Kabut Asmara

Alistie terus menyilangkan tangannya dengan keadaan tubuh menggigil, entah gadis itu sedang benar-benar kedinginan atau sengaja melakukan hla tersebut untuk menutupi bagian dadanya yang terekspose karna baju yang ia kenakan sangatlah basah.

"Dingin banget, Al?" tanya Andre sedikit menyeringai.

Alistie mengangguk cepat, ia terus mengekor mengikuti Andre yang akan membawanya kedalam kamar.

"Kamu bisa tidur dikamar, Loli. bersihin diri kamu dulu di kamar mandi aku." ucap Andre.

Alistie hanya menurut, rasanya ia benar-benar sudah mati rasa karna suhu tubuhnya yang terasa sangat rendah.

"Aku siapin air hangatnya buat kamu, ini handuknya."

Demi apapun bibir Alistie terus saja mengatup, tidak bisa berhenti bergetar. rasanya untuk bicara saja ia sedikit kesulitan. "Ndre... biar aku ajah." pekik Alistie, ia sudah tidak tahan dan langsung mendorong Andre keluar dari kamar mandi tersebut. dengan cepat Alistie mengunci kamar mandi dan langsung menyalakan shower dengan suhu hangat.

Alistie melirik kearah pakaiannya, semuanya benar-benar basah. gadis itu pun membuka seluruhnya dan berpikir keras. "Semuanya basah, gue pake apa dong?"

Astaga kenapa Alistie tidak memikirkan hal ini sebelumnya, kenapa ia menurut saja saat Andre membawanya kesini. "Bodoh, beg*o, ceroboh." Alistie terus mengutuk dirinya sampai ia menyelesaikan aktifitas tersebut, kemudian membungkus tubuh indahnya dengan handuk.

"Kenapa Andre ngasih handuk doang? kenapa gak bathrobe ajah?" gerutu Alistie kesal.

Perlahan ia membuka pintu kamar mandi tersebut, dan melirik kearah Andre yang sedang memainkan ponsel diatas ranjang dengan sangat fokus. "Ndre..."

"Mmm..." sahut Andre bergeming tanpa mengalihkan sorot matanya sama sekali.

"Aku... baju aku basah."

Andre langsung melirik kearah Alistie dengan mata yang membulat.

"Bisa suruh pembantu kamu keringin baju aku gak?" ucap Alistie dengan bibir yang mengerucut.

Insting kelelakian Andre mulai bekerja, Alistie benar-benar terlihat sexy. pria itu menelan salivanya kemudian berkata. "Pake baju aku ajah, ini udah malem!"

"Gak mau!" tolak Alistie spontan.

"Kenapa?"

"Daleman-nya!" ucap Alistie menekan bagian terakhir ucapan tersebut.

Andre beranjak, ia langsung membuka lemari pakaiannya dan mengambil salah satu kemeja longgarnya untuk ia berikan pada Alistie.

Alistie berdecak sebal, ia menatap tajam kearah Andre kemudian berkata. "Ndre baju apapun aku gk masalah, tapi itunya..."

"Iya kenapa?"

"Masa aku tidur sama Loli gak pake itu." sahut Alistie mengerucutkan bibir.

Andre melangkah mendekati Alistie dan menyentuh bahunya. "Kamu tidur sama aku!"

Alistie mengerutkan dahinya entah kenapa ia merasa Andre sedang menginginkannya sekarang. "Jangan bilang kamu..."

"Kalo iya kenapa?"

Cup... benar saja, Andre sedari tadi memang sudah menahan hasratnya. dan melihat Alistie yang hampir setengah telanjang dihadapannya tentu saja itu bukan hal yang mudah untuk Andre menahan diri.

"Mmmm... Ndre tapi..."

Andre memberikan kecupan liar di bagian selangka Alistie dan langsung mendorong tubuh Alistie keatas ranjang, dengan sangat terlatih pria itu menyusupkan tangannya kebalik handuk yang Alistie kenakan dan menelusur kulit mulus gadis tersebut.

"Ndre aku tau kita udah pernah lakuin hal ini, mmm Ndre tapi aku..."

Cup... Andre membungkam Alistie dengan bibirnya, bibir yang Alistie rasakan begitu hangat menyengat dirinya. Alistie merasa ragu tapi dirinya tidak memberontak sama sekali dan terus membiarkan tangan Andre menyentuh bagian-bagain sensitifnya. sedangkan bibir pria tersebut terus membuat tanda-tanda kepemikikan dibagian leher sampai kebagian dadanya.

"Mmmmhhh..." desah Alistie yang keluar begitu saja.

Andre menenggelamkan wajahnya di dua benda padat milik Alistie, hisapan luma*tan semuanya menjadi satu. gadis itu hanya bisa merengkuh kepala Andre dengan sedikit cengkraman saat dirinya benar-bebar sudah hanyut terbawa arus gairah yang semakin membara. tak ada yang terlewat, semua sudah disapu habis-habisan oleh lidah dan bibir Andre hingga Alistie sudah tak kuasa untuk menahan erangan dan desahan nikmatnya.

"Ah... Ndre..."

Tak ayal suhu tubuh Andre dan Alistie meningkat dengan sangat cepat. Alistie yang awalnya kedinginan pun sekarang sampai berkeringat karna api gairah tersebut benar-benar sudah membakar dirinya. tubuh Alistie menggeliat saat jari-jari Andre sudah menari dibagian paling sensitifnya. hingga membuat Alistie melengking nikmat.

Sejenak Andre melepaskan dirinya untuk menghempas seluruh pakaian yang masih ia kenakan, tidak butuh lama Andre langsung memposisikan dirinya diantara dua tungkai kaki Alistie. perlahan Andre mulai menenggelamkan kelelakiannya ditempat yang seharunya. entah apa yang sedang Alistie rasakan, ia mencengkram kuat sprei dengan sorot mata yang menatap langit-langit kamar.

"Kenapa masih sempit? kan ini yang kedua kalinya." batin Andre.

Sedikit demi sedikit dorongan kecil Andre lalukan, akan tetapi sepertinya hal itu masih membuat Alistie kesakitan.

"Mmmm... sakit..." rengek Alistie memperkuat cengkramannya.

Andre menghentakan tubuhnya dengan kasar, dalam satu hentakan tersebut ia berhasil membuat kelelakiannya benar-benar tenggelam dilubang kenikmatan milik Alistie.

"Ahmmm..." Alistie menjerit sakit, dan dengan cepat Andre membungkamnya dengan ciuman. mata Andre yang terbuka dapat melihat jelas mata Alistie yang mengeluarkan cairan sepertinya itu memang terasa sangat sakit hingga membuat wajah Alistie merona seketika.

Merasa cukup menenangkan Alistie, Andre mulai memaju mundurkan tubuhnya dengan tempo lambat agar ia tidak menyakiti Alistie lagi seperti sebelumnya. Alistie benar-benar candu, Andre sama sekali tidak bisa menghentikan diri untuk tidak menyentuh Alistie.

Pergulatan kenikmatan sedang mereka lakukan membuat Andre tidak bisa menunda lagi, ia ingin secepatnya menikahi Alistie dan memiliki Alistie sepenuhnya. tidak perduli mungkin hal itu sedikit egois karna terlalu cepat, Andre yakin seiring berjalannya waktu Alistie pasti memiliki perasaan yang sama sepertinya.

"Aku cinta kamu Al." bisik Andre saat pria tersebut sudah mencapai puncaknya, dengan keadaan tubuh yang mulai melemah Andre menumpahkan cairan cintanya dilubang tersebut.

Meskipun tidak ada gubrisan dari Alistie, akan tetapi gadis itu semakin memperkuat pelukannya pada Andre, keduanya saling menatap dengan nafas yang terengah-engah.

"Aku mau pernikahan kita dipercepat." ucap Alistie tersenyum tipis.

Andre mengangguk, ia kembali merengkuh bibir Alisti dengan penuh kelembutan. dan sepertinya pergulatan tersebut tidak akan berakhir begitu saja.