NovelToon NovelToon
RINJANI(Cinta Sejati Yang Menemukannya)

RINJANI(Cinta Sejati Yang Menemukannya)

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / CEO / Berbaikan / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: AUTHORSESAD

RINJANI (Cinta sejati yang menemukannya)

jani seorang gadis yang terlahir dari keluarga yang berantakan, dirinya berubah menjadi sosok pendiam. berbanding terbalik dari sikap aslinya yang ceria dan penuh tawa.

hingga jani bertemu dengan seorang pria yang merubah hidupnya, jani di perkenalkan dengan dunia yang sama sekali belum pernah jani ketahui,jani juga menjalin sebuah hubungan yang sangat toxic dengan pria itu.

Dapatkah Jani terlepas dari hubungan toxic yang dia jalani? atau Jani akan selamanya terjebak dalam hubungan toxic nya itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AUTHORSESAD, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

CEWEK TOKEN LISTRIK

Rinjani menatap pria yang sekarang sedang berjalan ke arahnya, tangan pria itu masih memegang sebungkus cilok, mungkin dia belum sarapan. Jani menatap pria yang sama sekali tidak dia kenal, bahkan dia baru kali ini melihat nya, Jani masih diam menatap pria yang kini sudah berdiri di hadapannya.

"Kenapa? Baru pernah liat cowok se cakep gue?" Ucap pria yang tak lain adalah Nidal.

"Cih..... " Jani mendecih dan memalingkan wajahnya.

Siapa sih cowok ini? baru aja ketemu sudah bikin kesel, Jani memutar tubuhnya hendak meninggalkan Nidal yang sedang mengunyah ciloknya, bagi Jani sangat tidak penting sekali meladeni cowok yang tidak jelas.

"Tunggu-tunggu...... " Nidal sedikit berlari dan berdiri kembali di hadapan Jani.

Rinjani menatap Nidal dengan kesal, hari ini cukup membuat moodnya buruk, jangan sampai cowok yang ada di hadapannya ini juga akan menambah buruk moodnya.

"Lo nggak inget gue?" Ucap Nidal menunjuk dirinya sendiri.

Rinjani menyipitkan matanya, mungkin Jani sedang mengingat siapa cowok ini, tangan Jani di lipatnya di dada dengan kepala yang sedikit miring Jani menggeleng.

"Nggak, emang kita kenal? atau pernah ketemu?" Jawab Jani datar.

Nidal tersenyum miring dan membuka tudung Hoodie yang sedari tadi menutupi sebagian wajahnya, Nidal sedikit mendekat pada Rinjani hingga membuat Jani sedikit mundur satu langkah.

"Udah inget gue?" Nidal menatap Jani dalam "Oke gue kasih clue, biar lo inget"

Nidal membasahi bibirnya sendiri dengan lidahnya dan sedikit melipat bibir, pemandangan yang sangat indah. Namun.... bagi Jani pemandangan yang paling indah adalah menatap wajah kekasihnya yaitu Erlan.

"Halte, Tawuran geng motor" Ucap Nidal dengan wajah penuh harap.

Nidal berharap jika Jani akan mengingatnya namun apa yang bisa di harapkan dari seorang Rinjani, yang hanya memiliki daya ingat kurang dari tiga puluh persen, dan terbukti setelah cukup lama Rinjani berusaha mengingat siapa cowok ini, ternyata Rinjani tak menginginkan siapa cowok di hadapan nya sama sekali.

"Heh.... cewek token listrik, otak lo bener-bener cuma setengah ya?" Ucap Nidal dengan telunjuknya yang mendorong kepala Jani pelan.

Jani yang tidak suka dengan apa yang di lakukan oleh Nidal langsung menepis tangan Nidal dengan kasar. Jani berkecak pinggang di hadapan Nidal yang masih berdiri di hadapan Jani dengan tatapan penuh harapan.

"Atas dasar apa lo ngomong kalau otak gue cuma setengah?!" Ucap Rinjani kesal.

Mata Rinjani melotot menantang Nidal yang kini bersidekap menatap Jani. Bibirnya melukis sebuah senyuman yang sangat tipis.

"Kalau otak lo nggak setengah,gue tanya sekali lagi. Lo inget pas Lo terjebak di dalam tawuran?"

Rinjani mengerutkan keningnya, dan kembali mencoba mengingat sesuatu, hingga mulut Jani terbuka dengan tangan yang menepuk jidatnya.

"Gue inget, Lo cowok yang ikut tawuran nggak jelas itu kan?" Jani menyipitkan matanya " Lo yang berdiri di barisan depan, dan–" Rinjani menggantungkan ucapannya.

Dirinya merasa malu jika mengingat bagaimana dia yang malah memarahi cowok di hadapan nya sambil menangis.

"Udah inget?!" Nidal memasukan cilok ke dalam mulutnya.

Jani mengangguk dengan menahan rasa malu, bagaimana bisa cowok ini masih ingat kejadian malam itu. Jani yang hendak meminjam ponsel pada abang cilok akhirnya memilih kembali duduk di tepi trotoar, Nidal masih memperhatikan Jani yang kembali duduk dengan mulut yang mengunyah cilok, dengan berjalan santai, Nidal ikut duduk di tepi trotoar bersama Jani.

"Motor lo kenapa?" Ucap Nidal sambil melihat motor Rinjani sekilas. "Mogok?" Imbuh Nidal.

Rinjani menoleh dan menatap Nidal dengan lemas, mulutnya sedikit terbuka, akan sangat malu jika Jani mengatakan kalau dia tidak bisa mengisi bensin untuk motornya. Belum sempat Jani menjawab pertanyaan Nidal,kini malah Nidal sudah berdiri di samping motor Jani, dia sedang mengecek kondisi motor Jani.

Bagi Nidal yang memang anak motor sangat mudah memperbaiki motor yang mogok,Nidal mencoba men starter motor Jani namun tidak bisa.

"Kunci motor lo?" Tangan Nidal menadah meminta kunci motor dari Jani.

"Ngapain lo minta kunci motor gue?"

"Gue mau bantu lo, siapa tau gue bisa benerin motor lo"

"Nggak usah" Ucap Jani cepat.

Akan sangat malu jika sebenarnya motornya tidak mogok, melainkan hanya kehabisan bensin. Namun Nidal yang sangat pemaksa langsung mendekati Jani dan mengambil kunci motor yang sedang Jani pegang.

"Udah.... percaya deh sama gue" Ucap Nidal dengan senyum tipisnya.

Nidal langsung men starter motor Rinjani beberapa kali, namun hasilnya tetap motor Rinjani tidak mau menyala sama sekali, hingga Nidal berpikir barang kali bensinnya habis dan cegil satu ini memang nggak tau.

Dan benar saja, saat Nidal melihat tangki bensinnya sudah kosong. Nidal tersenyum melihat ke arah Jani yang masih berdiri di belakang Nidal.

"Motor lo nggak mogok, cuma habis bensin" Ucap Nidal menutup kembali jok motor Jani.

"O... oo... ooohh.... Cuma habis bensin" Jawab Rinjani sedikit gugup, dan salting.

Rinjani tersenyum kikuk, kalau itu memang Rinjani sudah tau, motornya habis bensin bukan mogok, cuma..... masa Rinjani mau ngomong kalau dia juga nggak punya uang buat isi bensin.

"Mau lo apain motor gue" Rinjani menahan tangan Nidal yang hendak memutar motor Jani.

"Ya mau isi bensin buat motor lo" Nidal melajukan motor Jani ke sebuah pom mini.

"Tunggu" Jani berdiri di depan motor yang sedang di dorong Nidal "Nanti aja, gue masih pengen duduk dulu"

Mata Nidal menyipit, Bisa-biasanya dia ngomong pengen duduk dulu, padahal dia tau kalau sejak tadi dia itu bingung setengah mati, cari bantuan.

"Gue isiin" Ucap Nidal sambil mendorong kembali motor Jani.

Jani terdiam, dirinya merasa sangat malu. Kenapa pria yang baru dia temui dan bahkan Rinjani belum tau namanya langsung mau menolongnya, apa memang dia orang yang sangat baik? atau ada hal yang dia tuju hingga dia berbuat baik padanya.

       ━━━━━━♡♥♡━━━━━━

Di dalam kamar Basecamp BLACK HUNTER Erlan duduk di atas lantai, tubuhnya shirtless dengan tangan yang memegang sebuah foto perempuan yang sedang menggendong seorang anak lelaki.

Tatapannya begitu hangat dengan senyum indah yang terukir di bibirnya, Erlan mengusap lembut wajah wanita yang ada di dalam foto itu.

Mata Erlan memanas dengan air yang membendung di pelupuk matanya, rasa sesak dan sakit merasuk ke dalam dadanya, Erlan semakin dalam menundukkan wajahnya, tangannya yang semula memegang sebuah foto kini menepuk-nepuk dadanya yang terasa sesak.

Bugh....... Bugh.......

"K–kenapa....... Kenapa Mommy?" Erlan menangis tertahan.

Rasanya dia masih belum bisa menerima jika di harus terpisah dari Mommynya, Erlan mengangkat wajahnya dan menatap nanar ke depan, matanya masih basah dengan dada yang naik turun. Erlan berusaha mengatur nafasnya dan juga emosi yang mulai merasuki dirinya.

Perlahan Erlan bangkit dan berjalan ke sisi sebuah meja kecil, Erlan menaruh foto itu bersebelahan dengan Obat-obat yang terdapat di sana, Erlan menatap sejenak beberapa bungkus obat yang tergeletak, setelah itu dia mengambil obat yang rutin Erlan minum, ada beberapa butir yang langsung Erlan minum.

Setelah itu Erlan berjalan menuju tempat tidurnya, dengan malas dia menjatuhkan tubuh atletis nya ke atas kasur. Erlan mulai mencoba memejamkan matanya, rasanya sangat melelahkan dan memuakkan jika harus hidup di dalam kenyataan.

Erlan memang menyiapkan obatnya di Basecamp dan di apartement, hanya untuk jaga-jaga saja, dan foto itu..... Erlan selalu membawanya kemanapun dia pergi, foto itu sudah seperti sebuah jimat bagi Erlan.

1
Citra Mandalika
kak jgn lama up next chapter, q baper sma sikap erlan 😖😖😖😖
Citra Mandalika
aakkkhh.... air mna air....
Citra Mandalika
nggak usah gengsi jani nanti nyesel loh, kalau erlan di bawa cewek-cewek
Citra Mandalika
lucu... knp smpai ke oyo sih jani
Citra Mandalika
gilak.....
Citra Mandalika
ngeselin deh ezra .... maunya gimana sih, nggak bisa nentuin sikap
Citra Mandalika
blm tau aja klo kakaknya Lisa itu cewek yg km suka Nidal
Citra Mandalika
amalan apa yg km pakai rinjani hingga, para ketua geng mtr jtuh hati sma km😖😖😖
Citra Mandalika
hilangin aja karakter ayahnya rinjani bisa kaki thor, sebel q sama orang tua kayak dia
Citra Mandalika
semangat author ku, jaga kesehatan dan jgn lupa sering upload ya..... semangat 💪
Citra Mandalika
aaakkkhhhh melting bgt 😖😖😖😖
Citra Mandalika
nggak bisa hajar, santet aja bran. 😂😂😂
Citra Mandalika
damar kyknya dewasa bgt, dan selalu jd penengah ya di geng motor ini
Citra Mandalika
kok omongan giselle kayak gimana gitu ya agak nggak suka sma giselle nich
Citra Mandalika
semudah itu km ucapkan kta maaf😭😭😭
Citra Mandalika
se santai itu kamu ezra, setelah apa yg km lakukan sm Rinjani??!!! 😡😡😡😡😡
Citra Mandalika
duh... hari ini bisa maraton nggak ya, sengaja nabung bab tapi nggak bisa nahan pengen baca semangat Thor
Mrs yoonmin: makasih.... dukungannya, 💜💜💜💜💜
total 1 replies
Citra Mandalika
what?????
Citra Mandalika
/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Citra Mandalika
pikiran kamu Ezra haduh....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!