Setelah kepergian Dean, sahabatnya, Nando dihadapkan pada permintaan terakhir yang tidak pernah ia bayangkan, menikahi Alea, istri Dean. Dengan berat hati, Nando menerima permintaan itu, berharap bisa menjalani perannya sebagai suami dengan baik.
Namun, bayangan masa lalu terus menghantuinya. Arin, wanita yang pernah mengisi hatinya, masih terlalu nyata dalam ingatannya. Semakin ia mencoba melupakan, semakin kuat perasaan itu mencengkeramnya.
Di antara pernikahan yang terjalin karena janji dan hati yang masih terjebak di masa lalu, Nando harus menghadapi dilema terbesar dalam hidupnya. Akankah ia benar-benar mampu mencintai Alea, atau justru tetap terjebak dalam bayang-bayang Arin?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon xxkntng, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
29. Supprise
Tok tok tok.
Ketukan pintu terdengar nyaring, membuat Gio dan Alea menghentikan pembicaraan mereka. Keduanya langsung menoleh, menatap pintu ruangan dengan seksama.
"Pak, saya permisi dulu. Sepertinya ada tamu untuk Bapak," ucap Alea, berdiri dan bersiap meninggalkan ruangan.
Gio bangkit dari duduknya, membuka pintu ruangan dan mendapati Dina, asisten pribadinya, berdiri di ambang pintu. Sorot matanya langsung tertuju pada wanita itu.
Dina sempat melirik ke arah Alea, lalu kembali menatap Gio. "Maaf, Pak gio. Para tamu sudah tiba dan sedang menuju ke sini."
Belum sempat Gio memberi tanggapan, terdengar suara lantang dari arah lorong.
"Gio!"
Mereka serempak menoleh. Bima, manajer produksi, muncul bersama Nando dan Pak Cio yang memandu mereka menuju ruang rapat.
Langkah mereka terhenti ketika Bima melihat Gio. Tanpa ragu, ia menghampiri dan memeluk Gio dengan hangat. Nando dan satu pria lainnya menyusul, seolah menandai pertemuan yang sudah lama mereka nantikan.
Alea berdiri kaku. Ia menundukkan pandangan saat menyadari Nando kini berdiri tak jauh darinya, menatapnya dengan sorot mata yang sulit diartikan.
"Saya permisi dulu, Pak," ucap Alea singkat. Nada suaranya terdengar tenang meski ada kegugupan yang tersembunyi. Ia segera berbalik dan meninggalkan ruangan tanpa menoleh sedikit pun.
"Kita ke ruang rapat sekarang," ucap Gio ramah, mempersilakan Bima dan Nando masuk lebih dulu.
"Itu tadi... Alea, ya?" tanya Bima, ragu.
Gio menganggukan kepalanya. "Kok tahu, Bim?"
"Udah pernah ketemu Alea sebelumnya?"
"Alea itu Mantan istrinya Dean," jawab Bima singkat.
"Dean? Brand ambassador perusahaan ini sebelum nya?" tanya Gio, nyaris tak percaya.
Bima mengangguk. "Iya. Dean sudah menikah sebelum meninggal."
"Menikah? Sama Alea?" tanya gio, masih bingung. "Bukannya Dean masih lajang ya? "
"Dia udah nikah."
"Pernikahan Dean sama Alea udah jalan berapa tahun, Nan?" tanya Bima pada Nando yang tengah duduk disampingnya.
"Sekitar dua tahun sebelum Dean mengalami kecelakaan, pak." jawab Nando.
"Cukup lama, ya. Berarti selama ini mereka private life."
"Dia kerja di sini?" tanya bima lagi.
"Anak magang di sini, baru aja masuk beberapa hari yang lalu, " kata Gio.
---
Alea menjatuhkan tubuhnya ke kursi, menarik napas panjang dan berat. Wajahnya menunjukkan kegelisahan yang jelas, seolah kejadian tadi benar-benar mengejutkannya.
Jojo yang duduk di sampingnya ikut menggeser posisi duduk, lalu menatap Alea dengan pandangan penuh rasa ingin tahu. "Gimana? Kejutan hari ini seru, kan?" tanyanya sambil tersenyum lebar, memperhatikan ekspresi sahabatnya itu.
Alea mendongak, menatap Jojo tajam.
"Jadi ini yang lo maksud kejutan?"
Jojo mengangguk tanpa rasa bersalah. "Iya dong. Surprise! Suami lo datang ke sini."
Alea menghela napas panjang, suaranya terdengar kesal.
"Jo, gue bisa kena masalah besar kalau Kak Nando salah paham sama gue. Kak Nando bisa mikir yang enggak-enggak soal gue sama Pak Gio tadi."
"Gue gak suka kejutan model begini, Jo. Beneran."
Jojo merapatkan bibirnya, lalu menatap Alea lebih serius.
"Al, gue pikir lo bakal senang setelah tahu kalau suami lo bakal kerja di sini. Apalagi... dia mau gantiin posisi Kak Rey sebagai brand ambassador di perusahaan kita."
Alea mengerutkan dahi, bingung. "Maksud lo?"
Jojo mengangguk pelan, lalu menjelaskan dengan nada hati-hati.
"Dulu, Kak Rey pernah jadi brand ambassador di perusahaan ini. Selama bertahun-tahun kita kerja sama bareng. Tapi setelah Kak Rey meninggal, Pak Bima, produser mereka, ngusulin Kak Nando buat gantiin posisi Kak Rey."
Alea terdiam. Matanya berkedip cepat, mencerna semua informasi yang baru saja ia dengar. Seolah semua kepingan masa lalu dan masa kini bertabrakan dalam pikirannya saat itu juga.
"Gue ke dapur dulu, mau bikin minuman," ucap Alea sambil bangkit dari duduknya, dan segera pergi ke dapur.
