatalkan kerja sama mereka.

"𝘈𝘬𝘶 𝘩𝘢𝘳𝘶𝘴 𝘢𝘱𝘢 𝘴𝘦𝘬𝘢𝘳𝘢𝘯𝘨?" 𝘉𝘢𝘵𝘪𝘯 𝘚𝘩𝘢𝘧𝘶𝘳𝘢 𝘧𝘳𝘶𝘴𝘵𝘢𝘴𝘪.

Mau tidak mau selama beberapa tahun ke depan Shafura akan bekerja sama dengan perusahaan Keygan. Intensitas pertemuan mereka juga akan semakin terjadi.

𝘉𝘢𝘨𝘢𝘪𝘮𝘢𝘯𝘢 𝘤𝘢𝘳𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘚𝘩𝘢𝘧𝘶𝘳𝘢 𝘮𝘰𝘷𝘦 𝘰𝘯? 𝘚𝘪𝘢-𝘴𝘪𝘢 𝘴𝘢𝘫𝘢 𝘴𝘦𝘭𝘢𝘮𝘢 𝘪𝘯𝘪 𝘶𝘴𝘢𝘩𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘮𝘦𝘭𝘶𝘱𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘢𝘯𝘵𝘢𝘯 𝘴𝘶𝘢𝘮𝘪𝘯𝘺𝘢.

"Baiklah. Semoga kerja sama kita berjalan lancar," ucapnya tanpa menatap Keygan sedikitpun. Shafura sibuk membereskan beberapa dokumen yang telah selesai ditandatangani. "Terima kasih atas waktunya."

Shafura menundukkan sedikit kepalanya kemudian berlalu dari ruangan itu, meninggalkan Keygan dengan sejuta pertanyaannya.

"𝘒𝘦𝘭𝘶𝘢𝘳𝘨𝘢 𝘣𝘢𝘳𝘶? 𝘈𝘱𝘢 𝘮𝘢𝘬𝘴𝘶𝘥𝘯𝘺𝘢?"

...----------------...

Sementara itu Rakha dan Khara baru saja sampai di perusahaan mommynya. Kedua bocah kembar itu memaksa grandma nya untuk mengantar mereka ke kantor Shafura.

Khara bersikukuh ingin mommynya yang mengantar mereka ke acara ulang tahun temannya nanti sore. Padahal grandma nya sudah beberapa kali membujuk gadis kecil itu, tapi tidak berhasil. Entah apa yang membuat gadis kecil itu begitu memaksa.

"𝘚𝘦𝘣𝘦𝘯𝘢𝘳𝘯𝘺𝘢 𝘢𝘱𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘝𝘦𝘳𝘯𝘰𝘯 𝘣𝘪𝘤𝘢𝘳𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘒𝘩𝘢𝘳𝘢?"

Sepanjang perjalanan menuju kantor Shafura, Anneliese terus saja berpikir. Pasalnya, Rakha dan Khara tiba-tiba memintanya untuk mengantar mereka ke kantor Shafura. Terutama Khara yang begitu ngotot ingin ke kantor mommynya.

"𝘈𝘸𝘢𝘴 𝘴𝘢𝘫𝘢 𝘬𝘢𝘭𝘢𝘶 𝘱𝘳𝘪𝘢 𝘵𝘶𝘢 𝘪𝘵𝘶 𝘮𝘢𝘤𝘢𝘮-𝘮𝘢𝘤𝘢𝘮, 𝘢𝘬𝘶 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘦𝘳𝘪𝘯𝘺𝘢 𝘫𝘢𝘵𝘢𝘩 𝘴𝘦𝘣𝘶𝘭𝘢𝘯!"

𝘛𝘰 𝘣𝘦 𝘤𝘰𝘯𝘵𝘪𝘯𝘶𝘦𝘥