Aleia punya kesempatan untuk menyelamatkan Diora ketika kecelakaan menimpa mereka berdua. Namun Aleia pilih membiarkan sahabatnya itu mati.
Keesokan harinya setelah pemakaman Diora, dia meminta sang ayah untuk menikahkannya dengan Arkan-suami Diora dan menjadi ibu sambung Bryan-bayi yang masih berusia beberapa minggu.
Masuk ke dalam pernikahan yang seperti di neraka, tapi Aleia bukanlah wanita yang lemah. Bersama baby Bryan dia hadapi suaminya yang kejam.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
FM Bab 28 - Mendadak Takut
Brak!
Jakson menutup pintu mobilnya dengan sangat keras. Tom tidak berani bersuara, hanya dengan segera membawa mobil mereka pergi menjauh dari rumah sakit ini.
Dulu, Jack memang tidak menginginkan anak yang dikandung oleh Diora. Sebejat-bejatnya dia sebagai pria tapi tidak pernah ingin memiliki garis keturunan dari manusia seperti Diora.
Tapi setelah tahu jika Aleia sangat menyayangi anak itu, Jakson pun sangat berharap jika baby Bryan adalah anaknya. maka dengan menggunakan anak itu dia bisa memiliki Aleia sekaligus.
Tapi ternyata takdir tidak pernah berpihak kepadanya, karena nyatanya baby Bryan pun bukanlah anaknya.
Entah benih siapa yang sudah dikandung oleh wanita itu.
Hasil tes DNA yang dilakukan oleh Jakson adalah negatif.
Saat mobil mereka berhenti di lampu merah, Jakson akhirnya buka suara ...
"Cari tahu dengan pasti Apa penyebab kecelakaan itu terjadi, kenapa Diora dan Aleia bertengkar di jalan yang menuju ke arah Bright Kingdom."
"Baik Tuan."
"Bayi itu bukanlah anakku dan Arkan, yang jadi masalah sekarang adalah sejauh mana Aleia tahu tentang hal ini," gumamnya kemudian. karena meski baby Bryan bukanlah anaknya, tapi Jakson tetap ingin memiliki Aleia.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Sore itu hujan turun, Arkan sudah tiba di rumah tapi Aleia masih berada di kantornya.
Aleia tidak berani mengemudikan mobilnya sendiri ketika cuaca sedang hujan lebat. Sementara Lisa sudah pulang lebih dulu dibandingkan dia.
Aleia juga tidak berani menyewa sopir sembarangan, jadi dia putuskan untuk menunggu hujan itu sedikit reda di dalam kantornya.
Di beberapa hal Aleia memanglah gadis yang penakut, dia hanya berani padahal hal-hal tertentu saja. Arkan contohnya.
Waktu sudah menunjukkan jam 6 sore, Mama Elma merasa sangat cemas karena menantu kesayangannya belum tiba di rumah.
"Arkan!" panggil mama Elma.
Arkan yang sedang berada di ruang kerja pun segera keluar menghampiri sang ibu yang ada di ruang tengah. Aisya dan Aina kini berada di dapur menyaksikan para pelayan Menyiapkan makan malam. Sementara papa Danu bermain dengan baby Bryan.
"Kenapa Ma?"
"Dimana Aleia? kamu sudah menghubunginya?"
Arkan terdiam. Dua pertanyaan itu tidak ada satupun yang dia ketahui jawabannya.
Mama Elma paham tanpa perlu dijelaskan dia hanya mampu menggelengkan kepalanya kecil, sangat-sangat kecewa atau sikap sang anak.
"Hubungi Aleia dan jemput dia," titah mama Elma.
Arkan tak kuasa untuk menolak.
Dengan langkah kaki menuju garasi Arkan pun coba menghubungi Aleia. Tapi wanita itu tidak menjawab teleponnya.
Arkan kemudian memutuskan untuk menghubungi Jerry, memintakan asisten yang mencari keberadaan istrinya itu.
Tak butuh waktu lama, Jerry sudah melaporkan jika sang nyonya berada di kantor. Menunggu hujan sedikit reda.
"Bodoh," gumam Arkan, setelah panggilan teleponnya dengan Jerry terputus. Dia memutar kemudi, di bawah hujan lebat itu Arkan dengan segera menuju perusahaan Aleia.
Menempuh perjalanan beberapa menit dan akhirnya tiba di sana.
Berjalan dengan langkah lebar menuju ruangan wanita itu. Ruangan di lantai 3 gedung ini. Ruangan bertanda Manager.
Tanpa mengetuk, Arkan langsung membuka pintu itu, membuat Aleia di dalam sana sangat terkejut.
Aleia bahkan sampai menjatuhkan gelas teh hangat yang baru saja dia buat ...
PYAR!!
Gelas itu pecah.
"Astaga, tidak bisakah kamu mengetuk pintu!" kesal Aleia, dia memaki saking terkejutnya.
Arkan hanya diam.
"Tidak perlu dibereskan dan ayo cepat pulang," balas Arkan, bicara dengan suaranya yang dingin. Dia masih berdiri di ambang pintu, tidak ada niat untuk masuk.
Dan Aleia cukup tahu, jika kedatangan Arkan kesini pasti karena perintah mama Elma.
"Pergilah sendiri, aku sudah meminta Jerry untuk menjemputku," balas Aleia dengan ketus.
Sebuah jawaban yang akhirnya membuat Arkan masuk ke dalam ruangan itu ...
Aleia mundur, mendadak takut.