Mantan pembunuh bayaran jadi pengasuh 4 anak mafia?
Selena Dakota, mantan pembunuh bayaran, mencoba mengubur masa lalunya dengan bekerja sebagai babysitter. Tapi pekerjaan barunya justru membawanya ke mansion Charlie Bellucci — mafia bengis yang disegani, sekaligus ayah angkat dari empat anak dengan luka masa lalu yang kelam.
Di balik peran barunya sebagai pengasuh, Selena harus berjuang menyembunyikan identitasnya. Namun semakin lama ia tinggal, semakin kuat tarikan gelap yang menyeretnya: intrik mafia, rahasia berdarah, hingga hubungan berbahaya dengan Charlie sendiri. Selena terjebak dalam dunia di mana cinta bisa sama mematikannya dengan peluru.
Bisakah Selena melindungi anak-anak itu tanpa mengorbankan dirinya… atau ia justru akan tenggelam dalam romansa terlarang dan permainan maut yang bisa menghancurkan mereka semua?
“Lakukan apa saja di sini, tapi jangan libatkan polisi.” Tegas Charlie Bellucci.
°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°
Mohon Dukungannya ✧◝(⁰▿⁰)◜✧
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Four, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MMF — BAB 25
PERLAHAN MASUK KE HATI
Tak bisa berkata-kata, Nora hanya diam hingga Selena menatapnya dan menyentuh pundak wanita tua itu seraya tersenyum. “Tenang saja, aku bisa melakukannya!”
"Ucapanmu sangat yakin. Dan aku akan melupakan soal kejadian hari ini, kau bermalam dengan tuan Charlie, hatimu pasti senang mendapat golden seperti itu!" kata Nora menyeringai kecil.
“Itu di luar kendaliku! Dan aku tidak akan melupakannya. Selamat bekerja, Bibi Nora!” kata Selena yang berjalan pergi menuju ke arah kamarnya.
Sementara Miles yang mendengarnya, dia ikut pergi sampai ia dihadang oleh keberadaan Alma yang membuatnya terkejut. “Astaga, Alma!”
“Menguping itu tidak baik!” kata anak gadis itu yang membuat Miles menatap pasrah.
“Yeah! Aku tahu.” Balas Miles yang masih terlihat tidak bersemangat.
Alma hanya diam dan tidak membuka suara, sampai Miles segera mengajaknya pergi dari sana, ya... Dia mengajak Alma ke halaman samping— untuk melihatnya belajar menembak burung yang terkadang berlalu lalang di atas langit mansion.
Suara tembakan terdengar jelas, bagi pelayan di sana hal itu sudah biasa sehingga mereka hanya membiarkannya saja, termasuk Nora.
Sementara berada di sebuah cafe terbuka, Clara duduk sembari menikmati beer, ya! Dia sering meminum-minuman keras dan kini dia tidak sendirian, ada seorang teman bersamanya, si rambut gelombang dan kulit putih yang menikmati coffee.
“Katakan saja kepada Charlie bahwa kalian tidak ingin dijaga seperti itu.” kata gadis 18 tahun itu yang bernama, Lily.
Clara memutar malas bola matanya. “Kau masih belum tahu Charlie. Dia pria yang menakutkan dan kami... Kami hanya anak angkatnya saja.”
Lily terdiam dan mengangguk-anggukkan kepalanya lalu tersenyum lebar menatap Clara. “Kalau begitu.... kita pergi saja ke club malam ini, ada DJ terbaik yang akan memutar musik bagus!” kata Lily yang tak ada cara lain untuk menghibur temannya.
Mendengar ajakan itu, Clara setuju saja. Toh dia tak mau tinggal lama-lama di ruang mewah itu. Namun perlu diingat, bahwa dia harus meminta izin lebih dahulu ke Charlie atau tidak berurusan dengan polisi, namun mereka khususnya Damian dan Cakra— keduanya selalu melanggar yang pertama, yaitu tidak meminta izin ke Charlie.
Darr!!
Suara tembakan terdengar jelas, hingga Selena yang sudah berganti pakaian, kini dia menghampiri Alma yang duduk dia memperhatikan Miles yang tengah sibuk membidik burung, namun belum kena satupun burung.
“Kau seharusnya memakai pistol yang memiliki iron sights. Itu mempermudah membidik sesuatu.” kata Selena yang menganut kedua anak tadi menoleh ke arahnya.
Alma tersenyum kecil, sedangkan Miles hanya menatapnya melas dan kembali mencoba membidik dengan pistol kecil. “Kau tidak ingin merampas pistol ku? Atau adukan aku ke Charlie seperti biasa.” Kata Miles yang membuat Selena melipat kedua tangannya di depan perut.
“Ya... Ide bagus. Tapi aku malas berurusan dengannya. Dan iya... Aku juga pecinta tembakan seperti mu, aku memiliki banyak koleksi pistol di rumah lamaku!” kata Selena dengan ramah hingga Miles mulai terpancing dan berbalik menatapnya.
“Berapa banyak dan apa saja yang kau punya?” tanya anak laki-laki itu yang kini semakin membuat Selena senang.
“Apapun yang kau suka, semua ada di koleksi ku!”
“Kenapa kau menyimpan senjata?” tanya Alma dengan polos.
Selena terdiam dan mencoba berpikir sesat. “Ya... Untuk berjaga-jaga, aku tinggal sendirian di rumah, jika ada penjahat maka aku akan— Dorr! Menembaknya!” Selena mengarahkan pistol tangannya ke arah perut Alma sehingga anak itu tertawa kecil merasa kaget dan geli.
Melihat itu, refleks, Miles ikut tertawa kecil.
“Kau bisa menembak?” tanya Miles.
“Tentu!” kata Selena yang mulai meraih pistol dari tangan Miles dan mengarahkan nya ke depan dengan fokus dan fokus. Hingga, daarr!! Satu tembakan berhasil dia lepas dan mengenai buah yang ada di pohon di ujung halaman Bellucci.
“Wow!” kata Alma takjub begitu juga dengan Miles yang tak menyangka ada seseorang pecinta tembakan sepertinya.
“Luar biasa!” kata Miles terus terang sehingga Selena hanya tersenyum kecil.
“Aku suka sepertimu, mengisi waktu luang dengan cara mempelajari tembakan seperti ini. Tapi perlu diingat, tidak seharusnya terobsesi hal seperti ini di usia muda. Dulu aku sering mendapatkan pukulan di pantat ku saat ayahku memergoki diriku bermain pistol. Kau beruntung Miles, karena Charlie tidak seperti itu.” Kata Selena yang membuat anak itu terdiam dan hilang senyumannya.
“Itu adalah bentuk kasih sayang, sedangkan Charlie— dia tidak punya kasih sayang untuk kami.”
Selena terdiam saat memandang kedua anak itu yang kini terdiam menatap lantai dan sesekali menatapnya.
“Kalau begitu... biarkan kasih sayang itu masuk ke hati kalian. Aku ada di sini dan akan memberikan kasih sayang itu.” Ujar Selena tersenyum, lalu dia sedikit berbisik. “Dan sebentar lagi, Charlie juga harus kuubah agar dia menjadi pria yang lembut!”
Baik Alma maupun Miles, keduanya terkekeh kecil mendengar bisikan Selena yang seolah-olah menyindir sikap Charlie yang terlalu kaku. Mereka menikmatinya hingga melupakan amarah masing-masing.
Dari arah belakang, Nora menarik napas dalam-dalam dan tersenyum lega melihat hal itu.
...***...
Asap mengepul di udara tatkala Charlie merokok santai sambil berdiri di pelabuhan dan memandangi laut yang luas dimana bisnisnya juga bergerak di sana.
“Tuan, ada pertemuan di club season malam ini. Mereka meminta Anda— ”
“Abaikan saja. Aku ingin di rumah, ada sesuatu yang harus kulihat.” Kata Charlie si pria tampan itu yang membuat Han faham.
“Soal nona Selena... ”
“Aku akan menunggu. Jika dia berhasil mengambil hati mereka, maka aku akan menjeratnya. Ada beberapa orang yang mengincarnya saat ini, jika aku membiarkannya pergi, aku tidak akan mendapatkan pengasuh sepertinya lagi.” Kata Charlie menyeringai kecil.
Mendengar itu Han ikut tersenyum kecil dan kembali menatap serius ke bosnya. “Apa Anda benar-benar akan menjadikan mereka berempat sebagai pengikut Anda. Maaf Tuan, tapi... Melihat nona Selena, sepertinya dia akan menentang hal itu.” Jelas Han seperti apa yang dia lihat tentang karakter Selena Dakota meski hanya lewat sorot mata saja.
“Kita lihat saja nanti.” Balas Charlie yang mulai membuang rokoknya dan memijak nya.
“Aku akan menemui Isabelle di perusahaan. Kau awasi bisnis kita yang lain. Soal Jeniffer, biarkan aku yang mengurusnya sendiri.” Pinta Charlie yang mulai melangkah pergi dan masuk ke mobil mewahnya yang hitam.
Han hanya mengangguk faham dan melihat kepergian mobil bosnya.
...***...
Menjelang makan malam, Selena menunggu kedatangan Clara dan Damian yang entah ada dimana mereka berdua, namun yang pasti itu membuatnya kesal dan khawatir.
“Mereka sedang bersenang-senang. Menghilangkan stress di sini!” kata Miles yang saat ini duduk di kursi meja makan bersama Alma.
Mendengar itu, Selena berkernyit kening. “Di mana biasanya mereka pergi?” tanya Selena yang membuat Miles terdiam antara takut mengatakan nya atau tidak percaya.
Tak ada jawaban dari Miles, Selena berbalik badan menatap anak itu dengan lekat. “Aku akan membawanya pulang sebelum Mr. Charlie pulang, jika tidak, hukuman akan bertambah.”
Mengingat akan hukuman membuat Miles ingat soal ucapan Selena ke Nora pagi tadi.
“Biasanya seorang gadis 18 tahun akan pergi ke club untuk bersenang-senang, sedangkan Damian... Aku kurang tahu tentang pria 22 tahun.” Jelas Miles yang cukup pandai.
Selena tersenyum kecil menatap anak itu, seolah-olah Miles membantunya, ya... Mungkin dia tak ingin sampai Selena harus terpaksa membunuh mereka jika gagal dalam tiga hari ini. Itu sebabnya dia memilih menolong Selena, toh sejak perbincangan dan candaan mereka tadi, membuat Miles mulai nyaman dengannya.
“Tolong jaga mereka, aku akan membawa Clara kembali.” Kata Selena kepada Nora.
Wanita tua itu menarik napas dalam-dalam dan tersenyum yakin. “Baiklah.... Aku ada di pihak mu malam ini! Semoga berhasil dan berhati-hati lah.” Kata Nora.
Wanita cantik itu bergegas keluar hanya dengan mengenakan kaos putih polos yang dimasukkan ke celana panjang levis yang dia kenakan sata ini. Rambut panjangnya tergelung rapi, dan wajah Selena benar-benar cantik natural.