NovelToon NovelToon
Angel!!

Angel!!

Status: tamat
Genre:Cintapertama / Teen Angst / Diam-Diam Cinta / Tamat
Popularitas:132.5k
Nilai: 5
Nama Author: Dfe

Persahabatan yang dibumbui rasa cemburu! Apakah itu cinta atau hanya suatu rasa karena terbiasa bersama?!

Ndis, Jo, dan Fajar, ketiga manusia yang dipertemukan dari kecil, menjadi teman dari SD sampai beranjak dewasa mereka selalu bersama.

Hingga perasaan aneh itu muncul diantara ketiganya saat salah satu diantara mereka memutuskan untuk bersolo karir! Hah?? Apa??

Simak kelanjutan kisah mereka di sini! Angel!!

❤️KARYA INI DICIPTAKAN OLEH DFE, DILARANG PLAGIAT, MARI KITA BERKARYA BERSAMA, MENGHIBUR DAN MEMBAGIKAN KEBAHAGIAAN BERSAMA DI SINI! SALAM MENGSAD😌 ❤️

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dfe, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 28. Kehangatan Keluarga

"Jadi, mbak ini lebih suka sama mas Fajar apa pak Dewa?" Lintang menelisik ingin tahu.

"Kamu anak kecil kok ya nanyain ginian mulu tuh kenapa Lin?" Ndis menyiapkan kardus yang akan digunakan untuk tempat pesanan kue ibunya.

"Enak ya jadi mbak Ndis, banyak yang suka. Padahal mbak itu jutek, galak, jarang nyapa orang, banyak minusnya hahahaha..." Lintang oh Lintang kau terlalu jujur anak muda!

"Adik enggak ada ukhluk kamu nih! Bisa-bisanya ngatain aku kayak gitu, udah sana ambil kue yang mau dianter. Berisik aja dari tadi!" Ndis selesai dengan kardusnya.

"Itu udah dibawain ibu... Bu, minta dikit boleh?" Lintang berdiri dari duduknya, membantu ibunya yang datang dengan dua loyang di tangannya.

"Ambil aja. Kelian ributin apa? Seru banget kayaknya." Shela, ibu dari Ndis dan Lintang sekarang ada di tengah-tengah mereka.

"Asyiiik.. Kue ibu emang paling enak!! Hmmmm yummy!" Sambil menyomot kue yang sudah dipotong-potong sebelumnya oleh Shela.

"Buk, ibu tahu enggak, mbak Ndis ini digandrungi dua cowok super. Satu mas Fajar calon dokter, satu lagi pak Dewa guruku yang merangkap calon kakak ipar pilihanku hahaha!" Lintang sudah mendeklarasikan Dewa sebagai pilihan calon kakak iparnya.

"Dieh! Apaan," Jawab Ndis malas menanggapi ucapan adiknya. Tangannya sibuk membungkus kue kemudian di masukkan ke dalam kardus,

Shela duduk diantara kedua anaknya. Ingin memberi sedikit nasihat untuk putri sulungnya.

"Ndis, boleh ibu bicara?" Shela bertanya terlebih dahulu sebelum melanjutkan perkataannya. Ndis melihat ibunya dan mengangguk tanda mengijinkan dan langsung fokus pada ibunya. Lintang pun sama, remaja itu mengambil tisu dan mengelap tangan yang terkena remahan roti. Kemudian mendekati ibunya, ingin tahu apa yang akan ibu bicarakan kepada kakaknya.

"Dulu seusiamu, ibu cuma fokus bantu nenekmu. Semua terasa syulit waktu itu, ibu dan nenekmu harus berjuang dengan kemampuan dan usaha sendiri untuk bertahan hidup. Sampai ibu bertemu bapakmu, lelaki luar biasa yang mengubah semua sudut pandang ibu, jujur saja.. Ibu dulu males bersosialisasi dengan orang lain selain nenek dan bapakmu. Karena ibu beranggapan orang-orang di sekitar ibu itu semua memakai topeng."

"Sosok nini kunti pernah bapakmu dan ayahnya Joko sematkan untuk ibu. Ibu judes dan galak, terkesan susah didekati. Ketulusan bapakmu yang membuat ibu berubah." Shela menarik nafas pelan.

"Kamu tahu arti dari cerita ibu?" Tanya Shela kemudian.

Lintang yang bersemangat menggelengkan kepala cukup cepat. Seakan dia yang ditanyai.

"Ibu pakai prinsip jirem!" Shela tersenyum saat melihat Parto masuk ke dalam rumah.

"Apa itu jirem bu?" Ndis bingung.

"Siji marem, yo ra dek? hahaha" (Satu mantap, ya enggak dek? hahaha") Parto yang menjawab diikuti gelak tawa Shela setelahnya.

Ndis dan Lintang saling pandang. Tak paham lah awak macam ni! Itu yang ada di pikiran kedua anak gadis Parto dan Shela.

"Maksudnya gini, ibu dari awal menjalin hubungan cukup dengan bapakmu aja. Ibu enggak pernah nengok kiri kanan. Mantap sama beliau aja. Meski awalnya ibu sempat anti juga sama bapakmu ini," Shela menggeser duduknya saat Parto ingin duduk di sebelahnya.

"Bapak ih, tempat jembar (luas) gini kok ya ndusel-ndusel. (mepet-mepet)" Lintang protes.

"Ndak ndusel kamu juga ini kok, hahaha" Parto membela diri.

"Bu.. kasih tahu mbak itu, biar jirem jireman sama pak Dewa aja! Aku sih yes kalau mbak sama pak Dewa!" Lintang sangat bersemangat.

"Ya enggak boleh gitu Lin, itu kan hak mbak mu mau pilih siapa." Parto menengahi.

"Emang udah mau serius kamu Ndis?" Tanya Shela kepada Ndis yang sedari tadi diem aja.

"Enggak bu enggak, Fajar baik. Mas Dewa juga, tapi aku belum kepikiran ke arah sana." Akhirnya Ndis bersuara juga.

"Bukan disuruh nilai baik atau enggak mbak.. Maksudnya mbak itu pilih sopo ngono? Mas Fajar atau pak Dewa. Jangan menganut faham jemuran mbak, yang suka gantungin perasaan orang!" Lintang jadi sewot karena mbaknya yang belum menentukan pilihan.

"Apa to Lin apaaaa, belajar sana! Bocah kok ngurus masalah ginian." Ndis manyun.

Parto dan Shela memang membiasakan anak-anaknya untuk terbuka dan mau bercerita tentang apapun kepada mereka sebagai orang tuanya. Hal yang sekarang ini jarang dilakukan oleh anak muda seusai Ndis dan Lintang.

Seorang anak lebih memilih akrab dan dekat dengan teman-temannya atau dengan ponselnya dan mengabaikan keberadaan orang tua yang sebenarnya sangat ingin mendengar keluh kesah anak-anaknya.

Meski banyak juga orang tua yang mempunyai kesibukan ekstra sehingga membuat anak mereka merasa terabaikan, tapi di sini Parto dan Shela mencoba selalu ada untuk kedua anaknya.

Trauma Shela terhadap bapaknya dulu tidak ingin Shela turunkan untuk kedua putrinya. Cukup dia yang mengalami pahitnya kekurangan kasih sayang seorang ayah, cukup dia yang merasakan sedari kecil dibully teman dan tetangga. Shela sangat bersyukur mendapatkan jodoh seperti Parto yang begitu sayang dan cinta kepada dirinya, keluarganya, serta kedua anaknya.

"Ibu terkontaminasi bapak, kalau ngomong pakai kode aneh-aneh." Ndis cengengesan.

"Kode aneh itu yang bikin ibu cinta pol sama bapak, iya kan dek?" Parto cekakakan melihat muka Shela yang memerah.

"Mbak.." Lintang berdiri dari duduknya.

"Hmmmm" Sahut Ndis.

"Jangan lupa pilih pak Dewa sebagai calon suami mbak nanti, dijamin hidup mbak bakal kayak ibu sama bapak sekarang. Bahagia sampai tua!" Mata Lintang berbinar.

"Kamu udah kayak promosiin obat panu aja, udah sana belajar!" Ndis melempar bantal tanpa mengenai Lintang yang langsung berlari menuju kamarnya sambil tertawa bahagia.

1
Triana Oktafiani
terus berkarya kak 👍
Diandra Kirana
sebentar ya thor...aku cariin tabung oksigen buat napasmu....Ben legaaaa oksigennya buanyak...kalo dah lega gek ndang nulis lagi ( definisi readers akhlakless )
Diandra Kirana
Akhirnya aaa Haka Tarub bisa menaklukan sailor moon...eh bidadarinya...duh bahagianya, mo ikutan Bagas minta PJ tapi takut Jo jatuh kere gak bisa beli jeans baru yang udah robek sedengkul- dengkul sampe kek pameran tulang dinosaurus gitu
Diandra Kirana
duh si suster kek jailangkung datang tak diundang...tunggu undangan dong...
Susi Susanti
wajah e bule Kabeh Thor,,,tp bosone jowo
piyol🤸🤸
kak otor aku mampir lagi 😁😁
sae💞💞
lada lede=santuy..🙄😂😂😂 owalaahh
sae💞💞
visualnya dewa tukeran lah sama fajar 😌
sae💞💞
aduh aduhh pak gurune lintang itu keny austin ,, jodohnya siapa yak kira2
sae💞💞
kok ada ya cwe modelan netaa,,ya ampuuunnn fajarr nasibmu piyeee🤦🤣
sae💞💞
galfok sama noda neraka🤣🤣
sae💞💞
mana visual jo jatmiko ma gendhis nih😍
sae💞💞
diieh bapakmu ndiss wes tua tapi masih romatiss aja🤭.. ndis yang bar2 gimana ya kalau jadi guru paud? jadi penasaran😂😂
🇮  🇸 💕_𝓓𝓯𝓮ྀ࿐
mulutnya bukan gendis/Facepalm/
palupi
maturnuwun, sudah dibikin menghappy dengan karyanya 🙏💕💐
Dfe: sami2 nggeh
total 1 replies
palupi
Luar biasa
novita setya
laaah tenan tow..pokomen sing bau2 firasat kui wes apal q
novita setya
koq ky berbau firasat2 ngunu yaaa..gek2 nganuuu...🤔
novita setya
romantis ora..masuk angin iyaaa..durung meneh ngewel katisen
novita setya
neta..1 nama sejuta prahara. anggere kw teko marai kisruh
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!