Gagalnya Pernikahan Berkah Untukku

"Amarta, ini untukmu", kata tuan Alex , ia memberikan map tersebut kepada Amarta.

Amarta menerima map itu dengan rasa penasaran, lalu membuka isinya .

tapi di dalamnya tidak ada apapun , hanya terdapat beberapa lembar kertas kosong yang telah bermaterai.

"Apa ini tuan?" kenapa hanya ada beberapa lembar kertas kosong" tanya Amarta dengan heran. Dalam hati nya ia bertanya-tanya untuk apa kertas kosong ini?" bermaterai pula

Tuan Alex tersenyum misterius saat Amarta membuka map dan menemukan beberapa lembar kertas yang kosong tapi sudah bermaterai. "itu adalah surat perjanjian, Amarta" kata tuan Alex dengan nada yang tenang.

Tapi....kenapa kosong tidak ada tulisannya sama sekali , memangnya isi surat perjanjian nya apa tuan?" tanya Amarta dengan serius

tuan Alex tersenyum lembut lalu mendekati Amarta dengan jarak hanya 5 cm saja.

Amarta reflex mundur ke belakang dan hampir jatuh, tapi dengan cepat tuan Alex sudang meraih pinggang Amarta, sehingga Amarta tidak jadi jatuh.

sejenak mereka bertatapan dengan intens selama beberapa detik dan hampir berciuman.

Tapi tiba-tiba.... kriet pintu terbuka, Kevin masuk tanpa permisi. Amarta dan tuan Alex seketika terkejut dan tersentak. Kevin yang melihat mereka berdua hampir berciuman menjadi canggung dan tidak enak hati, ia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sambil tersenyum tanpa dosa.

Maaf tuan saya tidak melihat apapun ucapnya . Tuan Alex menatap Kevin dengan tatapan yang sangat tajam.

KEVIN.....ucapnya sambil mengeratkan giginya, Kevin yang di sebut namanya oleh tuan Alex seketika wajahnya memucat, nyalinya langsung menciut.

Dasar bodoh...bodoh....bodoh kamu Kevin, kenapa masuk ke ruangan bos tidak mengetuk pintu terlebih dahulu!, matilah kamu kali ini. Monolognya dalam hati sambil memukul-mukul keningnya sendiri.

Tuan Alex mendekati Kevin secara perlahan

"ada apa kamu kemari?" awas kalo tidak ada sesuatu yang sangat penting akan aku potong 50% gajimu bulan ini!!! , dan akan aku kirim ke Thailand untuk mengurus cabang yang ada di sana.

ancam tuan Alex kepada Kevin dengan nada yang sangat tajam dan serius.

Wajah Kevin semakin memucat mendengar ancaman tuan Alex, sudah bukan rahasia umum lagi bahwa cabang perusahaan yang ada di Thailand memiliki reputasi yang menakutkan di kalangan karyawan, siapapun karyawan yang di kirim kesana pasti sangat takut, menurut mereka sangat mengerikan sekali.

karna karyawan di cabang perusahaan yang ada di Thailand rata-rata adalah lady boy.

Kevin berteriak dengan gemetar, "tuan,

i .....ini sangat penting!, ucap Kevin dengan gemetar.saya ingin memberitahu bahwa tuan Andre melarikan diri dari penjara, menurut laporan yang saya terima tuan Alex melarikan diri ke luar negri dengan bantuan seorang yang cukup berpengaruh di negara ini.

"tuan Alex terkejut, matanya melebar dengan tak percaya. "Apa?! Bagaimana bisa ini terjadi?! Teriaknya, suaranya menggema di seluruh ruangan. Amarta juga terkejut, wajahnya pucat pasi saking kagetnya rasanya jantung nya seperti akan copot.

Tuan Alex langsung mengambil ponselnya dan menekan beberapa tombol dengan cepat.

"saya harus tau siapa yang membantu paman Andre," katanya dengan nada dingin dan berwibawa. "Kevin, cari tau semua informasi tentang pelarian paman Andre dan siapa yang membantu nya. saya ingin tau semua detailnya," perintah tuan Alex dengan tegas.

Kevin langsung mengangguk dan berlari keluar ruangan untuk mencari informasi yang di butuhkan. " saya akan segera mencari tau, tuan," katanya sebelum pergi.

Tuan Alex menoleh ke Amarta, matanya menyipit. "kita harus berhati-hati. jika paman Andre bebas, dia bisa menjadi ancaman bagi kita semua," katanya dengan nada serius. Amarta mengangguk, wajahnya masih terlihat khawatir. "saya setuju, tuan. Kita harus siap Utuk menghadapi kemungkinan terburuk," jawabnya.

Keduanya terdiam sejenak, memikirkan langkah-langkah yang harus di ambil untuk menghadapi situasi ini.

Tuan Alex kemudian memecah keheningan

"Amarta," kita tidak bisa menunggu. kita harus bertindak cepat untuk melindungi diri kita dan perusahaan," katanya dengan nada yang tegas. Amarta mengangguk, tekadnya terlihat jelas dimatanya, "saya, siap tuan. Apa yang harus kita lakukan?" tanya amarta dengan penuh kesungguhan.

Tuan Alex tersenyum dingin" saya akan memberikan instruksi lebih lanjut. Untuk sekarang, kita harus fokus untuk mengetahui keberadaan paman Andre dan menghentikannya sebelum dia bisa mencelakai kita," katanya, dengan rencana yang sudah jelas, keduanya bersiap untuk menghadapi tantangan yang akan datang.

Ketegangan di ruangan sudah mulai mereda dan suasana menjadi lebih santa. Tuan Alex dan Amarta tau bahwa mereka harus bertindak cepat dan tepat untuk menghadapi ancaman tuan Andre.

Karna itu mereka harus memikirkan nya dengan kepala dingin dan strategi yang efektif

Tuan Alex dan Amarta sepakat untuk tetap tenang dan memikirkan strategi yang efektif untuk menghadapi situasi ini.

Mereka tau bahwa keputusan yang impulsif hanya akan memperburuk keadaan.

Dengan kepala dingin dan analisis yang cermat, mereka dapat menyusun rencana yang tepat untuk menghadapi ancaman dari tuan Andre yang kabur dari penjara. " kita perlu tau kemana paman Andre akan pergi dan siapa yang di hubungi," kata tuan Alex dengan nada yang terukur. Amarta mengangguk,

"saya akan mulai mengumpulkan informasi tentang jaringan tuan Andre dan kemungkinan tempat persembunyiannya." dengan kerja sama dan strategi yang matang, mereka bertekad untuk menghadapi ancaman ini dan menghadapinya bersama

setelah membahas mengenai rencana untuk menghadapi tuan Andre, tuan Alex dan Amarta kembali ke pekerjaan masing-masing dengan fokus dan menyelesaikan pekerjaan mereka yang menumpuk.

Tuan Alex kembali memeriksa berkas-berkas proyek yang sedang ia kerjakan. Dan menandatangani dokumen yang perlu di tandatangani nya, sementara Amarta sedang mengerjakan proposal untuk persiapan miting besok pagi.

tanpa terasa waktu berlalu begitu cepat sudah saatnya jam makan siang. Tuan Alex dan Amarta memutus mengambil jeda sejenak untuk mengisi perut mereka.

Mereka meninggalkan ruang kerja dan menuju tempat makan yang biasa yang mereka kunjungi.

Amarta kembali terlebih dahulu ke kantor, sementara tuan Alex tidak langsung kembali . Ia mendapatkan telfon dari seseorang yang sepertinya sangat penting. Setelah berbicara sejenak tuan Alex memutuskan untuk pergi tanpa memberitahu Amarta tentang tujuan atau rencana selanjutnya.

Tuan Alex hanya mengantar kan Marta sampai di lobby kantor saja, setelah itu langsung pergi dengan tergesa-gesa.langsung berpamitan dan pergi tanpa banyak bicara. Amarta merasa sedikit heran dengan sikap tuan Alex yang tiba-tiba aneh tidak seperti biasanya dan sangat terburu-buru.

Tapi ia tidak bertanya lebih lanjut dan langsung menuju ke ruang kerjanya.

ia segera berjalan ke arah lif dengan langkah yang sedikit cepat menekan tombol untuk memanggil lift. Saat pintu lif terbuka ia segera melangkah masuk dan menekan tombol lantai tempat ruang kerjanya berada, lift mulai bergerak membawanya ke lantai atas tempat kerjanya