Ditinggalkan oleh Ayahnya sejak masih dalam kandungan membuat Kayna Givana hidup dengan mandiri. Ia dibesarkan oleh Ibunya seorang diri. Namun ada seseorang dalam keluarganya yang membuat Kayna harus terjebak dalam suatu pekerjaan.
Kejadian itu juga yang membuat Kayna akhirnya bertemu dengan Arnatta Delion, laki-laki yang ia temui dan kenali sebagai seorang pelayan di sebuah kafe tempatnya bekerja, namun dibalik kesederhanaan Arnatta ada rahasia besar di dalamnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Riria Raffasya Alfharizqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mencuri Nomor
Sudah larut malam Kayna belum juga bisa memejamkan matanya. Tubuhnya memang berada di kamarnya, namun pikirannya berkelana kemana-mana. Lebih tepatnya memikirkan sedang apa dan dimana kini keberadaan Natta.
Terdengar helaan napas dari Kayna yang cukup dalam. Tangannya terulur untuk mengambil ponsel yang tergeletak tidak jauh dari tubuhnya kini, namun rasa bimbang mulai menyelimuti perasaan Kayna. Ia tidak bisa mengenyahkan pikirannya tentang Natta, juga tidak ingin sampai terlihat mengkhawatirkan Natta. Sekali pun itu mama Mita yang mengetahuinya, gengsi Kayna masih terlalu besar untuk mengakui perasaannya.
"Emang racun si Natta," dumel Kayna mencoba memejamkan matanya.
Hasilnya tetap saja nihil, nyatanya pikiran Kayna malah semakin jauh membayangkan jika Natta sedang bertemu dengan seorang gadis karena sudah mempunyai motor baru.
"Mentang-mentang sudah punya motor ngelayab terus," dumel Kayna berdiri.
Ia berniat untuk ke kamar mama Mita dan mengambil nomor Natta di ponsel mama Mita dengan cara diam-diam.
Tok
Tok
Tok
Tidak ada sahutan suara dari arah dalam membuat Kayna yakin jika mamanya sudah tidur. Sekarang juga sudah larut mama Mita jarang begadang kecuali jika ada sesuatu hal yang mengharuskan beliau begadang.
Ceklek
Perlahan Kayna membuka pintu kamar mamanya. Gadis itu masuk dengan sangat pelan supaya mama Mita yang memang sudah nyenyak dengan tidurnya tidak terganggu dan terbangun.
Melihat benda pipih yang tergeletak di atas meja rias mama Mita. Sudut bibir Kayna tertarik ke atas. Dengan sangat hati-hati sekali ia mulai mengambil benda pipih tersebut.
Awalnya tidak ada yang mencurigakan sampai dia menemukan nomor ponsel Natta dan segera ia catat di ponselnya. Namun tiba-tiba ia teringat dengan nomor pamannya yang waktu itu masih mencoba untuk menghubungi mama Mita. Ingin protes dengan mamanya pun belum sempat Kayna lakukan. Alhasil Kayna kembali mengecek beberapa pesan atau pun panggilan untuk mencari tahu.
Terdengar kembali helaan napas dari Kayna saat mengetahui terakhir kali pamannya menghubungi mama Mita ialah beberapa hari yang lalu ketika kepergok oleh Kayna. Setelah itu tidak ada lagi panggilan dari pamannya.
"Syukur deh," ujar Kayna lega.
Niatnya ingin menaruh kembali ponsel milik mama Mita. Namun sebuah pesan singkat masuk ketika ponsel itu masih berada di tangan Kayna. Awalnya Kayna berniat untuk masa bodoh tetapi bukan hanya satu pesan saja yang dikirim dari nomor yang sama sekali tidak Kayna ketahui. Ada tiga pesan langsung yang masuk dan membuat rasa ingin tahu Kayna kini muncul.
+213661666666
Kamu sudah tidur Mita?
Kita haru bertemu
Aku sangat merindukanmu
Deg
Seketika jantung Kayna berdetak dengan sangat kencang. Pesan terakhir yang dikirimkan oleh orang yang tidak Kayna kenali begitu menjijikan menurut Kayna. Bukan berati Kayna melarang jika mama Mita kembali menemukan tambatan hatinya. Namun Kayna masih trauma dan takut mama Mita akan kembali merasakan kecewa.
Cukup ayahnya saja yang sudah meninggalkannya dan membuatnya tidak tahu siapa sosok Ayahnya sebenarnya.
Dengan perasaan tidak menentu. Kayna keluar dan kembali ke kamarnya. Satu fakta yang Kayna ketahui malam ini, mama Mita mungkin saja sedang menjalin suatu hubungan dengan seseorang.
Keesokan harinya. Kayna hampir saja telat jika saja tidak lebih cepat. Gerbang sekolah sudah akan ditutup oleh penjaga.
"Pak bentar pak!" teriak Kayna mencoba untuk masuk.
"Halah non hampir aja telat, ayo-ayo masuk!" titahnya membuat Kayna tersenyum manis.
"Makasih pak," balasnya segera masuk.
Brummm
Brummm
Brummm
Suara motor milik Natta terdengar setelah beberapa detik Kayna masuk. Herannya Natta bisa masuk begitu saja tanpa diprotes atau mendapat ocehan dari penjaga. Padahal Kayna sangat yakin jika ketika Natta masuk pintu gerbang pasti sudah ditutup dengan sempurna. Buru-buru Kayna berlari sebelum Natta melihat keberadaannya. Namun naas, suara Natta sudah terdengar memanggil namanya.
"Kayna!" panggil Natta membuat Kayna terdiam beberapa saat, setelahnya Kayna berlari tidak ingin sampai bertemu dengan Natta dengan penampakannya hari ini.
"Jangan sampai Natta liat aku," gumamnya kembali berlari.
Karena pikirannya yang tidak bisa diajak kerja sama, Kayna harus begadang sampai jam setengah 4 tadi malam.
semngaaaaaat
terimakasih mbak Ri
atw belajar dr Mas Ray