𝐏𝐞𝐫𝐧𝐢𝐤𝐚𝐡𝐚𝐧 𝐊𝐚𝐧𝐚𝐲𝐚 𝐏𝐮𝐭𝐫𝐢 𝐦𝐞𝐧𝐣𝐚𝐝𝐢 𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤 𝐡𝐚𝐫𝐦𝐨𝐧𝐢𝐬 𝐤𝐚𝐫𝐞𝐧𝐚 𝐡𝐚𝐝𝐢𝐫𝐧𝐲𝐚 𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐤𝐞𝐭𝐢𝐠𝐚, 𝐚𝐩𝐚𝐥𝐚𝐠𝐢 𝐝𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐭𝐚𝐧𝐩𝐚 𝐛𝐞𝐫𝐩𝐢𝐤𝐢𝐫 𝐩𝐚𝐧𝐣𝐚𝐧𝐠, 𝐄𝐫𝐥𝐚𝐧𝐠𝐠𝐚 𝐒𝐚𝐩𝐮𝐭𝐫𝐚 𝐦𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐦𝐞𝐧𝐣𝐚𝐭𝐮𝐡𝐤𝐚𝐧 𝐭𝐚𝐥𝐚𝐤 𝐭𝐢𝐠𝐚 𝐩𝐚𝐝𝐚 𝐈𝐬𝐭𝐫𝐢𝐧𝐲𝐚, 𝐡𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐤𝐚𝐫𝐞𝐧𝐚 𝐡𝐚𝐬𝐢𝐥 𝐝𝐢𝐚𝐠𝐧𝐨𝐬𝐚 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐬𝐚𝐥𝐚𝐡
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 💘 Nayla Ais 💘, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29 Frustasi
Acara yang dinanti- nanti pun tiba, beberapa tamu undangan yang hadir sebagai saksi dan juga tetangga sekitar yang ikut menyaksikan sudah mulai duduk di ruang tengah.
" Ih, kasihan sekali ya Ibu Naya, di madu begitu, kurang apa coba dia. Sudah baik, cantik juga masih tetap saja diselingkuhin oleh suaminya. "
Bisik- bisik para tetangga mulai terdengar, ada yang prihatin namun juga ada yang julid.
" Eh, gimana nggak dimadu. Dari yang aku dengar sih alasan suaminya menikah lagi itu karena Istrinya yang pertama mandul. Pantes sih, masa sudah sepuluh tahun nikah nggak hamil- hamil juga, dulu aku kira suaminya yang mandul eh ternyata bininya. "
Bibi Nur yang duduk disamping Naya hanya bisa mengelus- elus lengan Naya, berusaha menenangkan hatinya agar sabar mendengar para Ibu- Ibu julid yang tengah membicarakannya.
" Oh masa sih gitu, wah pantes saja ya. Suami ganteng gitu mah wajar lah kalau kawin lagi, apalagi bininya mandul. " Balas yang lain.
" Eh cukup, cukup. Kenapa kalian jadi gibahin orang. Apa kalian nggak sadar kalau ucapan kalian ini sudah keterlaluan, bagaimana kalau dia mendengar ucapan kalian ini, pasti akan membuatnya sakit hati. " Timpal salah seorang Ibu yang lain.
" Eh ngapain Dia harus sakit hati, lagian aku juga mengatakan yang sebenarnya kan. Bukan hoax, coba kalau menantuku yang mandul begitu sudah lama aku minta anakku untuk menceraikannya. Seharusnya Ia bersyukur suaminya masih bertanggung jawab dan tidak menceraikannya, coba kalau cerai mana ada di luar sana laki-laki yang mau sama perempuan mandul. "
Ibu yang julid pun semakin menjadi- jadi, pembicaraan mereka terhenti ketika beberapa pasang mata tamu undangan Pria menoleh kearah mereka.
" Stttt diam, tukan. Kamu sih nyerocos mulu kaya bebek. " Tegur yang lain yang mulai merasa tidak nyaman.
Si Ibu julid bukannya merasa bersalah Ia malah tersenyum sinis, bahagia diatas penderitaan orang lain.
Acara pun dimulai, Naya mencoba menguatkan hatinya ketika mengatakan tentang kesediaanya kepada penghulu bahwa dirinya menerima dengan ikhlas pernikahan kedua suaminya.
Akad pun dimulai, Angga melafazkan dengan lancar dalam satu kali tarikan nafas, seolah tidak ada beban disana.
Air mata jatuh di pipi Naya ketika kata " Sah " terucap dari bibir semua saksi yang hadir dalam acara sederhana itu.
" Nak, kita balik kekamar saja ya. "
Bi Nurvtidak tega melihat Naya dalam situasi seperti ini, namun Naya menolak. Ia tidak ingin membuat kesan tidak baik buat penghulu dan juga beberapa tetangga yang hadir disana.
Setelah satu persatu kembali, Bibi langsung mengajak Naya untuk meninggalkan ruang tengah. Naya mengangguk karena memang Ia juga lelah, lelah fisik dan fsikisnya.
Tidak mudah bagi seorang Istri menghadiri apalagi mengikhlaskan suaminya menikah lagi dengan wanita lain.
Didalam kamar Naya kembali menangis di pelukan Bi Naya, tetap saja Ia rapuh meskipun berusaha terlihat tegar.
" Nak, Nak Nayabmakan dulu ya, biar Bibi ambilkan. Ini sudah hampir jam makan siang, Ibu bahkan belum makan apapun sejak pagi. " Bujuk Bi Nur.
Naya mengangguk ketika mengingat ada nyawa lain di rahimnya yang juga membutuhkan dirinya. Angga masuk setelah Bi Nur keluar, Ia langsung memeluk tubuh Nay dan mencium tengkuk dan pundak Istrinya itu.
" Makasih karena sudah mengijinkan Mas bertanggung jawab kepada Asma, yang saat ini sedang mengandung darah daging Mas.
Angga merasa ada yang bangun dari sarangnya ketika Ia menciumi leher jenjang Istrinya, tangannya mulai bergerilya namun tiba-tiba ponsel Naya berdering hingga membuat Angga menghentikan aksinya.
Naya terkejut melihat nama siapa yang muncul di layar ponselnya, Ia menarik nafas dalam- dalam dan menghembuskannya kasar. Angga bertanya siapa dan Naya memperlihatkan layar ponselnya agar suaminya bisa melihatnya langsung.
" Pakai loudspeaker sayang. " Bisik Angga dan Naya mengangguk.
" Assalamu'alaikum Umi. "
" Wa'alaikum salam sayang. "
Karena memakai pengeras suara jadi Angga bisa mendengar apa yang di bicarakan Istri dan juga mertuanya itu.
" Nak, gimana kabarmu disana. "
" Alhamdulillah baik kok Umi, bagaimana dengan Umi disana. " Tanya Naya balik.
Lama Umi terdiam sebelum akhirnya Umi bersuara dan membuat Naya serta Angga terkejut.
" Nak, rencananya besok Umi sama Mas mu akan ke Jakarta. Umi rindu banget sama kamu Nak. "
Kanaya mengelus dadanya pelan, sedangkan Angga menggerakkan tangannya berulang kali sebagai tanda kalau Ia tidak setuju mertuanya itu berkunjung.
" Umi, Naya pun sama rindu banget sama Umi, biar Naya saja ya yang ketempat Umi. Lagipula besok Mas Angga juga akan keluar kota jadi Naya sendirian disini. "
Umi merasa aneh dengan jawaban Naya namun Nayabdengan cepat memberikan alasan yang masuk akal.
" Umi, Naya sebenarnya rindu berkebun sama Umi, rindu makan sayur segar langsung dari kebun Umi. Umi kan tau kalau disini, sayur mayurnya kurang segar gitu. "
Mendengar suara manja Naya membuat Umi tersenyum, Ia tau kalau Putrinya itu memang sangat suka makan sayur-sayuran apalagi yang baru di petik dari kebunnya langsung.
" Ya sudah Nak, Umi tunggu ya sayang. Hati-hati bawa mobilnya besok ya Nak, nggak usah ngebut yang penting sampai dengan selamat. "
Naya mengakhiri panggilan dan meletakkan kembali ponselnya di atas nakas, Angga yang tadi rebahan di atas ranjang sambil menatap Istrinya melakukan panggilan, langsung bangun. Ia menghampiri Naya dan berniat melanjutkan aktivitasnya yang sempat tertunda tadi, namun lagi- lagi Ia gagal karena ketukan di pintu kamar.
Kanaya segera membuka pintu dan nampak Bibi Nur masuk membawakan makan siang untuk dirinya.
" Eh Pak Angga, maaf mengganggu waktunya. Tapi Nak Naya belum makan apapun sejak pagi, takut Dia sakit kalau makan siangnya ditunda lagi. "
Bibi menata makan siang yang Ia bawa di atas meja dan mempersilakan Naya untuk menikmati makan siangnya.
" Makasih ya Bi. Mas, mau ikutan makan siang bareng, ini cukup kok untuk makan berdua. "
Angga menggeleng berulang kali, saat ini Ia memang sedang tidak berselera makan. Matanya fokus menatap dua gundukan bulat milik Istrinya yang seperti melambai-lambai memanggil dirinya.
" Ah sial. " Batin Angga.
" Nggak sayang, kamu makan saja sendiri atau sama Bibi. Mas sudah kenyang, kebetulan tadi sudah makan di bawah. "
Angga memilih turun kebawah sebelum otaknya menjadi tidak waras setiap kali melihat bentuk tubuh Istrinya yang semakin terlihat berisi.
Baru juga masuk ke kamar Asma Ia sudah disambut dengan omelan dari Istri keduanya itu.
" Mas dari mana saja sih, kok tiba-tiba hilang. Jangan bilang kalau Mas habis dari kamar Mbak Naya dan bersenang-senang dengannya. Mas, kita baru sah menikah. Seharusnya hari ini jatah Mas bersamaku, bukan meninggalkan ku dan bersama Istri yang tidak bisa memberimu keturunan itu. "
Angga ingin marah mendengar ucapan Asma namun Ia berusaha menahannya karena mengingat calon bayinya yang ada di rahim wanita itu.
" Maaf sayang, sudah jangan marah- marah seperti ini. Ingat kata Dokter, kamu tidak boleh marah- marah apalagi sampai stress. Itu akan berakibat tidak baik pada anak kita. " Bujuk Angga.
Ia memeluk tubuh Istri barunya itu, jangkunnya semakin naik turun ketika tangannya tanpa sengaja menyentuh gundukan kenyal milik Asma.
" Ya ampun, cobaan apalagi ini. Lama-lama begini aku bisa gila, punya Istri dua tapi tidak ada yang bisa di masuki disaat seperti ini. Apa aku harus punya Istri tiga lagi agar bisa melayani ku dengan baik. " Batin Angga.
Entah mengapa Ia tiba-tiba jadi maniak hal seperti itu, dan selalu ketagihan melakukan itu lagi dan lagi.
Malam ini Angga begitu tersiksa, sudah sekali Ia melakukan solo karir di kamar mandi karena tidak bisa keluar kamar.
Sampai malam hari, Angga sudah frustasi. Ia hampir gila menahan hasratnya yang terpendam, dengan sabar Ia mencoba menidurkan Asma dan perlahan melepaskan pelukan Istri keduanya itu ketika tertidur, namun ketika bergerak maka Istrinya pun ikut bergerak juga.
Berbeda dengan Angga, dilantai dua Naya justru tidur dengan nyenyak tanpa ada gangguan dari siapa pun. Nafasnya terdengar teratur, Bi Nur meninggalkan Naya setelah memastikan Ibu hamil itu tertidur dalam damai.
lah klu ansk orang KAYAAAAA MASAKAN NYA VARIATIF BISA MASAK APA AJA DR NEGARA MANA AJA!!!! KRN MEREKA BIASA MAKAN DI RESTO 2 MAHAL YG SEKALI MAKAN BISA HBS JUTAAN!! .. KLU MAKANAN DIATAS ITU UTK KELAS BABUUUUUU UTK KELAS ORG MISKIN BIN KERE.