NovelToon NovelToon
Bound To The CEO

Bound To The CEO

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / CEO / Playboy / Diam-Diam Cinta / Kaya Raya / Romansa
Popularitas:2.6k
Nilai: 5
Nama Author: Priska

⚠️Mature Content (Harap bijak memilih bacaan)

“Dia hanya bosku… sampai aku terbangun di pelukannya."

Aku mencintainya apapun yang mereka katakan, seburuk apapun masa lalunya. Bahkan saat dia mengatakan tidak menginginkan ku lagi, aku masih percaya bahwa dia mencintaiku.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Priska, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sesuatu Mulai Terasa Menganggu

Kantor Amstel Core Group, Keesokan Harinya

Pagi itu udara Amsterdam sedikit berkabut. Anna kembali datang lebih awal, seperti biasanya. Ia menata ulang agenda rapat yang sudah tersusun rapi semalam. Setiap detail ia pastikan tidak ada yang terlewat, meski hatinya terasa berat setelah kejadian makan siang kemarin.

Jonathan masuk ke ruangan tepat waktu. Sekilas, ia hanya memberi anggukan singkat tanpa sapaan lebih. Anna merasakan dinginnya jarak yang semakin lebar di antara mereka, tapi ia tidak membiarkan terjadi kesalahpahaman lagi di antara mereka.

“Agenda hari ini sudah saya siapkan, Mr. Jonathan,” katanya datar, meletakkan map di meja kerja Jonathan.

“Baik.”

Jawaban Jonathan singkat, nyaris tanpa intonasi. Namun matanya sempat mengikuti Anna yang melangkah keluar, lalu tertutup kembali oleh ketebalan kertas yang ada di hadapannya.

Siang Hari – Kantin Perusahaan

Waktu makan siang tiba. Anna sempat ragu untuk turun ke kantin, tapi perutnya menuntut. Saat ia melangkah ke meja salad, suara ramah menyapanya.

“Nona Anna.”

Daniel, staf dari divisi lain, sudah berdiri di dekat meja, membawa nampan. Senyum tulusnya terasa berbeda dengan tatapan dingin yang kerap Anna hadapi dari tiap bersama dengan Jonathan.

“Ah, Daniel. Kau makan di sini juga?” Tanya Anna.

“Tentu. Bagaimana kalau kita duduk bersama? Kalau kau tidak keberatan, tentunya.” Ucap Daniel.

Anna menimbang sejenak. Lalu ia mengangguk. “Boleh. Bagaimana jika di sana." Tunjuk Anna lalu melangkah ke sana bersama.

Mereka duduk di sudut kantin yang cukup tenang. Percakapan ringan mengalir—tentang beban kerja, tentang cuaca, bahkan tentang makanan yang disajikan hari itu. Untuk pertama kalinya setelah sekian lama, Anna bisa tertawa kecil tanpa merasa harus berhati-hati.

Yang tidak mereka sadari, dari lantai atas dengan kaca transparan, Jonathan berdiri menatap ke bawah. Dari ruang rapat, pandangannya secara tak sengaja jatuh pada Anna yang sedang makan bersama Daniel.Tatapannya tajam, bukan sepenuhnya marah, tapi juga bukan sekadar acuh. Ada sesuatu di matanya—ketegangan samar yang ia sembunyikan di balik wajah dingin.

...----------------...

Sore Hari

Setelah jam makan siang, Jonathan kembali ke ruangannya. Ia tampak lebih serius dari biasanya, bahkan nadanya sedikit menusuk ketika memberi instruksi.

“Anna, pastikan laporan ini siap sebelum pukul lima.”

“Baik, Mr. Jonathan.”

Anna tidak membantah, meski sebenarnya tenggat itu terlalu sempit. Ia menunduk, mencatat, lalu segera bekerja tanpa banyak bicara.

Saat jarum jam hampir menunjukkan pukul lima, Anna masuk ke ruang Jonathan dengan berkas yang sudah selesai. Ia meletakkannya di meja.

“Ini laporannya.”

Jonathan menatapnya lama, lalu mengangguk singkat. “Kau cepat.”

“Sudah tugas saya.” Anna menjawab sopan, lalu hendak berbalik pergi.

Namun, suara Jonathan menahannya.

“Anna…”

Anna menoleh.

“Ya, Mr. Jonathan?”

Ada jeda. Jonathan tampak ragu, seolah menimbang apakah kalimat yang akan ia ucapkan tepat. Tapi akhirnya, ia hanya berkata, “Tidak ada apa-apa. Kau bisa kembali.”

Anna menunduk singkat, lalu keluar. Pintu tertutup rapat.

POV Jonathan

Entah kenapa sikap itu membuatku tidak nyaman. Sikapnya yang sangat sigap tapi juga memberi rasa dingin sekaligus, dia jelas memberi batasan. Aku yang memintanya tapi kenapa aku yang terganggu. Tidak ada yang pernah mengabaikan ku. Bahkan bermalam bersamaku saja bisa menjadi sebuah pencapaian buat wanita-wanita lain diluar sana. Tapi kenapa dia tidak? Kenapa dia berbeda? Apa ini sebuah permainan?

Seperti hari kemarin, hari ini pun berakhir seperti biasa di kantor.

Lobi Utama Amstel Core Group

Pemandangan kembali berubah saat Jonathan kembali melihat Anna bersama Daniel.

"Apa mereka pulang bersama sekarang." Tanya Jonathan dalam hati.

Kali ini ia tidak bisa menahan lagi, ia segera menghampiri kedua orang itu, tepat saat Daniel membukankan pintu untuk Anna.

"Anna !."

Daniel dan Anna menatap ke arah suara itu.

"Mr.Jonathan." Ucap keduanya nyaris bersamaan.

"Ya Mr.Jonathan!?." Jawab Anna.

"Bisa kita berbicara sebentar." Pinta Jonathan.

"Ada apa? Apa ada yang terlewat dari pekerjaan saya?." Tanya Anna memastikan.

"Tidak. Bukan itu Nona Anna."

Anna tidak mengerti, tetapi ia tidak ingin siapapun salah paham dengan keberadaan Jonathan di sini. Sehingga ia memilih mengikuti permintaan bosnya itu.

"Baiklah. Daniel pulang lah lebih dulu. Aku akan menyelesaikan tugas ku." Pinta Anna.

Anna segera beranjak pergi, mengikuti langkah Jonathan.

"Masuk..." Titah Jonathan, memintanya Anna segera masuk ke mobilnya.

Hari ini Jonathan menyetir sendiri tanpa supir, membuat Anna ragu untuk pergi bersama. Tetapi dia tetap masuk dan duduk.

"Mr. Jonathan apa ada pertemuan dadakan?."

Mobil mulai meninggalkan Amstel Core Group, namun Jonathan hanya diam tanpa menjawab pertanyaan Anna.

Cukup lama Anna menunggu jawaban yang tak kunjung terjawab. "Mr. Jonathan. Jika tidak ada hal yang penting. Bisa tolong turunkan saya di sini." Pinta Anna.

Namun mobil itu terus melaju tanpa mempedulikan seseorang di dalamnya meminta untuk di turun kan.

"Kau ini mau apa?." Kali ini Anna bertanya dengan nada yang sedikit meninggi bahkan ia sudah tidak bisa berkata formal lagi. Suaranya bergetar, seakan menahan sesuatu yang berat di dadanya.

"Kau pikir kita mau kemana?." Jonathan mulai menjawab.

Anna terdiam memperhatikan sekitar ia tahu ini jalan yang sangat di hapal olehnya. Tapi dia masih tidak mengerti semuanya. Sampai beberapa menit kemudian mobil mewah itu berhenti tepat di depan rumah sederhana milik keluarga Anna.

Anna menatap Jonathan dengan tatapan heran, penuh tanya. Tetapi tidak bisa berkata apa-apa.

"Turun...!." Ucap Jonathan terdengar seperti perintah dingin.

Tetapi Anna masih mematung

Jonathan melepas seat belt nya, kemudian mendekati Anna "Kita sudah sampai."

Ctekk.

Jonathan melepas seat belt milik Anna. Barulah Anna bisa kembali bereaksi.

Anna turun namun ia tidak mengucapkan apapun, bahkan kata terima kasih pun tak terucap.

Begitupun Jonathan yang seperti tidak memberi kesempatan pada Anna untuk mengatakan apapun. Ia melaju meninggalkan halaman rumah Anna.

...****************...

1
HAI ❤️
Hai para readers jangan lupa like dan bintang ⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!