NovelToon NovelToon
Cinta Di Atas Sajadah

Cinta Di Atas Sajadah

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / CEO / Cinta setelah menikah / Beda Usia / Diam-Diam Cinta / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:7.2k
Nilai: 5
Nama Author: Miss Ra

Ada seorang wanita sedang menangis di dalam sujudnya. Dia adalah Nasya Fahriza Putri, wanita yang sudah menginjak usia 25 tahun itu menangis saat mendengar bahwa seseorang yang ada di dalam hatinya sebentar lagi akan menikah. Sudah sejak usia 20 tahun Nasya berdoa di dalam sujudnya agar yang Maha Kuasa mengabulkan permintaannya untuk di jodohkan dengan Atasannya. Pria itu bernama Aditya Zayn Alfarizi yang berstatus sebagai CEO di salah satu perusahaan ternama di Jakarta.

Lalu bagaimana nasib Nasya? Apakah doanya selama ini akan terkabul, atau justru harus melihat pria yang ia cintai dalam diam menikah dengan kekasihnya?

Kita simak kisahnya yuk di cerita Novel => Cinta Di Atas Sajadah
By: Miss Ra

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss Ra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

CDAS 27

Esok harinya, selepas sholat subuh bersama. Nasya keluar dari kamar untuk menyiapkan sarapan sebelum suaminya berangkat ke kantor. Ibu Zubaidah yang ada di taman belakang melihat Nasya pergi ke dapur pun menghampiri menantunya.

"Kau mau apa, Nasya?" tanya ibu Zubaidah.

"Nasya mau membuat sarapan untuk Kak Zayn, Ma." sahutnya yang masih membuka pintu kulkas.

"Tidak usah, itu bukan tugas mu. Biarkan Bibi yang memasak, kamu cukup melayani suami mu saja." ucap ibu Zubaidah seraya menutup pintu kulkas kemudian menarik Nasya keluar dari dapur.

"Tapi, Ma. Nasya ingin melayani suami Nasya dengan tanganku sendiri." balasnya berusaha untuk tetap pada pendiriannya.

Ibu Zubaidah terhenti dan berbalik menatap menantunya. Dia tersenyum lalu mengusap pipi Nasya dengan lembut.

"Dengar, Nak. Tugas rumah dan memasak itu bukan tugas mu. Itu semua tugas suami mu. Kau cukup melayani suami di atas ranjang, melahirkan, menyusui dan mengurus anak. Selain itu, jangan pernah kau mengerjakannya. Mengerti, sayang?" jelasnya panjang lebar dengan lembut.

Nasya nampak berkaca-kaca mendengar itu, dia sangat beruntung mendapat mertua seperti Tantenya. Kini keduanya duduk di sofa ruang keluarga, tak lama tiga teh cangkir datang, Bi Inah menaruhnya di atas meja.

"Ini tehnya, Nyonya. Non."

"Terimakasih, Bi..." sahut Nasya dengan ramah.

"Sama-sama, Non.." setelah mengatakan itu Bi Inah pergi kembali ke dapur.

Baru saja meminum tehnya, Zayn datang menyapa dua wanita yang sedang duduk di sofa.

"Waaah... Pagi-pagi sudah ngerumpi ajah." ujar Zayn seraya duduk di sofa dan mengambil teh miliknya.

"Siapa yang ngerumpi, kita cuma sedang ngobrol. Bukan ngerumpi." balas ibu Zubaidah kembali menyeruput tehnya.

Mereka melanjutkan mengobrol sampai jam tujuh pagi, Nasya yang masih nampak malu-malu dengan Zayn hanya selalu menjawab sekedarnya saja jika di tanya. Jika tidak maka dia hanya menyimak saja.

"Tuan, Nyonya, sarapan sudah siap." ujar Bi Inah yang tiba-tiba muncul di ruang keluarga.

"Iya, Bi. Terimakasih yaa..." sahut ibu Zubaidah.

Setelah kepergian Bi Inah, ibu Zubaidah mengajak anak menantunya beranjak menuju meja makan.

"Ayo, Nasya kita sarapan dulu." sambungnya.

Zayn yang di biarkan begitu saja, mengerutkan keningnya. "Aku nggak di ajak sarapan, Ma?"

"Tidak! Kalau lapar ya tinggal sarapan saja. Tuh banyak makanan di meja makan." balasnya lalu kembali menggandeng Nasya menuju meja makan.

Sedangkan Zayn menghembuskan nafasnya kasar, Nasya hanya tersenyum tipis mendengar antara ibu dan anak itu jika sedang bertengkar.

~

Selesai sarapan, Zayn dan Nasya sudah siap untuk berangkat ke kantor. Zayn sudah menunggu di dalam mobil, sedangkan Nasya berlari kecil menuruni tangga. Ibu Zubaidah yang melihat Nasya berlari pun khawatir.

"Jangan lari, Nasya. Nanti kau bisa jatuh." ujarnya.

"Kak Zayn sudah menunggu di mobil, Ma. Nasya berangkat dulu, Assalamualaikum..." sahutnya mencium tangan ibu Zubaidah kemudian kembali berlari membawa tas kerja miliknya menuju halaman.

Ibu Zubaidah menggelengkan kepalanya dan menghembuskan nafas pelan. "Waalaikumsalam..." sahutnya lirih setelah menantunya menghilang dari balik pintu.

Mobil Zayn telah keluar dari gerbang, mereka berdua pagi ini berangkat ke kantor bersama. Tidak seperti kemarin yang tiba-tiba Zayn meninggalkan Nasya tanpa pesan.

Tiga puluh menit perjalanan menuju perusahaan, mobil yang di kendarai Zayn memasuki halaman parkiran perusahaan. Keduanya turun dan berjalan menuju lift. Seperti biasa, para Staf dan Karyawan menyapa mereka dengan ramah.

"Selamat pagi, Pak-Bu..."

"Hem!" sahut Zayn mengangguk.

"Yaa... Pagi..." sahut Nasya dengan ramah.

Keduanya menjawab secara bersamaan, di dalam lift, Nasya dan Zayn tidak banyak bicara. Zayn seperti biasa selalu memasang wajah datar jika berada di kantor, sedangkan Nasya menampilkan ekspresi biasa saja.

Ting...

Keduanya keluar dari lift secara bersamaan, Rani yang sudah melihat atasannya semakin mendekat pun segera berdiri untuk menyapa.

"Selamat pagi, Pak Zayn. Selamat pagi, Bu Nasya." ucapnya seraya menunduk.

"Ya! Siapkan berkas meeting untuk jam sepuluh nanti." balas Zayn pada Rani.

"Baik, Pak."

Zayn lalu melangkah masuk meninggalkan Nasya duduk di kursi kerjanya. Rani yang sudah melihat pria itu masuk, kembali duduk dan menggeser kursinya mendekati Nasya.

"Eh Sya, kau kemarin kenapa tiba-tiba pergi begitu saja? Kau bertengkar dengan Pak Zayn ya?" jiwa kepo Rani meronta-ronta saat kemarin Nasya menangis dan berlari meninggalkan kantor.

"Tidak, aku tidak bertengkar dengan Kak Zayn. Aku memang sedang merindukan Papa dan Mama." sahutnya berbohong untuk menutup aibnya sendiri.

"Oooh... Aku kira kau bertengkar dengan suami mu. Oh iya, kau sudah tahu belum? Kemarin si mak lampir itu datang lagi kemari seperti orang gila tahu nggak?"

Nasya mengerutkan keningnya mendengar sahabatnya itu menyebut mak lampir. Dia tidak tahu siapa yang di maksud Rani sebagai mak lampir.

"Mak lampir? Mak lampir siapa maksud mu?" tanya Nasya.

"Ish... Itu loooh... Si Angel, dia kemari seperti orang kesurupan. Teriak-teriak, memaksa masuk ke ruangan Pak Zayn." ujarnya.

"Lalu? Dia berhasil masuk?" tanya Nasya penasaran dan Rani mengangguk cepat.

"Yaahh... Dia melihat Pak Zayn langsung memeluknya dan nggak mau lepas. Dia bahkan membuka bajunya di dalam bahkan di depan semua security yang ikut masuk."

Nasya membulatkan matanya dan juga menutup mulutnya dengan tangan. Tak habis pikir, Angel bisa sampai segila itu mencintai suaminya. Tapi, sebagai sesama perempuan Nasya turut prihatin dengan Angel yang begitu sangat terobsesi dengan Zayn.

...****************...

Haaay para pembaca setia... Mana nih suaranya? Diem-diem bae, gimana cerita Zayn dan Nasya? Seru nggak? Pantengin terus cerita mereka berdua ya sampai di episode 40 nya, biar bisa dapet bab 40 terbaiknya say....

jangan lupa jempol dan ratingnya yaa... Selamat membaca semuanya... Semoga syuka dengan ceritaku.. Iloveu sekebon buat kalian semua... Sampai jumpa di Up selanjutnya.. Good Night...

See You.

1
Rika Widiawati
udahlah nasya ga usah mengorbanlan dirimu demi oranglain walaupun kamu mencintai dia,tapi hati dan batin mu tersiksa buat ,,,hanya demi membantu martabat saudara sendiri tapi batinmu tersiksa
mama yogi
barti si Nasya berdoa dari usia 5 tahun?😃
mama yogi
Nanya nya jangan di bikin cengeng donk,stecu aja biar elegan 😍😍😍
mama yogi: Nasya, maksud saya🙏
total 1 replies
꧁♥𝑨𝒇𝒚𝒂~𝑻𝒂𝒏™✯꧂
terus semangat thor utk berkarya dan update nya
Miss Ra: siap kak..

/Heart/
total 1 replies
꧁♥𝑨𝒇𝒚𝒂~𝑻𝒂𝒏™✯꧂
pg yg indah kakak kasi 1 vote utk fans Nasya 😊
꧁♥𝑨𝒇𝒚𝒂~𝑻𝒂𝒏™✯꧂: support author
Miss Ra: Masyaallah...

kak Afya emang the best
total 2 replies
꧁♥𝑨𝒇𝒚𝒂~𝑻𝒂𝒏™✯꧂
hi thor kak Cinta mampir di sini ya. semoga doa Nasya di ijabah oleh Allah utk menikahi Zayn yg dicintainya dlm diam, wlpun Zayn sendiri sudah mempunyai kekasih. awal ceritanya bagus thor..
Miss Ra: thank u kak Afya

/Heart/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!