NovelToon NovelToon
Balas Dendam Si Pecundang

Balas Dendam Si Pecundang

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Identitas Tersembunyi / Dendam Kesumat / Persaingan Mafia / Balas dendam dan Kelahiran Kembali
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: nurliana

kehilangan bukan lah kesalahan ku, tetapi alasan kehilangan aku membutuhkan itu, apa alasan mu membunuh ayah ku? kenapa begitu banyak konspirasi dan rahasia di dalam dirimu?, hidup ku hampa karena semua masalah yang datang pada ku, sampai aku memutuskan untuk balas dendam atas kematian ayah ku, tetapi semua rahasia mu terbongkar, tujuan ku hanya satu, yaitu balas dendam, bukan jatuh cinta.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nurliana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

aku ini apa?

Tama membawa Zelena berjalan sedikit lebih lama, agar dia bisa menikmati momen malam bersama wanita yang ia cintai. Namun, semuanya tak kunjung berjalan sesuai rencana.

Amira datang menghampiri mereka karena merasa Tama terlalu lama datang.

“Kau bertemu dengan Zelena di mana?” tanyanya sambil menatap Zelena yang tertidur di punggung Tama.

Tama menatap Amira. “Aku bertemu dengannya di depan rumah sakit. Tidak tahu sedang apa dia di sana, tetapi dia sendirian.”

Amira lalu berjalan mencari taksi untuk membawa dirinya dan Zelena pulang. Setelah mendapatkan taksi, Tama memasukkan Zelena ke dalam dan menatap wajah Zelena yang terlihat sangat lelah.

“Apa yang sebenarnya terjadi padamu? Kenapa kau terlihat sangat lelah?” gumamnya sambil mengusap kepala Zelena.

Amira yang melihat hal itu merasa sangat tidak nyaman. “Tama, kami harus pulang. Tidak baik berada di luar malam-malam begini, belum lagi Zelena sepertinya tidak dalam kondisi yang sehat.”

Tama melepaskan tangannya dari kepala Zelena dan menatap Amira.

“Masuklah, bawa dia pulang dengan selamat,” ucap Tama.

Amira hanya diam. Ia masuk ke dalam taksi dan mereka pun melaju menuju rumah Zelena.

*

*

*

Sampai di rumah Ahmad,

Zelena dibawa oleh Kenzo karena Amira sudah mengirim pesan sebelumnya. Kenzo sudah menunggu mereka di depan rumah. Ada rasa kesal di hati Kenzo, karena Leon tidak menjaga Zelena dengan baik.

Amira ikut bersama Kenzo membawa Zelena masuk ke kamar. Kenzo menatap adiknya.

" Ada apa dengan Zelena? " Kenzo menatap Amira, karena dia orang satu-satunya yang membawa Zelena kembali ke rumah,

Amira menatap Kenzo, membantu memapah Zelena " aku tidak tau kak, tadi aku melihat nya di depan rumah sakit " ia menyembunyikan bahwa yang menemukan Zelena adalah Tama, bukan diri nya,

“Baiklah, sepertinya Zelena sedang sakit.”

“Iya, Kak. Tadi juga badan Zelena panas. Dia di rumah sakit, Kak, tapi aku nggak tahu sedang apa dan bersama siapa,” jawab Amira, mencoba menggali informasi dari Kenzo.

Namun, dia salah sasaran, karena Kenzo tahu ke mana adiknya pergi dan bersama siapa. Hanya saja, yang membuatnya kesal, Leon sampai lalai—dia sama sekali tidak tahu kalau Zelena kabur, atau mungkin memang sengaja membiarkan Zelena seperti itu.

“Amira, karena sudah malam, sebaiknya kau tidur dengan Zelena saja. Pakai baju Zelena yang ada di lemari,” ucap Kenzo, mengalihkan pembicaraan.

Amira merasa, jika dia tinggal di rumah ini bersama Zelena, dia bisa mendapatkan lebih banyak informasi. Karena tidak hanya Kenzo, tetapi Arman juga berada di rumah ini.

“Iya, Kak. Terima kasih,” jawabnya dengan senang hati.

Kenzo lalu keluar dari kamar dan menuju ruang kerja ayahnya.

“Ayah, kenapa Leon tega membiarkan Zelena? Selama ini aku pikir dia sudah jatuh cinta pada Zelena,” ucap Kenzo saat sudah berada di ruang kerja Ahmad.

Ahmad memberikan foto—foto saat Wulan melahirkan Zelena.

“Kau lihat foto ini, dan tanyakan apa saja yang ingin kau tanyakan. Ini sudah waktunya kau tahu semuanya.”

Mengingat usia Kenzo yang memang sudah dewasa, Ahmad memutuskan untuk memberitahunya beberapa rahasia yang selama ini ia simpan. Rahasia ini juga sudah diketahui oleh Leon.

“Ini adalah Zelena, Ayah. Tapi aku tidak tahu siapa wanita yang menggendongnya. Itu bukan Ibu,” ucap Kenzo sambil menatap foto tersebut.

Dia merasa asing dengan wajah wanita yang menggendong adiknya, karena sejak kecil, Zelena selalu bersamanya.

“Dia adalah ibu kandung Zelena. Dan Zelena memiliki seorang kakak perempuan. Saat kelahiran kakaknya itu, kau juga lahir. Itu membuat ayah merasa tidak adil padanya.”

Ahmad mengingat kembali kejadian saat Liora lahir. Ia meninggalkan Wulan sendirian di rumah sakit, dan justru kembali pada istri pertamanya, menemani kelahiran Kenzo.

“Ayah? Apa maksudnya? Aku dan Zelena? Kakak Zelena?”

Semua pertanyaan muncul di benak Kenzo. Selama delapan belas tahun, Ahmad merahasiakannya dari semua orang. Hanya dirinya dan Wulan yang tahu bahwa Liora adalah anak mereka.

“Iya, kau dan Zelena lahir dari ibu yang berbeda. Itu sebabnya kasih sayang yang ayah berikan pada Zelena selalu lebih banyak. Bukan hanya karena dia adikmu, tapi sebagai bentuk permintaan maaf karena ayah telah menjauhkannya dari kakaknya.”

“Ayah, aku dan Zelena beda ibu? Lalu di mana kakak kandung Zelena?”

Ahmad menatap Kenzo dalam-dalam.

“Mungkin kau bisa menerima bahwa kalian tidak satu ibu. Tapi apakah kau bisa menerima jika kau tahu bahwa kakak kandung Zelena adalah Liora, gadis yang ingin ayah habisi malam ini?”

Kenzo terdiam. Ia tidak menyangka ayahnya bisa bertindak sejauh itu bahkan sampai mengambil nyawa seseorang.

“Ayah saja tega membunuh sahabat ayah sendiri. Mana mungkin ayah tidak tega membunuh anaknya sendiri…”

Ahmad tahu, pandangan orang terhadap dirinya akan semakin buruk. Dulu, ia adalah orang yang sangat penyayang. Namun semuanya berubah setelah ia menyaksikan sendiri kematian sahabatnya.

“Ayah, aku yakin ayah tidak akan melakukan ini.” Kenzo masih mencoba menyangkal semua kenyataan itu.

“Apapun yang terjadi di masa depan, tolong jaga Zelena. Masalah Liora, biar ayah dan Arman yang urus.”

“Ayah, kau tidak akan bertindak terlalu jauh, kan?” Kenzo menatap Arman dengan cemas.

“Apalagi yang akan aku lakukan? Semua sudah kupikirkan matang-matang. Kau hanya perlu menjaga Zelena,” ucap Ahmad, lalu pergi dari ruang kerjanya.

Kenzo keluar dari ruangan, lalu menuju dapur. Ia duduk di salah satu bangku meja makan mereka. Ia merenung, merasa semua yang dikatakan ayahnya sulit dipercaya. Kenzo masih belum bisa menerima bahwa dia dan Zelena bukan saudara kandung.

“Tidak mungkin… aku dan Zelena?” gumamnya sambil memainkan gelas di depannya.

Tiba-tiba terdengar suara:

“Kak Kenzo…” ucap Amira dengan piyama pendek milik Zelena.

Kenzo menatap Amira. Lelaki mana yang tidak tergoda melihat wanita berpakaian seperti itu?

“Kau belum tidur?”

Amira mendekat ke arah Kenzo. Tidak mungkin dia mengambil jalan ini hanya demi mendapatkan informasi lebih tentang Zelena… kan?

“Aku baru saja mau tidur, Kak. Tapi aku mau isi air, takut nanti Zelena bangun dan minta minum.” Amira meletakkan tangannya di samping tangan Kenzo, seolah menggoda.

Kenzo menahan dirinya. Dalam situasi seperti ini, tidak mungkin ia bisa bersenang-senang dengan wanita, apalagi sahabat adik kandungnya sendiri.

“Baiklah, setelah ambil air, masuk ke kamar dan tidurlah,” ucap Kenzo lalu pergi dari sana agar hal-hal yang tidak diinginkan tidak terjadi.

Amira menatap punggung Kenzo yang menjauh.

“Kali ini kau lolos. Tapi aku akan menikah denganmu agar aku tahu semua rahasia keluargamu,” gumam Amira, termakan api cemburu dan memilih jalan yang salah.

Ada kabar bahagia buat kalian para pembaca setia novel ini, aku bakal adakan giveaway berupa hadiah uang tunai, untuk kalian yang beruntung, dengan syarat follow akun noveltoon aku yang ini, like, subscribe cerita nya, follow ig viola.13.22.26

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!