Terpaksa Menikahi CEO Bisu

"tuan muda sangat aneh, tidak biasanya dia seperti ini, ah sudahlah," batin Azka yang kemudian memilih untuk melanjutkan pekerjaan nya.

Sementara itu di kampus GN.

"Kayla tunggu!" panggil Aldo yang tak ada habis-habisnya mengincar Kayla.

Karma sepertinya berbalik, dulu Kayla lah yang mengejar-ngejar Aldo habis-habisan, sekarang malah Aldo yang mengejar Kayla.

"Apa lagi? Kau masih tidak bisa membiarkan aku tenang tampa di ganggu oleh mu?" tanya Kayla sambil menatap tajam Aldo.

"Aku sudah tau semuanya," ucap Aldo tiba-tiba saja.

"Tau apa?" bingung Kayla.

"Kau menikah dengan nya, maksud ku tuan muda Xavier karena di paksa oleh papa mu, iya kan?" ungkap Aldo dengan tatapan penuh arti.

"Kenapa kau ikut campur masalah ini? Kau menyelidiki kehidupan pribadi ku? Apa kau tidak takut jadi pelanggaran?" ucap Kayla merasa risih.

"Kayla dengarkan aku dulu, semua ini aku lakukan demi menyelamatkan mu, aku tau kau sama sekali tidak mencintai nya kan? Kayla kau seorang wanita yang cantik, aku di anggap bungga kampus di sini, aku mohon kembali padaku dan tinggalkan tuan muda Xavier, dia sama sekali tidak pantas untuk mu," bujuk Aldo.

"Aldo cukup! Kau ini gila ya?" kata Vania yang saat itu mendengar dan melihat perdebatan tersebut lalu segera menghampiri untuk menjadi penengah.

"Otak mu mungkin kemasukan air, tolong minggir dari jalan ku, aku tidak ingin mendengar omong kosong mu," ucap Kayla hendak pergi dari sana.

Namun lagi-lagi dia di tahan Aldo.

"Apa bagusnya laki-laki bisu, usia kalian juga terpaut cukup jauh, kau benar-benar tidak punya niat untuk menghabiskan hidup bersama pria yang tidak bisa bicara itu kan?" kata Leon dengan lantang.

Plak ...

Kayla yang tidak tahan kini melayangkan satu tamparan keras wajah Aldo, ia bertambah emosi setelah mendengar Aldo menghina Xavier.

"Berani kau menghinanya! Kau pikir kau pantas? Kau bahkan sama sekali tidak bisa di bandingkan dengan dirinya sekecil apapun!" ucap Kayla dengan tatapan penuh amarah.

Aldo memegang pipinya yang terasa memanas akibat tamparan dari Kayla.

"Aldo apa yang kau lakukan!? Bukan kah aku sudah bilang jangan mencari masalah dengan nya lagi?" kata Reyhan memegang lengan Aldo.

"Aku tidak cari masalah, aku hanya mengungkapkan kebenaran, tapi Kayla, kau benar-benar memukulku hanya karena laki-laki itu? Di mana sikap lembut mu yang dulu, kenapa setelah bergaul dengan Xavier kau jadi seperti brandal?" tanya Aldo tak terima dengan perubahan sikap Kayla.

"Laki-laki yang kau hina adalah suamiku, apapun yang terjadi jika kau tidak ingin ku pukul lagi maka tutup mulut busuk mu itu," Kayla mendorong Aldo dan segera meninggalkan tempat itu.

Sementara Vania masih sedikit tercengang dengan keganasan Kayla.

"Ka-kayla! Tunggu," Vania pun mengejar Kayla yang sudah lumayan jauh dari nya.

"Sudah ku bilang, Kayla yang sekarang bukan lah Kayla yang dulu lagi, seharusnya kau tidak mencari masalah dengan nya," nasehat Reyhan untuk Aldo.

"Kenapa dia merubah sikapnya? Padahal dia menikah dengan tuan muda Xavier sudah jelas-jelas karena paksaan, aku sudah menyelidiki semua itu," ucap Aldo masih tak habis pikir.

"Melihat dari reaksinya barusan, sepertinya tidak ada unsur keterpaksaan, dia terlihat sangat menyayangi suaminya, jika tidak mana mungkin kau akan mendapatkan tamparan ini," ucap Reyhan lagi.

"Apakah benar-benar sudah tidak ada kesempatan untuk ku bersama Kayla lagi?" tanya Aldo.

Reyhan yang mendengar itu segera menggeleng kepala.

Sementara itu di kelas.

"Aku tidak menyangka dia akan jadi stalker seperti itu," geram Kayla sambil mengemgam erat bukunya.

"Tapi kau sangat tegas dan keren, kau menampar nya, kau terlihat sangat membela suamimu, apakah kau sudah mencintai nya?" tanya Vania penasaran.

"Hmm, aku tidak tau, yang jelas aku benar-benar tidak suka saat seseorang menjelek-jelekkan Xavier di hadapan ku," jawab Kayla terlihat ragu akan perasaan di hatinya.

"Hmmm, itu namanya jatuh cinta, seseorang yang jatuh cinta tentu saja tidak akan pernah membiarkan orang lain menghina apalagi menyakiti orang yang dia cintai, itu seperti dirimu," ungkap Vania.

"Tapi dulu rasanya tidak begini saat aku jatuh cinta," balas Kayla.

"Itu berbeda," balas Vania.

"Hmmm, aku sangat bingung," Kayla memegang kedua pipi nya yang terasa sedikit hangat.

"Huh, tapi kau terlihat sangat santai ya, ketika memanggil nya dengan sebutan Xavier," Vania mengalihkan topik pembicaraan mereka.

"Memang nya kenapa?" tanya Kayla dengan raut wajah bingung.

"Tidak ada, hanya saja dia itu kan suami mu ya, dan usia kalian berjarak lumayan jauh, memang nya boleh memanggil suami dengan sebutan nama seperti itu?" Vania berniat membetulkan panggilan Kayla kepada Xavier.

"Hmmm, kau benar, tapi aku bingung harus memangilnya dengan sebutan apa?" ucap Valeria lagi.

"Setidaknya tambah kak, sebelum kau menyebut namanya," usul Vania.

"Boleh juga," jawab Kayla setuju.

Sementara itu,

"Sudahlah menyerah saja, Rahel sekarang sudah di penjara, kau seharusnya takut, tuan muda Xavier bukan orang yang bisa di hadapi, peringatan kecil seharusnya sudah cukup untuk mu, jangan hancurkan keluarga mu," kata Reyhan memberi nasehat kepada Aldo.

"Tapi aku juga mencintai Kayla sekarang," ucap Aldo lagi.

"Itu sudah terlambat," jelas Reyhan.

Aldo terdiam, dia tidak tau harus berbuat apa sekarang, sedangkan tadi malam dia juga mendapat peringatan dari papa nya.

Sementara itu di sisi lain ...

"Tuan muda sedang tidak bisa di ganggu, dia sedang istirahat," ucap Azka kepada seorang laki-laki paruh baya yang saat ini menunggu di sebuah ruangan.

"Kalau begitu aku minta bantuan mu saja, pak Azka tolong sampaikan permintaan maaf ku untuk Leon kepada tuan muda Xavier, aku mohon jangan putuskan kontrak kerja sama nya, perusahaan kami akan bangkrut jika itu terjadi," laki-laki paruh baya tersebut yang tak lain adalah papa nya Aldo.

"Tuan muda sudah memberikan keputusan, doa bisa saja tetap bekerja sama dengan perusahaan ku, namun kau harus memindahkan anak mu ke luar negeri, bagaimana? Apa kau setuju?" jelas Azka yang tadinya memang sudah berdiskusi dengan Xavier.

Orang tua itu terdiam sejenak, ia tidak punya pilihan lain selain mengasingkan Aldo ke luar negeri, ini benar-benar keputusan yang berat namun keluarga mereka tanpa dukungan keluarga Yudistira bukan lah apa-apa.

"Bagaimana?" tanya Azka sekali lagi.

"Baiklah, aku akan melakukan nya, asal kalian benar-benar menyambung kembali kontrak kerja sama nya," jawab papa nya Aldo.

"Itu hal mudah, aku menunggu kabar baik mu," kata Azka sambil tersenyum puas.

Atas kesepakatan tersebut, papa nya Leon pun segera mengurus segala persiapan untuk memindahkan Aldo ke luar negeri, dia tau kesalahan yang di buat Aldo benar-benar melewati batas, karena itu ia tidak bisa menolak nya, jika ia menolak pun itu hanya akan menimbulkan kehancuran untuk keluarga mereka.

Next?