Sequel dari novel "Abang Bule Itu Jodohku"
Altezha biasa di panggil Tezha atau Ezha merupakan pewaris Klan Vins selanjutnya.
Apa kah sang pewaris mau dan mampu memikul tugas itu dengan baik sedangkan dia mempunyai sifat keras kepala dan tidak suka di atur?
Namun akhirnya dia harus menjalani hidup nya di kampung halaman sang Mimih. Dengan ke adaan 180' berbeda dengan kehidupan sebelum nya hingga bertemu dengan seorang gadis polos, blak blakan, galak plus cerewet nya mengalahkan toa .
Staycun teros yaaaaa
18+
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Defri yantiHermawan17, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sisi lain seorang Altezha
"ALL....!"
Tezha menoleh saat mendengar teriakan Ajeng. Satu pukulan berhasil dia hindari, lalu dengan cepat satu tendangan yang Tezha layangkan mendarat tepat di pungggung salah satu dari para penjegat itu.
Lawan tidak seimbang,Tezha mulai ngos ngosan saat melawan mereka bertiga bersamaan. Ini tidak adil, Tezha memang bisa bela diri. Dari kecil Dominic sudah mengajarkan Tezha dengan boxing, thai boxing, karate bahkan silat pun di ajarkan, tapi oleh sang aunty Aqilla bukan Papih nya.
Bahkan Aqilla lebih galak dari sang papih ketika mengajarinya. Aunty nya itu tidak segan segan memukul nya dengan tenaga penuh, dan itu di lakukan pada bocah yang berusia 8 tahun, Aqilla bilang laki laki itu jangan melehoy harus kuat tahan di banting. Benar benar penyiksaan nama nya kalau Tezha berlatih silat bersama Aqilla.
Namun bukan hanya Tezha yang terlihat lelah, ketiga orang itu pun sama sama terlihat lelah. Nafas mereka senin kamis sampai sampai mereka menjeda pertarungan nya.
"Engke heula, meungek aing kumat. Eren heula sakedeng." ( Nanti dulu, asma ku kambuh. Berhenti sebentar)
Kedua teman nya berdecak kesal melihat salah satu rekan nya tengah ngos ngosan seperti orang yang hendak melepaskan nyawa.
"Goblog sia mah, keur gulung make kumat deui meungek na anying sia mah." ( Bodoh kamu, lagi berantem pake kumat lagi asmanya anj*ng kamu ya)
Bukan nya menolong salah satu teman nya itu malah memarahi nya habis habisan. Dan di situ Tezha tidak menyia nyiakan kesempatan, dia langsung menerjang dada pria yang masih mrngomeli teman nya itu dengan keras. Dan tidak lupa satu bogeman Tezha berikan juga di hidung nya hingga darah segar langsung mengalir keluar.
Sementara Ajeng yang melihat itu hanya terpaku di tempat, ada perasaan ngeri saat melihat Tezha memukuli orang orang itu. Tapi mau bagaimana lagi dari pada kita di pukul mending kita mukul kan.
Tezha melihat kedua orang itu tergeletak di tengah jalan. tunggu,dua? bukan nya mereka bertiga. Tezha tengah mencari keberadaan teman mereka satunya. Dan saat mereka melihat ke arah Ajeng, ternyata salah satu para pengecut itu tengah membekap mulut ajeng.
Tezha yang melihat itu tambah emosi, dia melangkah kan kaki nya mendekat pada Ajeng dan orang yang tengah membekap mulutnya.
"Jangan berani mendekat, kalau tidak gadis manis ini akan terluka."
Ajeng menegang saat merasakan benda dingin berkilau menyentuh pipi lalu turun ke lehernya yang tertutup hijab. Tezha menghentikan langkah nya tepat satu meter dari posisi mereka.
"Cepat cabut perintah mu pada para keamanan yang menjaga perkebunan kelapa sawit yang di pegang oleh Zaenudin, agar mereka tidak berjaga di malam hari."
Tezha menaikan sebelah alis nya, Sebenarnya maunya apa orang orang ini kenapa dia harus mencabut perintah itu. Memang benar di sini Tezha yang bertanggung jawab atas seluruh keamanan di perkebunan nya yang di pimpin oleh sang Om Zae. Tapi siapa mereka, apa mereka di rugikan kalau perkebunan di jaga lebih ketat.
"Mau kalian sebenarnya apa!"
Tezha sudah tidak sabar, dia lelah bertele tele. Padahal buru buru bukan sikap nya sekali, tapi saat melihat wajah pasi Ajeng membuat dia ingin mengakhiri semua ini.
"Bukan kami yang menginginkan tapi orang yang menyuruh kami, cabut semua perintah itu agar orang orang kami bisa masuk mengambil buah segar itu lalu membuang semua buah hasil panen kedalam jurang."
Tezha semakin mengerutkan dahinya heran, untuk apa mereka mengambil buah sawit segar tapi mereka kemudian membuangnya.
"Untuk apa kalian mencuri kalau akhirnya kalian buang begitu saja!"
Terlihat senyuman mengejek dari mulut yang tidak tertutup topeng itu. Dan tekanan tangan nya di mulut Ajeng terlihat semakin erat, membuat gadis itu meronta karena tidak bisa bernafas.
"Untuk membuat perkebunan itu bangkrut!"
Satu kalimat dari orang itu membuat Tezha bisa menyimpulkan kalau mereka adalah kacung dari pelaku utama.
Karena bekapan nya melongggar Ajeng mengigit kencang telapak tangan nya hingga membuat orang itu berteriak marah.
"AAAAAKKKKKHHHHHHJ.....!!!"
Ajeng segera berlari kearah Tezha, dan langsung memeluk tubuh tinggi kekar itu. Namun Tezha segera melepaskan dekapan Ajeng yang membuat gadis itu melongo di buatnya.
Tezha segera menghampiri orang yang tadi membekap Ajeng. Dan
BUGHH....BUGGHH...BUGGHHH....
Tiga pukulan keras serta kencang Tezha berikan di wajah, dada, serta perut dan doorprize terakhir yang Tezha berikan adalah....Kreettekkk....
"AAAAKKKKHHHHHH....!"
Suara teriakan itu kembali terdengar, bahkan tubuhnya bergetar kejang kejang saat Tezha mematah kan pergelangan tangan kanan nya hingga putus di dalam. Dengan wajah dingin dan datar Tezha berjongkok di depan wajah orang itu sembari menepuk dan mengangkat tangan yang letoy seperti jelly itu.
"Tangan ini berani menyentuh gadisku, kau harus tau aku saja belum pernah melakukan itu pada nya huh. Menyentuh wajahnya, bibir nya, dan kau manusia bangsat berani sekali tangan bau mu itu menyentuh milik ku. Sekarang rasakan lah akibatnya, kalau kau mau mengganti tangan mu yang patah ini ganti saja dengan tangan monyet."
Tezha menepuk lagi pipi orang yang masih mengerang di aspal itu. Sementara kedua teman nya terlihat sudah terbangun namun tidak ada yang berani membantu rekan nya itu.
"Kau, kau ,dan kau tentu nya. Katakan pada boss kacangan serta banci mu itu, kalau dia berani datang padaku. Hadapi aku secara jantan jangan hanya berani mengirim banci kaleng macam kalian."
Tatapan Tezha berbeda kali ini, Ajeng bahkan agak ngeri melihat kilatan mata beda warna itu. Kilatan itu adalah kilatan emosi dari seorang Tezha.
"Sekarang bawa teman kalian yang cacat ini pergi, kalau tidak mau lehernya aku patah kan juga."
Mereka berdua saling melerik, kemudian berjalan pincang ke arah teman nya yang masih mengaduh dan menggerang menahan sakit karena tangan nya benar benar di patahkan oleh Tezha tadi.
Secepat mungkin mereka pergi dari sana sembari menaiki motornya dengan susah payah. Tezha masih menatap mereka tajam.
Sedangkan Ajeng, gadis itu masih bergetar melihat kesadisan Tezha yang mematahkan tangan orang yang telah membekapnya itu. Ajeng akui kalau tangan itu memang bau bahkan dia hampir muntah. Entah apa saja yang sudah di pegang oleh orang itu, baunya tidak bisa Ajeng terangkan karena Ajeng belum pernah mencium bau itu sebelum nya.
"Ayo pulang." Lamunan Ajeng tersentak saat lengan nya di tarik oleh Tezha ke arah motor mereka. Ajeng hanya menurut dia mendudukan dirinya di atas motor, tanpa berani untuk memeluk tubuh Tezha seperti tadi. Namun demi keselamatan dirinya Ajeng memegang ujung nya saja.
Tidak lama mereka sampai, Ajeng segera turun dari motor agar Tezha bisa memasukan motornya ke teras rumah. Dengan cepat Ajeng membuka kunci rumah, saat dia masuk rumah nya kosong. Dan Ajeng baru ingat kalau bapak mulai lembur malam ini menjadi keamanan di perkebunan sawit.
"Ayy."
Panggilan itu membuat Ajeng langsung menoleh kebelakang, lalu tanpa aba aba Tezha memeluk tubuh kecil Ajeng yang mana membuat si pemilik menegang, mana udah malam, dingin pula kan Ajeng pengen lebih jadinya.
"Maaf udah bikin kamu ketakutan tadi, kamu pasti takut ya waktu di bekap sama orang itu."
Tezha membelai lembut kepala Ajeng yang masih berbalut hijab itu. Karena terasa nyaman Ajeng pun akhirnya ikut membalas pelukan Tezha sembari menyembunyikan wajahnya di dada yang ehem itu.
"Gak kok, aku gak takut, Tadi itu kamu keren banget tau. Kayak di film film yang suka aku tonton. Woooww aku gak nyangka bakalan lihat live orang tonjok tonjokan. Padahal aku pingen loh nonjok mereka kayak kamu, tapi tangan aku kecil nanti yang ada bukan mereka yang tepar tapi tangan aku yang memar. Terus besok pagi aku gak bisa masak,nyuci,nyetrika sama ngepel kalo tangan aku sakit."
Celotehan panjang lebar Ajeng membuat Tezha terkekeh gemas, dan malah menguel nguel pipi tembem itu dengan hidung nya.
"Eeehhh nyari kesempatan ya."
Bukan nya marah Tezha malah menciumi tangan Ajeng yang menutupi wajahnya membuat gadis itu memukul pelan lengan Tezha dan segera berlari masuk kedalam kamarnya dengan di susul oleh Tezha.
**TEZHA WAKTU DI KANADA, PADAHAL MOBIL SPORT MILIK NYA DI SANA BEJIBUN TAPI GAK ADA SATU PUN YANG DIA BAWA. BAWA NGAPA BANG, MAYAN BUAT DI BAGIIN SAMA READERS KITA...
JANGANG LUPA GOYANG JEMPOL NYA LIKE VOTE DAN KOMEN NYA
SEE YOU NEXT PART
BABAYYY....
KALO RAME LIKE SAMA KOMEN NYA NENG BAKALAN DOUBEL UP HARI INI WOOOOKEEEYYYYY....
HATUR NUHUN**
𝐚𝐪 𝐰𝐨𝐧𝐠 𝐣𝐨𝐰𝐨 𝐥𝐨 𝐭𝐡𝐨𝐫 😁😁😁