NovelToon NovelToon
Cadar Yang Ternoda Almayira

Cadar Yang Ternoda Almayira

Status: tamat
Genre:Nikahmuda / Hamil di luar nikah / Tamat
Popularitas:116.4k
Nilai: 4.9
Nama Author: Ncess Iren

Almayira seorang gadis yang sangat religius, dia tidak pernah melepaskan niqobnya.

Namun di suatu hari ketika dia mengantar temannya, untuk menemui seorang laki_laki justru dirinya yang malah direnggut kehormatannya secara paksa sehingga
menyebabkan dia hamil saat masih sekolah, demi menutupi kehamilannya dia selalu menggunakan jaket.

Bagaimana nasib mayira? Apakah pria itu akan bertanggung jawab?

Penasaran? makanya baca.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ncess Iren, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Suamiku

Bara tersenyum sinis dengan sekali hentakan berhasil melepaskan tangan Mira.

"Kenapa gue harus bilang, apakah kalian akan menghentikan pernikahan itu juga"

Mira hanya diam dia tidak tahu harus menjawab apa, kenyataan saat ini Bara masih belum bisa melupakan masa lalu yang ternyata masih tertanam.

Bara kembali tersenyum smirk, lalu dia membawa langkahnya kembali ke brankar yang mana ada istrinya berbaring di sana.

"Ini anak lagi kenapa nggak bangun-bangun" Gerutu Bara jika bukan karena Mayira di sini, mungkin sudah sedari tadi dia keluar dari ruangan ini.

Bara tidak sudi satu ruangan dengan orang, yang sudah membuat hidupnya hancur seperti sekarang.

Bara duduk di kursi yang ada di sebelah brankar, seketika tangannya terulur menggenggam tangan Mayira yang sudah mendingin.

"May kalau dalam hitungan 10, lo nggak bangun beneran gue akan colok mata lo" lama-lama rasa kesel banget tumbuh juga.

Bara kesel karena dari tadi dia digerogoti rasa khawatir akan Mayira, saat tadi Mayira tiba-tiba memeluknya dan tiba-tiba tidak membuka mata lagi saat di gendongannya.

Dan sekarang Bara harus satu ruangan dengan Mira bikin emosinya menjadi jadi.

"May" Panggil Bara saat merasakan tangan Mayira dingin, dia berdiri menghampiri Mira yang sedang menunduk duduk di sofa.

"Cepatlah periksa istri gue, tangannya semakin dingin" Mira juga dibuat khawatir dia segera memeriksa Mayira.

Naluri Bara diperintahkan untuk segera memeriksa dahi Mayira, ternyata suhu badannya masih belum turun.

"May bangun" Bara berbisik tepat di telinga Mayira, lagi-lagi tindakannya berdasarkan sebuah insting.

"Kamu tidak perlu khawatir dia tidak pingsan, dia hanya tidur Bara. Sepertinya Mayira akhir-akhir ini stres, Aku sarankan agar Mayira dia ke rumah sakit" saran Mira.

Atas saran dari Mira akhirnya Bara membawa Mayira ke rumah sakit, saat melihat kondisi Mayira masih lemah. Tentu Mayira tidak setuju akan hal itu, namun setelah dibujuk oleh Mira akhirnya Gadis itu luluh juga.

Saat ini Mayira, Bara dan Mira berada di naungan rumah sakit yang sama saat mereka melakukan USG beberapa hari yang lalu. Mira bertugas merujuk Mayira ke rumah sakit saja, dengan beberapa prosedur.

Mayira sudah dibaringkan di atas Brangkar ruangan VVIP, Jangan tanya mengapa mereka bisa sampai ke ruangan itu karena itu semua ulah Mira.

"Kamu Banyakin istirahat ya" Mira mengusap lembut kepala Mayira dia berdiri di sebelah brankar, sedangkan Bara duduk di sofa yang ada di salah satu sudut ruangan.

Bara duduk dengan santainya dia hanya memperhatikan, dari situ adegan di depannya tanpa niat untuk berkomentar.

"Tapi dok, Saya hanya kelelahan Bukankah perjanjiannya hanya periksa ke rumah sakit saja. Tapi kenapa sekarang justru diinfus" Tanya Mayira dia merasa Mira sangat baik padanya, mungkin wanita itu memperlakukan Mayira seperti adiknya.

Mira hanya tersenyum membuat kecantikannya, terpancar dengan jelas. "Kondisi kamu yang lemah membuat kamu harus berada di sini"

"Apakah aku boleh pulang sekarang, karena aku merasa sekarang sudah tidak lemah lagi" Pinta Mayira.

Bara sontak berdiri ia menghampiri Mayira dan Mira. "Tidak, tidak bisa kayak gitu dulu lo harus tetap di sini. Sampai benar-benar pulih" Ujar Bara saat sudah berada di samping dalam berangkat Mayira.

Mayira menoleh ke samping kiri di mana ada Bara di sana, Mayira menampilkan wajah dengan raut memelas mata gadis itu berkaca-kaca.

"Kak Bara Aku mau pulang"

Bara mengalihkan pandangan ke arah lain, ia gak sanggup melihat wajah Mayira. Yang menurutnya bisa meruntuhkan iman, karena betapa menggemaskan wajah istrinya itu.

Bara kembali menoleh ke arah Mayira, lalu tepat di telinga Mayira. "Gue nggak suka penolakan" Bisiknya dengan suara berat dan bass.

Akhir-akhir ini Bara sangat menyukai jika berbicara dengan Mayira, dengan jarak yang sangat dekat mungkin hal itu karena wangi tubuh Mayira yang membuatnya candu.

"Kak Bara modus" Tanya Mayira dia juga menyadari jika Bara seringkali berbicara dengannya, dengan jarak yang sangat dekat.

Tidak bisa berbohong Hal itu membuat Bara pergi, desiran hangat mengalir di setiap urat nadinya. Jantung yang berbaju begitu kencang, dan dadanya yang berdebar-debar.

Bara tersenyum "Lo jangan geer Mungkin ini hanya bawaan seorang bapak sama anak. Lo jangan baper gue nggak akan pernah ada rasa sama lo" Pemuda itu berucap datar lalu menjauhkan diri dari Mayira.

Mayira tertegun dengan kalimat yang diutarakan Bara, secara tidak langsung jika suaminya ingin mengatakan jika tidak ada harapan untuk hubungan mereka.

Salahkah kalau Mayira, menganggap jika hubungan mereka baik-baik saja setelah menikah. Walaupun Mayira belum bisa menerima semua takdir menyakitkan ini, tapi sikap Bara seolah tidak ingin menjauh darinya.

Mayira tersenyum kikuk "Siapa juga yang geer" Gadis itu menormalkan laut wajahnya.

Bara tidak menanggapi dia beranjak menuju sofa yang ia duduki tadi, dengan santainya menyandarkan punggungnya di sandaran sofa. Mengabaikan Mayira yang menatapnya, yang masih menatapnya kosong.

Mira berdehem untuk mencairkan suasana yang sangat membeku, untuk beberapa saat.

"Sepertinya aunty harus balik lagi ke sekolah, karena mungkin mereka membutuhkan bantuan"

"Ya udah pergi sana, nggak ada yang larang" Ketus Bara dia mengucapkan kata itu, tanpa menoleh ke arah Mira.

"Kak Bara itu dan tidak sopan" Ucap Mayira lembut namun tegas.

Bara hanya mengedipkan baunya, ia mengeluarkan benda pipih persegi dari celananya. Lebih memilih memainkan ponselnya, dibandingkan menanggapi dua wanita di sekitarnya itu.

Mira tersenyum kecut "Nggak papa kok Mayira nanti...

"Emang gak apa-apa kan gue nggak ngelukain lo" Bara tiba-tiba memotong ucapan Mira.

Tanpa sadar Mira dan Mayira menghela nafas berat sama-sama tersenyum kikuk.

"Aunty tinggal dulu ya, jika sampai malam nanti kau masih berada di rumah sakit ini. Saya akan ke sini lagi" Mayira hanya mengangguk seraya menampilkan senyum.

Mira melihat betapa tulusnya senyum Mayira, karena saat ini Mayira tidak menggunakan cadarnya.

"Nggak usah balik lagi" Timpal Bara.

Sebelum benar-benar pergi Mira mengecup kening Maiyra, saat akan melakukan hal yang sama pemuda itu Bara segera menghindar.

"Bye Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh" Mira berucap setelah diambang pintu.

"Waalaikumsalam Warahmatullahi Wabarakatuh" Jawab Mayira

Mayira menoleh ke arah Bara "Kak jawab salam itu wajib"

Baran masih Acuh dan masih fokus ke ponselnya seolah tidak pendengaran ucapan Mayira.

"Kak" panggil Mayra lirih

"Kak" lagi-lagi bara tidak menggubris

"Suamiku" Panggil Maira

Seakan itu adalah kata ajaib para mendengarkan kepala ya tertegun beberapa saat raut wajahnya sulit untuk ditebak dia menaikkan sebuah alisnya kenapa

Mayira pikir Bara akan marah dipanggil begitu, tapi sepertinya salah "jawab salamnya"

"Waalaikumsalam Warahmatullahi Wabarakatuh"

Mayira Menoreh pada pintu bila sudah tidak di sana "telat Kak"

"Yang penting kan ada" Mayira mengangguk pasrah.

Mayira menoleh pada Bara pemuda itu masih fokus dengan ponselnya, yang bersandar di atas sofa entah apa yang dilakukan dengan benda yang pipih itu dan tiba-tiba.

"Braakk"

Saat Mayira sudah bisa menggapai botol infus, dengan susah payah naasnya benda itu malah terlepas dari genggaman. Sehingga benda itu menghambur menghantam lantai, Bara yang tadinya fokus pada ponselnya, kini beralih pada Mayira dan menaikkan alisnya.

"Kenapa?

Mayira pengen ke toilet Kak"

"Merepotkan" Ucap Bara namun pemuda itu tetap bangkit lalu membantu mayira dan memegang botol impus.

Setelah sampai di toilet Bara membantu Mayira untuk duduk di atas kloset, namun tatapan Mayira tertegun pada wajah Bara yang begitu tampan.

"Jangan ngelamun"

"Bisa sendiri kan? Apa perlu gue bantu"

"Hah? Bara keluar

1
Fera Damayanti
Luar biasa
we
akhirnya bara jadi juga Sama mayira
Dlaaa FM B
Extra part dong
yumi chan
good thor
yumi chan
wdh perperangn akn sgra di mlai..
Bunda'nya Alfaro Dan Alfira
siapa yang menjebak siapa ini cerita nya
yumi chan
wdh bara klh stat lh thor..
yumi chan
mungkin maira cuma ksh pljran sm bra ...good jod thor
yumi chan
ku tunguh thor up slnjutnya
Nurul Khomariyah
hadeh nggak asik Thor ceritanya kok gitu
Azzura Shekarningrum
/Smile/
nanik sriharyuniati
Luar biasa
yumi chan
ternyta lbh cerdas astrit..bara oonnn...hhh skrng tingk tugu tgl main dr maiyra..
Ririnri Dayat
baguuuus🥰🥰🥰
Ririnri Dayat
sering up dong thor
Mami Pihri An Nur
Ya kamu nya sj goblog, mau mau nya nemuin cowok yg tdk di kenal
Nurhany Ben Abo
sangat sukakannya
Nurhany Ben Abo
lanjut kak pless 😓😓😓😓
Chandra Dewi
nunggu ep nya banyak dl ya Thor baru lanjut baca ... biar gak penasaran... tp gak setuju sih kalo bara gak sharing baik nya gmn... dgn cara kaya gini malah bikin Mayra marah....
Chandra Dewi
ya ampun gak tau malu banget 😱😨
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!