NovelToon NovelToon
SUJUD CINTA YANG TERBELAH

SUJUD CINTA YANG TERBELAH

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / CEO / Cinta setelah menikah / Cinta Seiring Waktu / Keluarga / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:4.8k
Nilai: 5
Nama Author: my name si phoo

Erlin, gadis mandiri yang hobi bekerja di bengkel mobil, tiba-tiba harus menikah dengan Ustadz Abimanyu pengusaha muda pemilik pesantren yang sudah beristri.
Pernikahan itu membuatnya terjebak dalam konflik batin, kecemburuan, dan tuntutan peran yang jauh dari dunia yang ia cintai. Di tengah tekanan rumah tangga dan lingkungan yang tak selalu ramah, Erlin berjuang menemukan jati diri, hingga rasa frustasi mulai menguji keteguhannya: tetap bertahan demi cinta dan tanggung jawab, atau melepaskan demi kebebasan dirinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon my name si phoo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 26

Abimanyu menghentikan mobilnya di depan rumah Riana.

Kedua orang tua Riana sudah berdiri di depan halaman.

Raut wajah merekai tidak suka dengan kedatangan Abimanyu.

Abimanyu turun dari mobil dan menyapa mereka berdua.

"Assalamualaikum Bapak, Ibu." sapa Abimanyu.

"Waalaikumsalam. Ada apa lagi kamu kesini? Masih belum puas menyakiti hati anak saya dengan menjatuhkan talak?" tanya Pak Bambang.

Ibu Riana menyindir Abimanyu yang lebih memihak wanita kampung daripada mempertahankan Riana.

Abimanyu menghela napas panjang, menatap kedua orang tua Riana dengan tatapan tenang namun tegas.

“Abi datang bukan untuk menambah masalah, Bapak, Ibu. Abi datang untuk menyelesaikan semua dengan kepala dingin, demi kebaikan semua pihak,” ucap Abimanyu dengan suara lembut tapi jelas.

Pak Bambang menepuk meja kecil di teras rumahnya, jelas menunjukkan ketidaksabaran.

“Kepala dingin? Kamu pikir kami bisa diam saja melihat Riana dipermainkan oleh sikapmu? Anak kami dirugikan, sementara kamu malah lebih memihak wanita kampung itu!”

Ibu Riana menambahkan, nadanya bernada sindiran tajam.

“Ya, Abi. Sepertinya Abi memang senang membela orang yang bukan keluargamu. Mengapa harus Erlin? Anak kami jelas merasa teraniaya, tapi Abi malah menunjukkan belas kasih yang berlebihan pada dia. Apa tidak ada rasa adil di hatimu?”

Abimanyu menarik napas panjang, menahan kemarahan yang ingin lepas.

Ia menunduk sebentar, menenangkan diri sebelum menjawab.

“Abi memahami kekhawatiran Bapak dan Ibu. Tapi percayalah, sikap Abi bukan karena suka atau tidak suka. Abi memihak pada kebenaran dan keadilan. Riana telah bersalah, dan Abi tidak bisa membiarkan itu berlalu tanpa ada konsekuensi.

Namun, Abi juga tidak ingin menambah luka bagi siapa pun, termasuk Bapak dan Ibu. Abi datang untuk menyelesaikan ini dengan bijak.”

Pak Bambang menyeringai, tetapi terlihat ada sedikit keraguan di matanya.

Ibu Riana masih memiringkan kepala, menatap Abimanyu dengan tatapan penuh sindiran, tapi tidak bisa menutupi rasa penasaran.

Abimanyu menatap keduanya dengan mata tajam namun tenang.

“Abi ingin semua pihak belajar dari kejadian ini. Tidak ada yang diuntungkan dari permusuhan atau dendam. Abi datang untuk menegakkan batas yang benar, bukan untuk menghancurkan keluarga. Riana harus bertanggung jawab atas perbuatannya, dan Abi akan memastikan itu terjadi. Tapi Abi tidak datang untuk melawan kalian, Bapak, Ibu. Abi datang untuk menyelesaikan masalah, demi kebaikan semua.”

Abimanyu meminta agar ibu Riana memanggil putrinya.

Ibu Riana bangkit dari duduknya dan menuju ke kamarnya putrinya.

Saat membuka pintu, ia dikejutkan dengan Riana yang melakukan bunuh diri.

"TIDAK!!" teriak Ibu Riana saat melihat putrinya melakukan hal itu.

Abimanyu yang mendengar langsung masuk ke kamar dan memotong tali.

Ia segera membawa Riana ke rumah sakit terdekat.

Abimanyu dengan sigap mengangkat Riana, tubuhnya lemas tak berdaya.

Jantungnya berdegup kencang, campuran antara panik dan amarah karena melihat tindakan ekstrem itu.

“Riana! Tahan, Riana! Abi di sini, jangan lakukan ini!” teriaknya sambil memanggul tubuh Riana ke mobil.

Ibu Riana terisak di belakang, tangannya menutupi mulutnya.

Pak Bambang berdiri kaku, wajahnya pucat karena shock melihat peristiwa itu.

Abimanyu menyalakan mesin mobil dengan cepat, melaju menuju rumah sakit terdekat.

Hatinya dipenuhi doa dan harapan, agar Riana bisa selamat dan sadar dari kesalahannya.

Di dalam mobil, Abimanyu menatap wajah Riana yang masih tidak sadarkan diri.

Tangannya menepuk bahu dan kepala Riana lembut, mencoba menenangkan.

“Ya Allah, selamatkan dia, lindungi dia, dan berikan hidayah untuknya. Jangan biarkan dia tersesat lebih jauh,” bisik Abimanyu dalam hati.

Sesampainya di rumah sakit, dokter segera mengambil alih Riana.

Abimanyu mengikuti mereka, terus berdoa dan memohon perlindungan untuk istrinya itu.

Dokter memberi tahu bahwa kondisi Riana kritis tapi masih bisa diselamatkan.

Abimanyu menarik napas panjang, menatap langit-langit rumah sakit sejenak, menenangkan diri, lalu menelepon Erlin.

“Lin, jangan panik, tapi Abi perlu memberitahukan kalau Riana mencoba bunuh diri. Abi sudah di rumah sakit bersamanya. Tolong doakan dia bisa selamat,” ucap Abimanyu dengan suara tegas namun terdengar bergetar.

Erlin yang mendengar kabar itu langsung menahan napas, wajahnya pucat.

Segera ia menyusul suaminya yang ada di rumah sakit.

Di ruang UGD rumah sakit, dokter dan perawat bekerja cepat menstabilkan kondisi Riana.

Monitor jantung berdetak cepat, dan oksigen diberikan melalui masker.

Abimanyu berdiri di samping ranjang, tangannya terus menggenggam tangan Riana yang lemah.

Ia menatap wajah mantan istrinya yang pucat, penuh rasa khawatir namun tetap berharap.

“Ya Allah, selamatkan dia. Berikan hidayah dan kekuatan agar dia sadar dari kesalahannya,” bisik Abimanyu.

“Pak, kondisinya kritis, tapi masih bisa diselamatkan. Kami akan melakukan pemeriksaan lengkap, dan dia akan mendapatkan perawatan intensif. Yang paling penting sekarang adalah stabilisasi,” jelas dokter sambil menulis catatan medis.

Abimanyu mengangguk, menahan napas panjang, lalu menatap Riana.

“Bapak, Ibu, jangan panik. Dia akan baik-baik saja, asalkan tetap mendapat perawatan dan doa,” ucapnya menenangkan orang tua Riana yang berdiri di sudut ruangan, wajah mereka campur aduk antara rasa takut dan bersalah.

Beberapa saat kemudian, Erlin tiba di rumah sakit.

Ia tergesa-gesa masuk ke UGD, wajahnya pucat dan penuh cemas.

“Abi!” panggil Erlin sambil berlari ke sisi Abimanyu.

Abimanyu menoleh, menatap istrinya dengan lembut namun serius.

Ibu Riana menghampiri Erlin dan langsung menampar nya.

"Ini semua gara-gara kamu! Kamu wanita kampung pembawa sial!!" teriak ibu Riana.

Banyak orang yang melihatnya ke arah Erlin yang sedang memegang pipinya.

"IBU!! Apa yang anda lakukan?!

Ibu Erlin salah tingkah dan ia menundukkan kepalanya saat ini.

Erlin langsung berlari keluar dari rumah sakit dan memanggil taksi.

Ia tidak mau jika kehadirannya akan menjadi masalah buat Abimanyu.

“Pak, tolong ke alamat ini,” pinta Erlin sambil memberikan alamat apartemennya.

Tidak ada yang tahu jika Erlin mempunyai apartemen.

Ia mematikan ponselnya agar tidak ada lagi yang menghubunginya.

Erlin menatap jalan dari dalam taksi dengan wajah pucat, hatinya masih bergetar melihat kemarahan ibu Riana di rumah sakit.

Ia menunduk, menarik napas panjang, dan berusaha menenangkan diri.

“Ya Allah, jauhkan aku dari fitnah, dan lindungi Abi dari masalah ini,” bisiknya dalam hati.

Tak lama kemudian, taksi berhenti di depan sebuah apartemen yang tampak sepi dan terawat.

Erlin membayar, lalu masuk ke lobi apartemen dengan hati-hati.

Ia ingin memastikan dirinya aman dan tidak mengganggu Abimanyu yang sedang berada di rumah sakit.

Setelah menaiki lift, Erlin sampai di pintu apartemennya.

Ruangan apartemen itu sederhana tapi rapi, penuh dengan ketenangan yang berbeda dari hiruk-pikuk rumah sakit atau pondok pesantren.

Erlin menutup pintu rapat-rapat, memastikan tidak ada yang mengintai dari luar.

Ia berjalan ke jendela, menatap kota dari atas, dan menarik napas panjang lagi.

Hatinya penuh rasa bersalah sekaligus lega karena bisa menjauh dari konflik sementara.

“Abi, semoga Abi bisa menyelesaikan semuanya dengan baik. Aku hanya ingin dia selamat dan masalah selesai tanpa ada yang terluka lagi,” batin Erlin sambil menatap langit senja.

Ia duduk di sofa, memeluk lututnya, dan membiarkan air mata jatuh perlahan.

Meski terpisah jarak dari Abimanyu, ia yakin doa dan kesabarannya bisa memberikan kekuatan untuk suaminya menyelesaikan masalah.

Di sisi lain, Abimanyu masih berada di rumah sakit, berdiri di samping ranjang Riana yang kini mulai stabil setelah mendapat perawatan intensif.

Hatinya berat, tapi ia menahan emosi untuk tetap fokus.

“Ya Allah, tuntun aku agar bisa memberi pelajaran yang tepat tanpa menambah luka. Bimbing Riana agar sadar akan kesalahannya, dan lindungi rumah tanggaku dengan Erlin,” ucap Abimanyu pelan.

1
Hr sasuwe
Bestian bener Umi Farida sama Riana 🤭
Hr sasuwe
nyimak ya
Hr sasuwe
aduuuhh ada drama lagi nihh, nyimak dehhh
Hanipah Fitri
aku mampir Thor
my name is pho: selamat membaca kak
total 1 replies
Hr sasuwe
keknya seru nih, Erlin jadi istri satu"nya Abimanyu, Riana buang aja kelaut 🥰
Hr sasuwe
emosi jiwa nih sama kelakuan Riana 🤨
Hr sasuwe
semoga saja Abimanyu bisa menjaga amanahnya ya
Hr sasuwe
nyimak aja ya
Hr sasuwe
lanjuut
my name is pho: terima kasih kak
total 1 replies
Hr sasuwe
bahagia terus buat Erlin sama Abimanyu 🥰
Hr sasuwe
bagusnya si Umi Farida di santet aja x ya 🤭
Hr sasuwe
nah lo maenanya mbah dukun toh,aduh si Umi Farida nyasar nih kek nya 🤭
Hr sasuwe
mantapkan hatimu Abi 👍
Hr sasuwe
👍👍
Hr sasuwe
pengennya tuh mereka be2 bahagia terus deh 😊
Hr sasuwe
Riana jadi bonekanya Umi Farida 🤨
Hr sasuwe
semoga Abimayu bisa jadi suami siaga ya
Hr sasuwe
pengen deh ngegantung Umi sama Riana di pohon toge 🤭
my name is pho: ayo kak, kita gantung mereka berdua
total 1 replies
Hr sasuwe
👍👍
Hr sasuwe
ditungguuu
my name is pho: ok kak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!