NovelToon NovelToon
Melintasi Waktu Dengan Sistem Gosip

Melintasi Waktu Dengan Sistem Gosip

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Time Travel / Sistem / Penyeberangan Dunia Lain / Transmigrasi / Gadis nakal
Popularitas:19.9k
Nilai: 5
Nama Author: Lily Dekranasda

Jiao Lizhi, 25 tahun, seorang agen profesional di abad ke-21, tewas tragis saat menjalankan misi rahasia. Yatim piatu sejak kecil, hidupnya dihabiskan untuk bekerja tanpa pernah merasakan kebahagiaan.

Namun tak disangka, ia terbangun di dunia asing Dinasti Lanyue, sebagai putri Perdana Menteri yang kaya raya namun dianggap “tidak waras.” Bersama sebuah sistem gosip aneh yang menjanjikan hadiah. Lizhi justru ingin hidup santai dan bermalas-malasan.

Sayangnya, suara hatinya bersama sistem, dapat didengar semua orang! Dari keluhan kecil hingga komentar polosnya, semua menjadi kebenaran istana. Tanpa sadar, gadis yang hanya ingin makan melon dan tidur siang itu berubah menjadi pejabat istana paling berpengaruh.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lily Dekranasda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dinding Punya Telinga

“Ah sudahlah,” Tuan Jiao akhirnya mengibaskan tangan. “Nanti aku ceritakan. Sekarang, Fei’er, bangunkan adikmu. Kalau dia belum bangun… seret saja.”

Jiao Fei mengangguk patuh, meski matanya berbinar geli. Ia berjalan menuju kereta, membuka pintu, dan langsung mendapati pemandangan klasik, adiknya tertidur pulas dengan kepala menyender pada dinding kayu, bibir sedikit terbuka.

“A Zhi, bangun. Kamu sudah dirumah.”

Jiao Lizhi membuka mata dengan suara gumaman pelan, “Kakak? Mana Ayah? Kenapa kakak disini?”

“Ayah sudah keluar duluan,” jawab Jiao Fei sambil mengangkat alis. “Kenapa kau suka sekali tidur, hah?”

“Hm… menambah kecantikan?” kata Jiao Lizhi polos.

Jiao Fei, “…”

Akhirnya, dengan bantuan kakaknya, Jiao Lizhi turun dari kereta. Begitu melihat ibunya, ia langsung berseri-seri.

“Oh! Ibu! Kenapa kau di sini?”

“Menunggumu pulang, tentu saja,” jawab Zhao Rulan lembut.

“Ah, benarkah? Ibu memang yang terbaik!” Seru Lizhi sambil memeluk lengan ibunya tanpa malu-malu.

Zhao Rulan mengusap kepala putrinya. “Kamu ini…”

“Ayo masuk,” ujar Zhao Rulan sambil menuntun mereka.

Keempat anggota keluarga itu berjalan menuju kediaman. Sepanjang jalan, percakapan ringan dan tawa kecil mengisi suasana.

“Bagaimana rasanya jadi pejabat selama satu hari, A Zhi? Menyenangkan?” tanya Jiao Fei dengan nada menggoda.

“Saudaraku yang terhormat, apakah kau sedang bercanda?” Jiao Lizhi mendengus. “Jadi pejabat itu melelahkan! Aku rasa sekarang aku mengerti kenapa wajah Ayah selalu ditekuk setiap pulang kerja.”

“Oh? Kenapa memangnya?” Jiao Fei langsung penasaran, mencondongkan tubuh.

Sementara itu, sang ayah dan ibu berjalan di belakang keduanya, mendengarkan sambil tersenyum dan sedikit menangis di dalam hati karena merasa tersindir.

“Uh, kau tahu, Kak… Kaisar itu...”

“BERHENTI.”

Belum selesai satu kalimat, Jiao Wenqing langsung meraih bahu putrinya dari belakang. Gerakannya cepat.

Jiao Lizhi menoleh bingung. “Hah? Kenapa Ayah menepukku? Apakah ada nyamuk?”

Wajah Tuan Jiao langsung gelap. “Jangan. Bicarakan anggota kerajaan, apalagi Kaisar, di halaman. Banyak orang yang akan mendengarnya.”

“Ohh…” Jiao Lizhi mengangguk penuh pemahaman, meskipun jelas ia tidak paham sama sekali,“Baik, Ayah. Nanti aku lanjutkan di dalam rumah.”

“TIDAK DI DALAM RUMAH JUGA!”

Jiao Lizhi mengerutkan dahi. “Hah? Terus aku harus ngomong di mana?”

“Tidak boleh DI MANA-MANA!” Tuan Jiao mendesis frustasi. “Dinding punya telinga. Kita rakyat tidak boleh membicarakan yang mulia. Kalau tidak, satu klan akan dihukum.”

“Hah?” Jiao Lizhi menganga, diana ada dinding bisa mendengar, dinding tidak punya telinga, oke.

Jiao Lizhi tidak paham, lalu bertanya pada sistemnya, “apakah benar begitu?”

[Benar, Tuan Rumah. Kau harus berhati-hati dengan mulut mu, zaman kuno tidak ada hak bicara sembarangan pada sang penguasa. Jika ketahuan, langsung dihukum.]

Jiao Lizhi mendengus.

Semua orang di sekitarnya menghela napas panjang mendengar suara hatinya lagi, termasuk sang teman nya yang menjelaskan kepada Jiao Lizhi.

“Aku akan bicara soal orang lain saja,” kata Jiao Lizhi akhirnya, mengibaskan tangan.

“Apa kau masih punya energi untuk membicarakan orang lain?” gumam Tuan Jiao dalam hati, hampir menangis.

Namun sebelum ia sempat menghentikan, Jiao Lizhi sudah berbalik ke kakaknya.

“Kakak, Ibu, apakah kalian kenal Menteri Luar Negeri?”

Jiao Fei mengerjap. “Menteri luar negeri? Tuan He?”

“Em, pria jelek itu.” Jiao Lizhi bicara santai, seperti membahas tetangga jualan bakpao.

Jiao Fei ternganga. “A Zhi! Kau… kau tidak bisa mengatai pejabat begitu!”

Jiao Lizhi mau membalasnya, tapi di dahului pertanyaan sang ibu. “Ada apa dengannya?” tanya Zhao Rulan lembut, penuh penasaran.

“Ah, pak tua itu berani-beraninya bilang aku tidak pantas jadi pejabat hanya karena aku tidak berpendidikan dan tidak pernah bekerja.” Jiao Lizhi ber sedekap, cemberut.

“Bukankah itu benar?” tanya Fei polos.

Jiao Lizhi memutar badan, menatap kakaknya dengan sangat tajam. “Kak, apakah kau ingin aku marah?”

Tuan Jiao langsung mengangkat tangan. “Sudah, sudah. Masuk dulu.”

Setelah melewati beberapa koridor dan halaman kecil, mereka tiba di aula utama. Pelayan segera menarik pintu berat itu dan membiarkan keluarga Jiao masuk.

Aula itu luas, berlantai kayu mengkilap, dengan aroma teh melati yang lembut.

Keempatnya duduk di kursi masing-masing. Nyonya Zhao menuangkan teh untuk suaminya, sementara Jiao Fei langsung duduk ditempatnya, begitupun Jiao Lizhi.

Jiao Lizhi meneguk air dari cangkir pelayannya, lalu mulai mengoceh lagi.

“Iya, benar sih aku belum sekolah… tapi aku tetap tidak terima!” Ucap Lizhi. “Lagipula aku rasa dia cemburu. Aku lebih muda, lebih cantik, dan lebih menarik perhatian dari anak perempuannya.”

Zhao Rulan langsung menatap suaminya dan ingin mengatakan jika Anak kita sangat percaya diri.

“Lagipula anak perempuannya juga bodoh meskipun belajar di akademi, hingga lima tahun pula. Apalagi itu bukan miliknya, apa yang perlu dibanggakan?” ucap Jiao Lizhi dalam hati.

Nyonya Zhao dan Jiao Fei sama-sama kaget dan langsung menatap Tuan Jiao.

Tuan Jiao mengangguk pelan dengan wajah sangat serius.

“Aku belum sempat membantah kata-katanya, eh tiba-tiba dia menjatuhkan papan jabatannya, lalu...”

“Lalu apa?” Jiao Fei mencondongkan tubuh.

“Lalu dia diseret oleh pengawal di hadapan Kaisar.” Jiao Lizhi meletakkan tangannya di dagunya dengan santai. “Pasti dia membuat marah Yang Mulia.”

Tuan Jiao mendesah dan menatap putrinya, “Bukankah itu gara-gara suara hatimu yang membongkar rahasianya, dasar…”

“Tapi, A Zhi,” tanya Zhao Rulan lembut, “kau yakin tidak membuat masalah di istana?”

“Tidak!” Jiao Lizhi mengangkat tangan. “Aku hanya berdiri dengan wajah cantikku ini.”

Semuanya, “…”

Nyonya Zhao akhirnya menepuk tangan. “Baiklah, sudah cukup. A Zhi, kau pasti lelah. Pergilah istirahat.”

Jiao Lizhi langsung menggeleng cepat. “Tidak mau! Aku lapar!”

Sang ibu mengangguk mengerti. “Baiklah. Pelayan! Tolong siapkan makanan.”

Namun sebelum pelayan pergi, Jiao Lizhi berkata, “Tolong antarkan ke kamar saja. Aku mau mandi dulu.”

“Baik, Nona.”

Jiao Lizhi berdiri, merapikan pakaiannya, tak lupa memberikan salam kepada ketiganya, lalu berjalan menuju pintu.

Sepeninggal Jiao Lizhi, tempat kembali hening. Tuan Jiao, Nyonya Zhao, dan Jiao Fei hanya saling berpandangan tanpa kata, seolah mulut mereka enggan membuka pembicaraan duluan.

Akhirnya, Nyonya Zhao yang memecah keheningan itu.

“Jadi… apakah benar apa yang dikatakan A Zhi?” tanyanya berhati-hati, walau nada penasaran jelas terdengar.

Tuan Jiao, atau lebih tepatnya Perdana Menteri Jiao, mengembuskan napas panjang dan mengangguk pelan, wajahnya terlihat antara lelah dan pasrah.

“Ia benar,” ujarnya. “A Zhi tanpa ia sadari, hari ini membantu Yang Mulia mengungkap kejahatan Tuan He. Dan sebelum sidang dibubarkan, Kaisar memanggil beberapa orang untuk menuju ke ruang kerja nya.”

Nyonya Zhao langsung menutup mulut kecilnya dengan tangan. “Apakah… apakah akan terjadi sesuatu malam ini?”

“Sepertinya begitu,” jawab Jiao Wenqing lirih namun tegas. “Kemungkinan besar akan ada penyitaan harta Tuan He, termasuk tambang emas yang ia sembunyikan itu. Dan besar kemungkinan seluruh klannya akan dihukum.”

Jiao Fei menelan ludah.

1
Anonymous
kok cuma satu thoorr😭
ᵉᶠ ↷✦; 𝓔 𝓵 𝓵 𝓮 ❞
di tunggu up nya kak
ᵉᶠ ↷✦; 𝓔 𝓵 𝓵 𝓮 ❞
ada ada tingkah absurd nya, menggemparkan dunia kerajaan 🤣
ᵉᶠ ↷✦; 𝓔 𝓵 𝓵 𝓮 ❞
Nah loh, ketenangan mu ambyar sudah Lizhi 🤣
Fitri R
semangat thor upnya
Sribundanya Gifran
lanjut thor
yachan
jangan sampai menyinggu jiao lizhi deh, sekali jiao lizhi buka mulut rahasia 1 orang bisa diumbar kemana2 kan repot tuh.
Lisda Diawan
makasih ya Thor ceritanya bagus,
Ary Deny
seru dan lucu
Denismaesya
cerita yg satu nya buat penasaran aja tp kok gk di lanjutin thor
Baby Bear
ceritanya bagus semangat ka 💪💪💪💪
Baby Bear
lanjut ka💪💪💪
Fransiska Husun
keren banget thor
Fransiska Husun
/Sob//Sob//Sob/ up up lagiiii
rara1304
thor pleaseee jan lama lama up nya yaaaa,,,,,😍😍 gak sabar banget nungguin nya🤭🤭
Tiara Bella
Thor cerita yg satunya lg gk dilanjutin apa....
Maria Hedwig Roning
sangat bagus
Sribundanya Gifran
kereeeeennnn seruuuuu thorrrrr
lanjut up tiap hari thor 1 bab aja jika bisa ya lebih💪💪💪💪💪💪
Jeffie Firmansyah
putri Asli yg di buang update dong... plisss Thor🙏
Anonymous
akhirnyaaa up juga
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!