"Apa yang sudah Aku lakukan semalam?" decit seorang gadis yang terbangun dari tidurnya, Ia melihat tubuhnya yang polos tanpa sehelai benangpun. Sementara di sampingnya seorang pria yang lebih dewasa darinya tengah tertidur pulas.
Asha, gadis cantik yang tanpa sengaja telah melakukan satu kesalahan dengan salah satu kolega bisnis sang Bos yang terkenal arogan dan kejam. Karena takut, Asha memutuskan untuk pergi jauh hingga suatu hari Ia melahirkan bayi tampan dari cinta satu malam itu.
"Cari gadis itu sampai ketemu! Wanita itu sudah membangkitkan gairah hidupku." seru Leonel yang bertekad untuk mencari keberadaan Asha.
Hingga akhirnya di tahun ke lima, Asha datang ke rumah Leonel dibawa putranya yang bernama Carlos, Asha diperkenalkan Carlos sebagai calon istri kepada sang Ayah.
Bagaimana reaksi Leonel saat tahu jika calon menantunya itu adalah gadis yang selama ini Ia cari-cari? Siapakah yang Asha pilih, Carlos atau kah calon mertuanya?
Ataukah itu hanya sebuah mimpi?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LichaLika, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Nama yang sama
Setelah Carlos menghentikan Ara, kemudian Ia pun berkata kepada Asha untuk meminta izin agar Ara bisa mengikuti kegiatan Camping Minggu depan, di mana kegiatan itu adalah Carlos yang sudah merencanakan untuk mahasiswanya.
"Asha! Aku tahu jika kamu sangat mengkhawatirkan Ara. Tapi, kali ini izinkan Aku sendiri yang meminta izin kepadamu untuk mengikut sertakan Ara dalam kegiatan Camping Minggu depan, dan kamu jangan khawatir, Aku pasti menjaga Adik kamu, karena Aku yang bertanggung jawab atas semua kegiatan itu, selain untuk berwisata, kegiatan itu juga untuk sebuah penelitian yang Aku berikan kepada mereka. Jadi, Aku berharap kamu bisa mengizinkannya."
Carlos memohon izin langsung kepada Asha untuk mengikut sertakan Ara sebagai mahasiswi nya untuk mengikuti kegiatan yang Ia rencanakan, sementara itu Ara tidak menyangka jika Carlos seberani itu meminta izin kepada Kakaknya untuk membiarkan dirinya ikut serta dalam kegiatan tersebut.
Asha menghela nafasnya, Ia tahu jika dari dulu, Ia kurang suka dengan kegiatan Ara di luar rumah, dimana Ia tidak bisa memantaunya, Ara adalah anak gadis yang sangat Asha jaga. Ia tidak ingin Ara seperti dirinya. Hanya karena iseng dan sok-sokan bersenda gurau dengan teman-temannya, akhirnya Asha harus terjerumus dalam cinta satu malam dengan pria yang tidak pernah Ia bayangkan. Maka dari itu Asha sangat protektif sekali kepada Ara.
Namun, karena kali ini Carlos sendiri yang meminta izin kepadanya untuk membiarkan Ara ikut serta, akhirnya Asha pun mengizinkannya dan Ia sangat percaya kepada Carlos, Carlos pasti bisa menjaga Adik satu-satunya itu.
"Pak Carlos! Kenapa Pak Carlos rela meminta izin kepada Kakak agar Aku mengikuti kegiatan itu?" batin Ara sembari menatap Carlos, sang calon kakak ipar.
Asha pun berkata kepada Carlos, "Dari dulu Aku memang tidak pernah mengizinkan Adikku pergi untuk kegiatan-kegiatan seperti itu, apalagi diluar pantauan ku. Aku sangat menyayanginya, Aku tidak ingin terjadi apa-apa dengan Adikku. Karena sekarang kamu sendiri yang meminta izin kepadaku, maka Aku tidak punya pilihan lain, karena Aku percaya jika kamu pasti akan menjaganya." Asha berharap Carlos bisa dipercaya.
"Tentu saja Asha, percayalah! Ara tidak akan apa-apa, Aku yang bertanggung jawab atas kegiatan itu. Jadi, kamu tidak perlu khawatir lagi, Oke!" Carlos pun berhasil meyakinkan Asha dan akhirnya Asha menganggukkan kepalanya.
Tentu saja Ara sangat bahagia, karena sang kakak sudah mengizinkannya untuk mengikuti kegiatan yang diadakan oleh sang dosen. Carlos melirik ke arah Ara dan melihat ekspresi wajahnya yang sangat bahagia.
"Terima kasih pak Carlos! Ternyata Bapak membuktikan beneran kalau Bapak mau membujuk Kakak, makasih banget, Pak!" Ara pun tak henti-hentinya berucap terima kasih kepada sang Dosen yang sudah membantunya untuk mendapatkan izin dari sang kakak.
Carlos mengangguk dan entah kenapa Ia menjadi senang ketika Ara mengikuti kegiatan yang Ia adakan. Hingga akhirnya, Ia dikejutkan dengan dering ponsel miliknya.
Carlos meminta izin kepada kedua wanita itu untuk mengangkat teleponnya sebentar. "Sebentar! Aku terima telepon dulu."
Asha pun menganggukkan kepalanya dan membiarkan Carlos menerima telepon di teras rumah. Carlos melihat ke layar ponsel, ternyata Leo tengah menghubunginya.
"Daddy! Iya halo Dadd, ada apa?"
"Carlos! sekarang Daddy ada di Jogjakarta."
"Oh ya? Daddy ada di Jogjakarta? Kenapa Daddy nggak bilang sama Carlos?"
"Daddy mendadak datang ke sini, ada bisnis yang harus Daddy kerjakan, dan baru sekarang Daddy memberi tahukan kepadamu."
"Waaahhhh kebetulan sekali, Daddy! Carlos tidak perlu terbang ke Surabaya untuk mengajak calon istri Carlos, karena Carlos bisa memperkenalkan dia dengan Daddy di sini, kebetulan Daddy juga ada di kota ini, ya ibaratnya sembari menyelam minum air. Daddy bukan hanya ke sini untuk urusan bisnis. Tapi, Daddy juga bisa bertemu dengan calon mantu Daddy. Dan Aku yakin sekali Daddy pasti menyukai calon istriku."
"Itu artinya, apa Aku bisa bertemu lagi dengan Aksa, anak kecil itu?"
"Tentu saja Dadd! Aksa juga tidak sabar ingin bertemu dengan Daddy, katanya Ia ingin sekali melihat film Ultraman bareng Daddy."
Sejenak Leo tertawa dan merasa ada chemistry dengan Aksa, tidak tahu kenapa, Leo merasa begitu dekat dengan bocah itu. Padahal Ia baru berbicara dengannya, itupun cuma lewat telepon. Dan Leo pun belum melihat wajah Aksa yang sebenarnya.
Tiba-tiba saja sang asisten datang saat Leo tengah berbicara dengan anaknya. Dan Leo pun menutup teleponnya dan akan menunggu Carlos membawa calon menantunya untuk bertemu.
"Baiklah Carlos, Aku akan menunggu mu membawa calon menantuku, dan Daddy berharap kamu tidak mengecewakan Daddy."
"Tentu saja tidak Dadd! Dia adalah wanita yang sangat baik dan keibuan, itulah kenapa Carlos menyukainya, Dadd. Dia seperti Almarhum Mommy, sifat kelembutannya mengingatkan Carlos dengan sosok Almarhum Mommy, itulah kenapa Carlos tidak akan melepaskannya."
Akhirnya, setelah perbincangan antara Ayah dan anak itu berakhir, Leo pun segera menutup teleponnya, dan kini berganti sang asisten yang akan melaporkan sesuatu kepada Leo.
"Bos! Bagaimana dengan pertemuan Bos dengan Asha? Apa semuanya lancar? Saya juga membawa kabar yang sangat dan pastinya akan membuat Bos terkejut." ungkap Anto yang ingin memberi tahukan kepada Leo tentang sesuatu yang baru Ia ketahui.
Leo menundukkan wajahnya, Ia pun berbalik sembari berjalan menuju ke luar jendela. "Pertemuan ku yang kedua kalinya setelah sekian lama Aku mencari Asha, Aku sangat bahagia sekali saat melihat wajah itu lagi, hanya saja Aku belum bisa meyakinkan dirinya bahwa Aku benar-benar ingin menikahinya, Asha pergi dengan alasan Ia telah memiliki calon suami. Padahal Aku sangat yakin jika Asha juga sangat merindukanku. Dia selalu merespon apapun yang ku sentuh." ungkap Leo sembari melihat kedua tangannya yang pernah menyentuh Asha.
"Waduh Bos! Mungkin saja Bos harus lebih semangat lagi untuk mendapatkan Asha, apalagi Saya sudah bertemu dengan anak Bos yang sangat tampan, Adiknya Tuan muda Carlos!" seketika Leo membalikkan badannya dan menatap ke arah sang asisten.
"Apa? Kamu sudah bertemu dengan anakku, Adiknya Carlos?"
Anto menganggukkan kepalanya dan Ia pun memberi tahukan bagaimana ciri-ciri fisik bocah yang Ia temui di toko bunga Asha saat itu.
"Putra Bos sangat tampan, dia mirip sekali dengan Bos, dia bocah yang cerdas, Saya sangat yakin sekali jika Aksa mampu membuat kedua orang tuanya bersatu." mendengar Anto menyebut nama Aksa, Leo pun mengerutkan keningnya, kenapa namanya sama dengan anak dari calon menantunya.
"Tunggu! Aksa katamu?" Leo berusaha meyakinkan dirinya jika nama itu sama dengan anak dari kekasih putranya.
"Iya Bos! Nama anak Anda adalah Aksa. Aksa Mahardika!"
Untuk sejenak Leo pun berpikir bagaimana nama putranya sama dengan nama bocah yang berbicara dengannya lewat telepon. Ah mungkin saja itu kebetulan. Mereka memiliki nama yang sama, pikir Leo.
...BERSAMBUNG...
atau aku yang salah baca.