NovelToon NovelToon
OBSESI BOS MAFIA

OBSESI BOS MAFIA

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Crazy Rich/Konglomerat / Obsesi / Roman-Angst Mafia / Persaingan Mafia / Dark Romance
Popularitas:33.8k
Nilai: 5
Nama Author: Vebi_Gusriyeni

Cinta seharusnya menyembuhkan, bukan mengurung. Namun bagi seorang bos mafia ini, cinta berarti memiliki sepenuhnya— tanpa ruang untuk lari, tanpa jeda untuk bernapas.
Dalam genggaman bos mafia yang berkuasa, obsesi berubah menjadi candu, dan cinta menjadi kutukan yang manis.

Ketika dunia gelap bersinggungan dengan rasa yang tak semestinya, batas antara cinta dan penjara pun mengabur.
Ia menginginkan segalanya— termasuk hati yang bukan miliknya. Dan bagi pria sepertinya, kehilangan bukan pilihan. Hanya ada dua kemungkinan dalam prinsip hidupnya yaitu menjadi miliknya atau mati.

_Obsesi Bos Mafia_

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vebi_Gusriyeni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 28 : Jebakan Tifani

Marchel menatap wajah wanita di depannya, obat perangsang yang diberikan oleh Tifani bekerja dengan baik. Marchel bergerak gelisah karena merasa panas di sekujur tubuhnya, rasa yang membuat dia tidak nyaman sama sekali.

Tifani mengajaknya bertemu untuk membahas sesuatu mengenai Hulya. Dan bodohnya, Marchel percaya itu hingga pada akhirnya dia bersama dengan Tifani di dalam kamar hotel. Tifani meminta beberapa anak buah Dexter yang masih mengikuti dirinya agar membawa Marchel ke hotel tersebut.

"Shit, kau benar-benar menjebakku, Tifani. Aku akan menghabisi nyawamu," ancam Marchel di tengah gairah di tubuhnya.

Tifani justru tersenyum, dia telah membuka seluruh pakaiannya lalu mengarahkan tangannya ke bagian inti Marchel yang telah menegang sempurna karena obat yang dia berikan.

"Aakhhh ... Sial. Lepaskan tanganmu sialan!" Marchel menghempaskan tangan Tifani tapi wanita itu tidak peduli. Kembali dia menaruh tangan itu di bagian berharga Marchel yang masih terbungkus.

"Kau membutuhkan diriku, Marchel. sudah lama aku memimpikan hal ini bersama denganmu dan sekarang aku mendapatkannya, aku tidak akan menyia-nyiakan semua ini," ujar Tifani lalu menjilati leher dan telinga Marchel, pria itu benar-benar tidak bisa lagi menahan nafsunya.

Tubuhnya terasa semakin panas, dia butuh pelepasan dan yang terbayang baginya saat ini adalah Hulya. Tifani membuka baju kemeja yang dikenakan oleh Marchel, mengusap dan menciumi perut Marchel yang berotot serta memberi rangsangan kecil di dada Marchel dengan memainkan putik kecil itu.

Marchel menahan gairahnya sekuat tenaga, dia benar-benar kesulitan menolak libidonya yang terus tumbuh akibat sentuhan Tifani.

"Pergi kau sialan." Marchel mendorong Tifani dengan kuat hingga wanita itu terpental ke lantai, Marchel menuruni kasur dan berusaha berjalan ke arah pintu, dia tidak kuat lagi.

"Shit, what the fuck ... Arghh!" geram Marchel ketika pintu itu terkunci, dia mengatur napas yang memburu lalu memejamkan mata sejenak, pandangan Marchel semakin buram, kepalanya begitu pusing dan adik kecilnya meminta untuk segera dipuaskan.

Marchel yang masih bisa mengontrol kesadarannya, langsung mendorong Tifani sehingga penyatuan di bawah sana terlepas dan ia kembali mengenakan celana, dia tidak peduli di mana kemeja yang tadi sudah dibuka oleh Tifani, dia meraih kunci kamar di dekat kasur lalu segera keluar dari kamar hotel.

Tifani berusaha menahan Marchel, pria itu malah memukul Tifani hingga wanita itu tersungkur. Marchel keluar dari hotel itu dengan tergesa, dan menghentikan taksi, berusaha terus menahan gejolak dalam dirinya dan juniornya juga sudah keras sekali.

Beberapa menit akhirnya Marchel sampai di mansion-nya, dia langsung menuju kamar tempat di mana Hulya berada dan betapa kaget Hulya melihat pria yang dia cintai telanjang dada dengan wajah memerah karena menahan gairah.

"Marchel, kamu kenapa?" tanya Hulya.

"Tidak apa-apa." Marchel mengatur napasnya dan berlari ke dalam kamar mandi— membasahi seluruh tubuhnya dengan air dingin.

Hulya merasa ada sesuatu tak beres dari Marchel, dia mengetuk pintu kamar mandi yang dikunci dari dalam.

"Kamu kenapa, Marchel? Apa kamu sakit?" tanya Hulya dengan nada khawatir di balik pintu.

"Tifani menjebakku, dia memberi aku obat perangsang dan aku hanya mencoba untuk mengendalikan diriku sekarang, jangan dekat-dekat denganku dulu, Hulya. Kamu keluar saja, mau ke mall atau ke mana pun ya terserah," jawab Marchel dari dalam kamar mandi.

Hulya tertegun, dia mengerti apa yang dirasakan oleh Marchel saat ini— pelepasan.

"Lagian aku juga sudah sering melakukan ini dengannya, untuk kali ini tidak ada salahnya aku membantu," gumam Hulya yang kini merasa iba.

Hulya mendesak Marchel untuk membuka pintu dan langsung masuk setelah pintu terbuka.

Marchel tidak bisa lagi menahan diri melihat wanita yang dia cintai itu, wanita satu-satunya yang ingin dia sentuh.

"Sudah aku bilang, jangan mendekatiku," larang Marchel.

Hulya terharu— dalam kondisi dipenuhi nafsu begitu, bahkan Marchel tak ingin menyentuh dan menyakitinya, sangat berbeda ketika Marchel diliputi rasa cemburu dan emosi— sering kali ia dipaksa.

"Tidakkah kau ingin melepaskannya padaku?" penawaran Hulya membuat Marchel semakin mengeraskan rahang, tentu saja dia ingin tapi tidak di bawah pengaruh obat begini.

“Aku sedang di bawah pengaruh obat, Hulya. Aku bisa saja menyakitimu.”

Hulya tersenyum dan menyahut, “Aku sudah biasa disakiti olehmu dari segi fisik. Apa lagi yang harus aku takutkan? Setidaknya aku bisa membantumu saat ini, Marchel.”

Marchel meraih tubuh Hulya dan memeluknya, mengendus pelan leher putih nan wangi itu lalu tangannya bergerak pelan menyapu punggung Hulya.

Hulya membuka pakaiannya satu per satu, membuat libido Marchel semakin naik. Hulya yang saat ini full naked mendekati Marchel dan bergabung di bawah kucuran air shower lalu memeluk Marchel dengan lembut.

"Lepaskanlah Marchel, kau butuh pelepasan bukan," ujar Hulya, tanpa membuang waktu, Marchel langsung menerkam bibir Hulya dan menciuminya dengan penuh nafsu.

"Aku mencintaimu, Hulya. Aku tidak ingin mengkhianatimu," ucap Marchel lalu kembali menciumi bibir Hulya, ini yang dia mau, bercinta hanya dengan Hulya saja.

Marchel menciumi bibir itu dengan ganas lalu menciumi seluruh tubuh Hulya, untuk ronde pertama mereka melakukan di kamar mandi, lalu di bathub dan keluar dari kamar mandi, mereka melakukan lagi di sofa dan di atas ranjang. Marchel benar-benar menghujam Hulya dengan ganas dan brutal, memenuhi fantasinya bercinta dengan Hulya di setiap sudut ruangan.

Setelah puas dan mendapatkan pelepasan berkali-kali, Marchel melihat tubuh Hulya begitu mengenaskan dengan jejak cinta di seluruh tubuh wanitanya.

"Kamu lelah? Maafkan aku, aku benar-benar membuatmu tersakiti begini," ucap Marchel sambil membelai wajah Hulya, wanita itu menarik sudut bibirnya membentuk senyum, terlihat jelas di wajahnya kelelahan luar biasa.

"Tidurlah, Marchel, aku benar-benar lelah, bagian bawahku benar-benar sangat sakit sekarang," keluh Hulya dengan suara serak, Marchel membuka kaki Hulya untuk melihat area kewanitaannya, Hulya segera merapatkan kaki.

"Milikmu sampai bengkak dan merah begitu, apa kita harus mengobatinya?" tanya Marchel.

"Tidak perlu, paling besok sembuh, kita tidur saja," jawab Hulya lalu memejamkan mata, tak butuh waktu lama, Hulya akhirnya tertidur, untuk menarik selimut pun, Hulya sudah tidak kuasa.

Marchel menyelimuti tubuh polos mantan istrinya lalu berbaring di samping Hulya, memeluk dan menciumi wajah Hulya dengan lembut.

"Hampir saja aku melakukan kesalahan besar, sayang. Aku hanya ingin menyentuhmu saja, tidak ingin menyentuh wanita lain," lirih Marchel namun tak didengar oleh Hulya, lalu dia ikut tidur.

Marchel menatap nyalang ke arah langit-langit kamarnya, ia merencanakan sesuatu pada Tifani yang jelas bukan sesuatu biasa. “Kau akan mendapatkan ganjaran karena sudah berani menjebakku, jalang. Aku tidak peduli lagi kau itu siapa dan Dexter? Dia yang harus mengerti aku sekarang,” tekannya dengan mata yang memerah.

1
Wiwit Widia
Kerasa banger nih mual di atas mobil begini🤭
Wiwit Widia
Nah bakalan kagak ada saingan juga si Hulya, dia nerapin sikap posesif si marchel 🤣
Adira
secara gak langsung, hubungan mereka membaik karena rencana justin juga kan.
Adira
antisipasi sejak dini si hulya💪
Caterine Selyn
Masih ada malu dia, coba kalo gak ada pelayan, bakalan diterkam tuh di meja makan🤣
Caterine Selyn
Emang ya ni org kagak bisa kontrol diri banget🤣
Juwita
Dia kalo lagi mode waras ingat semuanya, coba kalo emosi, lupa diri
Juwita
Elu udh diterima sama hulya lagi, perbaiki sikap lu chel, jgn sampe ini kandungan gugur lagi gara2 elu yaaa
Rissa Squad
Sabar napa baaanggg🤣
Rissa Squad
pintar banget hulya bikin syaratnya💪👍
Alle
emang kadang mual bakalan ilang kalo di bawah kucuran air
Alle
Bakalan diintilin kemana2 si marchel🤣
Alda Fatimah
Jangan emosian lagi lu chel, jgn sampe ini anak kagak lahir gara2 elu yeeee
Alda Fatimah
Emang si marchel kudu diginiin biar insap
ISMI PRADIPTA
sultan mah bebas mau dekor kapan aja
ISMI PRADIPTA
Udh dikasih kesempatan rujuk jangan disia2in lagi marchel
Kakak Echa
Dia ini bikin baper maksimal kalo lagi gak emosi, tpi kalo udh emosi kek setan
Kakak Echa
Jangan sia2in lagi si hulya, kadang lu rada2 ya chel
Helena Hivoshi
Marchel kalo lagi mode baik bikin baper tpi kalo mode emosi pengen gue tendang jauh jauh
Helena Hivoshi
Berat amat tapi keren syaratnya, meminimalisir perselingkuhan🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!