REINKARNASI: Di Jodohkan Dengan Anak Kepala Desa Yang Cacat

"Bang, apakah kamu mau mandi sekarang, di mana kamar mandinya aku siapkan air untukmu" ucap Aurel lembut.

"Tidak usah airnya sudah disiapkan oleh paman Didi, dia adalah art disini khusus membantuku" kata William lembut.

"Kalau begitu aku menyiapkan baju gantimu saja," ucap Aurel lalu ia pergi ke lemari memilih baju untuk di pakai william malam ini.

Setelah itu ia berpamitan kepada william, untuk segera pulang karena hari hampir malam.

"Bang, aku harus kerumahku untuk memberitahu bibi dan pamanku" kata Aurel dengan sopan dan lembut kepada william.

"Untuk apa kamu kembali kesana kita suami istri kamu tidur disini sana" ucap william lembut.

"Ada sesuatu yang harus aku ambil dari sana, besok aku kembali lagi kesini, dan aku titip Bram disini" kata Aurel lembut.

"Baiklah, besok pagi kamu harus tiba disini, oh ya tolong bantu aku duduk di atas ranjang" ucap William dengan lembut.

Lalu Aurel membantu William ketempat tidur, tetapi sebelum ia mendudukkan, badannya di tarik oleh william ke tempat tidur sehingga terjatuh bersama william di atas tempat tidur.

William langsung memeluk Aurel dengan erat, sambil membenamkan wajahnya di leher Aurel. Jantung Aurel berdetak kencang.

Saat sampai di rumahnya keluarga paman dan bibinya sedang asyik mengobrol di ruang tamu, mereka melihat Aurel kembali, senyuman di wajah mereka berhenti.

"Aurel kamu sudah kembali, lalu dimana barang belanjaan mu, apa kamu tidak belanja bahan makanan sudah habis di dapur buat makan malam ini tidak ada, jika kamu tidak belanja kita makan apa" jawab bibi lina pura-pura tersenyum pada Aurel.

Aurel berhenti berjalan mendengar perkataan bibinya , lalu ia memandang semua keluarga itu.

"Kalau makan habis apa urusannya dengan ku, kalian yang mau makan kalian yang beli dong," kata Aurel lalu ia mengabaikan bibinya dan pergi ke kamarnya.

Siska yang dari diam mengikutinya, sampai ke kamarnya, ia penasaran ngapain aurel ke kota bersama keluarga william.

"Aurel kamu ngapain aja di kota bersama keluarga kepala desa, dan aku dengar kamu menikah duluan dari pada aku" kata siska sangat iri penampilan Aurel yang cantik dari pada dirinya.

"Mengapa dia secantik ini, aku sudah berusaha dia membuat jelek tapi mengapa dia bisa berdandan sekarang, tidak-tidak gadis sialan ini tidak boleh lebih cantik dari aku" gumam siska dalam hati dengan kesal.

"Aurel kenapa kamu berdandan seperti ini tidak cocok buatmu, biar aku ajarkan bagaimana cara berdandan, lipstikmu harus di tebalkan semerah mungkin, dan bedakmu tebalkan dan alismu ini di besarkan supaya indah, dan pakai pakaian yang warga warni" ucap siska panjang lebar kepada Aurel dengan senyuman di bibirnya.

"Udah bicaranya kak, kalau kak siska suka gaya seperti itu, kak siska saja yang berdandan seperti itu, kalau aku tidak asalkan kak siska tau ya, aku ini tidak berdandan sama sekali, coba kamu lihat bibir pink alami ini tanpa lipstik dan wajah ku tidak ada bedak sama sekali, jadi buat apa aku berdandan seperti yang kak siska katakan karena aku cantik alami" ucap Aurel sambil tersenyum manis, siska makin marah dia mengepal tangannya, anak ini tidak bisa di bodohi pikirnya.

"Oh jadi kamu tidak berdandan ya, kalau kamu berhias seperti yang aku katakan pasti kamu lebih cantik, cocok untuk william dia kam hanya duduk di kursi roda" sindir siska kepada Aurel. Dia hanya tersenyum sambil membalas ucapan siska.

"Terimakasih tapi aku tidak suka, seperti kak siska yang harus berdandan supaya tidak salah saing dengan wanita di kota. Kak siska tau tidak aku ke kota untuk mengambil akta pernikahan ku bersama william jadi pernikahan kami sudah sah secara negara, tapi kak saat di kantor aku melihat seseorang juga mendaftarkan pernikahan dengan cewek kota sangatlah cantik" ucap Aurel kepada siska dengan santai.

"Kamu sudah mendaftarkan pernikahan kenapa cepat sekali, lalu apa urusannya dengan ku kamu melihat seseorang" ucap siska cuek tidak peduli dengan orang yang dilihat Aurel.

"Iya aku sudah mendaftarkan pernikahan jadi kak siska kapan mendaftarkan pernikahannya, ooh tidak jangan-jangan kak siska tidak jadi menikah dengan kevin, karena yang aku lihat dari kantor sipil itu adalah kevin bersama keluarganya mereka mendaftarkan pernikahan mereka, jadi aku kira kak siska tidak jadi menikah dengannya" kata Aurel santai lalu ia masuk ke kamarnya hanya tinggal selangkah lagi lalu ia menutup pintunya dengan senyuman.

Tidak lama kemudian dia membuka pintunya lagi memberikan kepada siska kabar yang mengejutkan lagi. Dia melihat siska masih linglung disana.

"Aku lupa memberitahumu kevin mengambil foto pernikahan bersama wanita itu, mereka sangat mesra" kata Aurel lagi kemudian ia benar-benar menutup pintu kamar.

Siska sangat marah kepada Aurel ia menggedor- gedor pintu kamar Aurel.

"Aurel katakan padaku kamu hanya salah lihat, kevin tidak mungkin menikah dengan wanita lain, dia hanya menyukaiku, Aurel buka pintunya kata kan padaku bahwa itu tidak benar" ucap Siska sangat marah.

"Itu tidak mungkin kamu hanya iri bahwa aku menikah dengan lelaki kaya, sedangkan kamu hanya lelaki cacat" ucap siska lagi lalu dengan kesal dia pergi dari sana.

Lina menghampiri putri nya yang sedang berteriak-teriak dari tadi, ia penasaran kenapa siska seperti ini, biasanya dia bisa mengendalikan emosinya pikir lina.

"Siska ada apa denganmu kenapa kamu seperti ini, tidak seperti dirimu yang biasa tenang" ucap lina kepada putrinya itu.

"Ibu aurel sudah mendaftar pernikahan nya secara sah dan dia sudah mendapat surat nikah dan akta nikah bersama william, dan mereka juga mengambil poto pernikahan" ucap siska masih marah kepada Aurel dan menceritakan pada ibunya.

"Bagus dong kalau dia sudah menikah, jadi kita bisa menguasai rumah ini sendiri, bisa leluasa mencari sertifikat rumah dan tanah" ucap Lina dengan gembira kepada siska.

"Rumah tanah rumah tanah selalu itu yang ada dalam pikiranmu, apa ibu tahu Aurel melihat kevin mendaftarkan pernikahan nya dengan sah bersama wanita lain, bukan denganku ibu dan mereka juga mendapat poto pernikahan bersama beserta keluarga mereka juga pak jamil dan bibi lini" kata Siska marah kepada ibunya hanya tahu tentang harta saja, tida memikirkan perasaan nya sendiri.

"apa tidak mungkin kamu tahu sendiri kan Kevin cinta mati padamu, bahkan dia memberikan uangnya padamu, mungkin anak sialan itu hanya menakuti mu saja, melihat kamu menikah dengan lelaki sempurna, jangan percaya apa yang dia katakan, dia hanya iri padamu" ucap Lina kepada putrinya untuk menenangkannya.

.

.

.