NovelToon NovelToon
YISHA : After Reincarnation

YISHA : After Reincarnation

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Romansa Fantasi / Cinta Seiring Waktu / Elf / Fantasi Wanita
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: Rin Arunika

Beberapa tahun lalu, Sora dikhianati oleh kekasih dan sahabatnya. Mengetahui hal itu, bukannya permintaan maaf yang Ia dapatkan, Sora justru menjadi korban kesalah pahaman hingga sebuah ‘kutukan’ dilontarkan kepadanya.

Mulanya Sora tak ambil pusing dengan sumpah serapah yang menurutnya salah sasaran itu. Hingga cukup lama setelahnya, Sora merasa lelah dengan perjalanan cintanya yang terus menemui kebuntuan. Hingga suatu hari, Sora memutuskan untuk ‘mengistirahatkan’ hatinya sejenak.

Tanpa diduga, pada momen itulah Sora justru menemukan alasan lain dibalik serangkaian kegagalan kisah cintanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rin Arunika, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

#29

Saat ini, mereka bertiga telah kembali ke Rumah Obat untuk memeriksa keadaan Sora. Sudah satu hari satu malam Sora kehilangan kesadarannya. Namun, sebelum mereka bisa melihat Sora, Puan Dagna terlebih dulu meminta mereka memasuki salah satu ruang pribadinya yang lain untuk berbincang.

Sejumlah ruangan milik Puan Dagna memiliki gaya yang hampir sama. Ruangannya cukup luas dengan hanya beralaskan tikar dan satu buah meja bundar yang diameternya hanya sekitar satu meter saja. Meja kecil itu Ia gunakan untuknya menyajikan teh bagi para tamu yang berkunjung dan meminta diobati olehnya. Pada satu sisi lain ruangannya terdapat deretan laci yang telah diberi nama namun hanya bisa dibuka oleh Puan Dagna sendiri.

“Jadi bagaimana keadaan gadis itu sekarang, Puan? Apa yang terjadi padanya?” Rayn bertanya tanpa ragu ketika mereka telah berkumpul melingkar di sekitar meja bundar.

“Gadis itu telah saya berikan bloodie wine dan soulguard, jadi sekarang dia masih akan tertidur hingga tiga atau empat jam ke depan. Kita hanya tinggal menunggu dirinya siuman,” ungkap Puan Dagna.

“Baik. Selain itu, sebenarnya apa yang terjadi padanya? Seperti yang kami jelaskan kemarin, gadis itu kehilangan kesadaran setelah meminum air yang berada di Taman Asteria.” Kali ini Yasmin yang mengajukan pertanyaan.

Sebelum menjawab pertanyaan Yasmin, Puan Dagna terlihat melengkungkan garis senyum yang tentu saja menambah pertanyaan di benak ketiga orang dewasa di hadapannya.

“Sebenarnya hal itu tidaklah aneh dan sangat wajar terjadi pada jiwa yang bereinkarnasi. Gadis itu hanya melakukan apa yang jiwanya ingat di kehidupan lampaunya. Sepertinya saya bisa menebak siapa sosok yang memiliki ingatan tentang tingkah mengejutkan seperti itu,” ungkap Puan Dagna.

Tatapan ketiga orang itu lalu tampak berbinar cerah. Tampaknya semua orang yang berada di sana memiliki pikiran yang sama sekarang.

“Tapi kenapa gadis itu malah justru kehilangan kesadarannya?” Giovanni menyipitkan matanya dan merasa penasaran.

Puan Dagna terlihat berpikir sejenak sebelum menjawab pertanyaan Giovanni. “Mmm… Saya menduga hal itu terjadi karena energi jiwa gadis itu tidak sebanding dengan kekuatan tubuhnya sekarang. Maksud saya, tubuh gadis ini masih terlalu lemah untuk mewadahi jiwa yang mulai terbangun dari tidur panjangnya…”

“Apakah itu juga penyebab dia sering mimisan?” ceplos Yasmin.

“Kemungkinan besar, iya,” jawab Puan Dagna.

“Hmmm… Lalu apa yang harus dilakukan untuk menyembuhkannya?” Rayn menatap Puan Dagna lekat-lekat.

“Kalian tahu tanaman keabadian? Segeralah bawa gadis ini untuk meneguk air kehidupan miliknya di dalam tanaman itu,” kata Puan Dagna.

“T-tapi bagaimana caranya? Tanaman keabadian miliknya saja berada di hutan kegelapan-“

“Tunggu. Tanaman keabadiannya ada di hutan kegelapan? Apa gadis ini adalah orang yang tempo hari Tuan bawa sampel darahnya untuk diperiksa di sini?” Pertanyaan Puan Dagna menghentikan ucapan Rayn.

“Ya, dia adalah orang yang sama yang sempat terpapar energi racun nyxtar,” balas Rayn.

“Baiklah… Sepertinya perjuangannya akan cukup berat. Selain Ia harus beradaptasi dengan jiwa dari kehidupan lampaunya, gadis ini juga harus menahan kekuatan jahat yang berada di sekitar tanaman keabadiannya. Energi berbahaya benar-benar sedang mengintai kehidupan gadis ini, Tuan…” Puan Dagna terlihat cemas.

“Puan Dagna, tidak bisa kita ambilkan saja air kehidupannya untuknya? Maksud saya, gadis itu biarkan saja di sini, tidak perlu ikut dalam perjalanan berbahaya itu,” Giovanni yang duduk bersila tampak mengelus kedua lututnya.

“Sayangnya gadis itu harus ikut ke tempat tanaman keabadian miliknya tumbuh, Tuan. Karena air tanaman itu harus diteguk segera setelah batangnya terbelah untuk memperoleh kembali energi miliknya,” jelas Puan Dagna.

“Apa tidak ada obat atau sesuatu lain untuk melindunginya, Puan?” Tanya Yasmin.

“Kalian bisa membawa ramuan bloodie wine sebagai perlindungan pertamanya. Selain itu, ramuan apricus juga bisa kalian bawa untuk membekali diri kalian dalam perjalanan berbahaya menuju hutan kegelapan. Kedua barang itu bisa kalian ambil di Gudang Quwintala. Lalu, tunggu sebentar…”

Puan Dagna beringsut dari tempatnya duduk dan membuka salah satu laci yang berada di sisi lain ruangan itu. Kemudian Puan Dagna kembali dan menaruh sebuah tabung kaca kecil dengan penyumbat kayu yang isinya cukup menarik perhatian Rayn, Yasmin, dan Giovanni. Tabung itu terlihat berisi kabut berwarna kelabu dengan sambaran petir yang sesekali mengkilat, tampak seperti awan mendung yang kaan segera menurunkan hujan badai.

Yap, seperti itulah salah satu keajaiban yang mereka miliki.

“Mysticious, makhluk peliharaanku. Gunakanlah Ia untuk melindungi kalian. Aku khawatir kalian akan bertemu dengan entitas yang berbahaya. Kalian tahu sendiri bagaimana mengerikannya hutan kegelapan…” Puan Dagna menyapu pandangannya pada ketiga orang di depannya.

“Baik. Terima kasih banyak, Puan Dagna. Pemberianmu ini akan kami jaga sebaik mungkin,” Rayn sedikit membungkukkan tubuhnya lalu disusul oleh Yasmin dan Giovanni. Mereka kompak memberi terima kasih pada Puan Dagna atas bantuan yang Ia berikan.

“Baiklah. Satu hal lagi.” Puan Dagna mengacungkan telunjuknya ke udara, “Menurutku, gadis itu lebih baik kalian bawa ke tempat yang tidak asing baginya. Aku tidak yakin dirinya akan bisa menerima fakta dirinya berada di tempat ini. Mari, ikut denganku.”

Keempat orang itu lalu berdiri dan melangkahkan kaki mereka menuju ruangan lain. Di sana, mereka melihat Sora yang masih terbaring dan belum sadarkan diri, sesuai dengan apa yang diberitahukan Puan Dagna.

“Terima kasih banyak, Puan Dagna, Terima kasih… Kalau begitu, kami permisi.”

Setelah Rayn berpamitan dari hadapan Puan Dagna, ketiga orang itu lalu pergi dari hadapan Puan Dagna dan bergegas meninggalkan Rumah Obat sesuai arahan yang diberikan pada mereka.

#

“Kamu mau bawa dia ke mana, Rayn?” Tanya Yasmin khawatir.

“Aku berencana membawanya ke tempat tinggalku,” jawab Rayn singkat.

“Kau tidak takut dia akan berpikir macam-macam ketika dia terbangun dan sadar berada di tempat tinggalmu?” sambar Giovanni.

Sebelum Rayn menjawab, Yasmin keburu angkat bicara. “Bagaimana kalau dia dibawa ke kamar yang sempat kami singgahi?”

Rayn mendadak menghentikan langkahnya dan berpikir sejenak. “Ucapanmu itu ada benarnya juga. Baiklah, kita antar dia untuk beristirahat di kamar hotel itu.”

Sebuah lengkungan senyum lalu tampak muncul dari sudut bibir Yasmin setelah Ia mendengar ucapan Rayn barusan.

#

Temen-temen readers! Kalian juga ada yang keinget lagu Electric Love pas part "Baby, you're like lightning in a bottle ...." waktu ngelihat peliharaannya Puan Dagna?

1
Anononin
Mulutnya diam, tapi hatinya mikir keras, wkwkwkwkkk /Hey/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!