Hanum Salsabiela terpaksa menerima sebuah perjodohan yang di lakukan oleh ayahnya dengan anak dari seorang kyai pemilik pondok pesantren tersohor di kota itu. Tidak ada dalam kamus Hanum menikahi seorang Gus. Namun, siapa sangka, Hanum jatuh cinta pada pandangan pertama saat melihat sosok Gus yang menjadi suaminya itu. Gus Fauzan, pria yang selalu muncul di dalam mimpinya, dan kini telah resmi menikahinya. Namun siapa sangka, jika Gus Fauzan malah telah mencintai sosok gadis lain, hingga Gus Fauzan sama sekali belum bisa menerima pernikahan mereka. “Saya yakin, suatu saat Gus pasti mencintai saya“ Gus Fauzan menarik satu sudut bibirnya ke atas. “Saya tidak berharap lebih, karena nyatanya yang ada di dalam hati saya sampai sekarang ini, hanya Arfira..” Deg Hati siapa yang tidak sakit, bahkan di setiap malamnya suaminya terus mengigau menyebut nama gadis lain. Namun, Hanun bertekad dirinya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Julia And'Marian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 28
"Bagaimana ini bisa terjadi di pondok pesantren ini." Kata kyai Al-Ghazali, kepalanya pusing tak karuan saat berita itu terdengar di telinganya. Jelas syok, beruntung dirinya mendapatkan ijin menjadi wali santri itu, dan menandatangani surat itu agar santri itu segera di operasi.
Dan saat ini di rumah sakit sudah ada ustadzah Fana dan dua ustadzah perempuan lainnya di sana untuk menunggu santri itu. Santri itu juga sudah selesai di operasi, bahkan kondisinya masih belum sadarkan diri.
Sedangkan kyai Al-Ghazali pulang ke pondok pesantren, dan langsung melakukan rapat dengan beberapa ustadz maupun ustadzah.
Ruangan rapat malam itu di liputi ketegangan yang luar biasa. Mereka tak ada yang berani angkat suara karena hal ini kasus yang untuk pertama kalinya terjadi di pondok pesantren itu. Mereka semuanya juga terlalu syok saat mengetahui kasus ini..
Kyai Al-Ghazali merasa bersalah dan malu jelas tentu, pondok pesantren yang di pimpin olehnya nyatanya ada yang berbuat hal demikian. Padahal di sana kedisiplinan dan penjagaan sangatlah ketat. Kyai Al-Ghazali merasa gagal menjaga santrinya.
"Saya yakin, dia berbuat seperti itu dengan orang sekitarnya. Tidak mungkin dia keluar dari pondok pesantren ini, karena gerbangnya saja di jaga dengan ketat. Bahkan jika memang ada yang mau keluar pasti di dampingi dengan salah satu Ustadzah." Kata kyai Al-Ghazali.
Deg
Semuanya tersentak, persepsi yang di ucapkan oleh kyai Al-Ghazali membuat mereka bertanya-tanya siapakah dalang di balik semua ini.
"Ta-tapi, pak kyai. Bisa saja dia keluar secara diam-diam, dan melakukannya dengan salah satu santri laki-laki yang ada di gedung sebelah. Atau, de-dengan orang luar." Kata ustadz Fajar, membuat semua orang menoleh ke arahnya.
Termasuk Gus Fauzan yang ada di dalam ruangan itu, keningnya mengerut dengan mata yang memicing saat melihat gelagat aneh dari salah satu ustadz itu.
"Sa-saya hanya menyampaikan persepsi saya. Tidak ada maksud lain, karena saya juga tidak ada sangkut pautnya dengan masalah ini." Kata ustadz Fajar saat dirinya merasa di hakimi oleh tatapan mereka semuanya.
"Saya rasa itu tidak mungkin, ustadz Fajar. Mengingat dia tak mungkin bisa keluar dari pondok pesantren ini secara diam-diam. Mau lewat darimana dia? Bahkan semua tembok selalu di cek, mau di belakang ataupun sudut, tidak ada celah bagi mereka yang ingin bolos." Kata Gus Fauzan, membuat tubuh ustadz Fajar menegang mendengarnya.
"Dan lagi, saya dan kami semuanya tidak menuduh kalau anda memiliki sangkut paut akan kasus ini. Karena kami juga tidak tau dengan siapa santri itu dekat sebelumnya." Gus Fauzan menghela nafasnya kasar. "Tapi, rapat ini membuat saya menemukan satu bukti." Kata Gus Fauzan membuat semuanya bertanya-tanya tentang apa maksud dari anak pemilik pondok pesantren itu. Bukti apa yang di maksud oleh Gus Fauzan? Apakah Gus Fauzan mengetahui sesuatu?
Kening kyai Al-Ghazali berlipat. "Kamu tau sesuatu Zan?" Tanya kyai Al-Ghazali, karena dirinya akan tetap mengusut sampai tuntas kasus ini. Dirinya tak akan pernah melepaskan pelaku itu.
Gus Fauzan tersenyum kecil. "Abi tenang saja, kasus ini akan segera terungkap." Kata Gus Fauzan sambil tersenyum penuh arti.
Kyai Al-Ghazali mengangguk, lalu mengakhiri rapat itu, sampai Gus Fauzan mendapatkan sebuah pesan dari Arfira, yang membuat pria itu harus menemui Arfira malam itu juga..
Gus Fauzan sudah bertekad akan memutuskan hubungan keduanya, karena dirinya sudah sadar, jika dirinya salah selama ini. Dirinya sudah berdosa kepada istrinya.
Beruntung Arfira mengajaknya bertemu, dan Gus Fauzan akan memberitahu semuanya pada gadis itu jika dirinya sudah menikah, semoga saja Arfira dengan lapang dada mau melepaskan Gus Fauzan.
Gus Fauzan juga sudah bertekad malam ini dirinya akan mencoba mencintai Hanum Salsabiela...
"Abi, tolong kasih tau Hanum, Fauzan mau ke rumah sakit sebentar. Fauzan mau cari bukti di sana." Kata Gus Fauzan, membuat kyai Al-Ghazali mengangguk. Gus Fauzan terpaksa berbohong, dirinya tak mungkin mengatakan hal yang sebenarnya. Dan dirinya juga tak menghubungi Hanum karena Gus Fauzan tidak mau merasa bersalah pada Hanum karena sudah membohongi gadis itu lagi.
Gus Fauzan langsung pergi menuju sebuah kafe yang ada di kota itu tempat mereka janji bertemu.
*
Hanum tiduran di atas ranjang sana. Bibirnya mengulas senyum lebarnya, tak henti-hentinya Hanum tersenyum. Bahkan sangat sulit menggambarkan bagaimana tentang perasaannya saat sekarang ini..
Ternyata, doanya di kabulkan oleh Allah.. belum ada sampai satu tahun dirinya menikah dengan suaminya, nyatanya Gus Fauzan sudah mau menerimanya. Walaupun belum ada kata cinta yang tersemat di bibir pria tampan itu, tapi dengan sikap dan penerimaan suaminya itu membuat Hanum senang, dan Hanum yakin suatu saat suaminya akan benar-benar mencintainya.
Kalimat-kalimat pembicaraan mereka tadi masih jelas tertekan di kepala Hanum. Sungguh Hanum rasanya tak bisa melupakan hal itu.
"Gus serius? Gus nggak bohong?" Tanya Hanum sambil menatap lekat kedua bola mata hitam legam milik suaminya itu. Dirinya ingin mencari suatu kebohongan dari tatapan mata itu.
Gus Fauzan menggelengkan kepalanya. Di tatapnya iris coklat cantik milik Hanum itu, sungguh sangat cantik, bahkan Gus Fauzan tak henti-hentinya memuja kecantikan istrinya itu. Sungguh dirinya merasa sangat bersyukur sekali, karena di berikan jodoh seperti Hanum ini. Bukan hanya cantik fisik, namun cantik segalanya. Bahkan hatinya juga sangatlah baik.
"Jangan panggil saya Gus lagi. Panggil saya mas. Dan untuk pertanyaan kamu tadi, saya tidak main-main, saya serius."
Deg
Jantung Hanum kembali berdebar sangat kencang, pipinya memanas mendengar perkataan suaminya itu. Saking geroginya Hanum sampai menggigit bibirnya dengan kencang.
"Jangan di gigit sayang, nanti berdarah." Ucap Gus Fauzan lembut, tangannya terulur mengelus lembut bibir Hanum.
Rasanya Hanum ingin jatuh pingsan saja saat sekarang ini. Perkataan dan perilaku suaminya itu membuatnya benar-benar tak bisa berkata-kata.
"Sekarang, kamu harus biasakan diri kamu panggil saya, mas. Jangan Gus, Gus lagi. Saya nggak mau dengar itu. Dan lagi, saya mau bicara serius sama kamu." Gus Fauzan menarik tangan Hanum lembut menuntun tubuh gadis itu ke sofa yang ada di dalam kamar sana.
Dirinya mendudukkan diri di samping Hanum. Tubuhnya menghadap Hanum. "Maafkan saya. Mungkin saya terlambat meminta maaf, karena saya baru menyadari semuanya. Saya sudah buta selama ini. Saya menutup mata akan kenyataan ini, saya menutup mata akan takdir yang Allah berikan pada saya.
"Saat ini, saya sadar, kalau apa yang saya lakukan selama ini salah. Maafkan saya Hanum, saya belum bisa menjadi suami yang baik untuk kamu, saya belum bisa menjadi imam yang baik untuk kamu. Saya minta maaf."
Gus Fauzan tertunduk lesu, dan Hanum tertegun mendengar semua perkataan yang di lontarkan oleh suaminya itu.
"Hanum, mungkin ini terlambat, tapi saya mau memperbaiki semuanya. Saya mau memperbaiki pernikahan kita, saya mau membuka hati saya untuk kamu."
Deg
Pernyataan itu membuat jantung Hanum berdebar sangat kencang, di dalam hatinya sana seperti ada bunga yang siap bermekaran.
"G-gus serius?"
"Saya serius Hanum. Dan saya mengaku kalah. Kamu memang bisa menjatuhkan diri saya. Saat ini saya benar-benar sudah jatuh pada pesona seorang Hanum Salsabiela." Apa yang di ucapkan oleh Gus Fauzan tak ada yang salah, dirinya memang benar-benar jatuh pada pesona sosok Hanum.
Hanum tersenyum dengan pipi yang merona, andai ini mimpi, Hanum rasanya tidak ingin terbangun lagi, dirinya ingin mimpi ini selama-lamanya.
"Kamu mau kan, memulainya dari awal dengan saya?" Tanya Gus Fauzan lembut.
Hanum menganggukkan kepalanya tanpa ragu.
Gau Fauzan tersenyum, langsung menarik tubuh Hanum dan memeluknya dengan erat. "Terimakasih, kamu memang gadis yang baik. Saya sangat bersyukur Allah memberikan saya jodoh sebaik kamu." Ucap Gus Fauzan membuat Hanum tersentak lebar. Entah bagaimana menggambarkan perasaannya saat ini, tapi Hanum sangat bahagia sekali.
Hanum masih melamunin apa yang terjadi padanya tadi, rasanya waktu begitu cepat sampai Gus Fauzan pamit pergi karena ingin mengusut kasus santri ini. Terlebih kyai Al-Ghazali juga menghubungi Gus Fauzan untuk rapat dadakan.
Hanum terpaksa melepas suaminya itu, dirinya tak mungkin egois menahan Gus Fauzan untuk ada di dekatnya.
Tok tok tok
Suara ketukan di pintu membuat Hanum tersentak, dirinya langsung beranjak dari ranjang dan berjalan menuju pintu.
Hanum langsung membukanya.
"Assalamualaikum"
"Waalaikum salam ummi. Ada apa ya ummi?" Tanya Hanum, rupanya ummi Sekar yang datang.
Ummi Sekar tersenyum. "Ini ummi mau menyampaikan pesan dari Fauzan, dia tadi titip pesan sama Abi, dia bilang kalau dia mau ke rumah sakit. Dia mau usut kasus santri itu dulu. Abi suruh bilangin sama kamu." Kata ummi Sekar.
Hanum tersenyum, dengan kepala yang mengangguk. "Iya ummi."
"Yasudah, kamu istirahat sana, ummi juga mau tidur." Kata ummi Sekar dan pamit pergi dari sana.
Hanum menganggukkan kepalanya dan menutup pintu kamarnya kembali...
*
Komentarnya lebih dari 20 aku up lagi🫣
sy kira malah ust Fajar.... 😁
ma istri dah di kasih anak 5 4 perempuan 1 laki laki,,nah hus kaya gitu kurang apa yah
koq aga bingung nyambungin nya sedari part meninggal nya santriwati yg keguguran itu?!?? 🤔
kemarin tiba-tiba loncat Hanum persiapan acara di pesantren (kaya gak ada kematian santriwati itu!)
Lalu.. Hanum disuruh ke pasar sama ust Dafa lalu Fauzan cemburu...
dan sekarang malah di RS ????