Bagaimana rasanya jika selama tiga puluh hari kita harus tinggal dengan orang yang tidak kita suka?
Ini karena ide gila kakaknya dan permintaan kakeknya membuat Olivia harus tinggal dengan seorang pria yang tidak dia kenal dan tidak dia suka.
Karena saran cucunya Jacob Smit membuat Michael Smith menjodohkan cucu perempuannya Olivia Smith untuk dijodohkan pada cucu sahabatnya.
Ini bukan perjodohan paksaan,kakeknya hanya meminta cucu tersayangnya itu untuk dekat dengan cucu sahabatnya dan meminta mereka untuk tinggal selama tiga puluh hari dibawah satu atap,tentu itu saran dari cucunya Jacob Smith.
Tentu Olivia menolak dengan segala upaya tapi dia tidak bisa menolak permintaan kakeknya,akankah Olivia membuat pria yang dijodohkan dengannya membencinya dalam waktu 30 hari itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reni Juli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Aku bukan penjilat
Malam itu setelah makan malam, Olivia langsung masuk kedalam kamarnya. Dia tidak tahu harus melakukan apa jadi lebih baik dia masuk kedalam kamar saja.
Didalam kamar dia sedang merebahkan dirinya diatas ranjang sambil memencet layar ponselnya untuk mengirimkan pesan pada ibunya.
Baru beberapa hari saja tidak pulang rasanya dia sudah sangat merindukan keluarganya, sebenarnya dia masih khawatir dengan keadaan kakaknya, semoga saja semua baik-baik saja.
Sambil tersenyum Olivia menulis pesan untuk membalas pesan dari ibunya.
"Mom, aku sudah bangkrut."
"Kenapa? Uangmu sudah habis?"
"Tentu saja, kenapa sih pada jahat memblokir kartuku? Uangku tinggal 100 dolar sekarang."
"Jangan khawatir sayang, besok mommy akan menemuimu dan memberikan uang untukmu."
"Tidak perlu mom, aku masih bisa bertahan dengan uangku. Lagi pula jika mommy datang mengunjungiku maka aku akan kalah."
"Kalah? Maksdumu?" tanya ibunya heran.
"Mom aku membuat taruhan dengan Lewis jadi tidak perlu khawatir, oke?"
"Ya ampun kau ya!!"
"Tidak perlu khawatir mom, ini permainan yang seru." Olivia mengirim pesan itu sambil tersenyum.
Sedangkan diluar sana Lewis mencari obat gosok dikotak obatnya, dia khawatir kaki Olivia akan membengkak jadi dia ingin memijitkan kaki gadis itu supaya tidak sakit lagi.
Setelah mendapatkan obat yang diinginkannya, Lewis segera keluar dari kamarnya, dia berjalan kekamar Olivia dan mengetuk pintu kamar itu dengan pelan.
"Masuk saja." terdengar suara Olivia dari dalam sana.
Lewis segera membuka pintu kamar itu dan masuk kedalam, senyum langsung mengembang diwajahnya saat melihat Olivia sedang tiduran diatas ranjang.
Olivia mengangkat kepalanya, melihat kearah Lewis tapi kemudian dia kembali berfokus pada layar ponselnya.
"Ada apa?" tanyanya.
"Tidak ada!" jawab Lewis.
Lewis duduk disisi ranjang didekat kaki Olivia, kemudian dia meraih kaki Olivia yang terkilir. Dia juga melihat kaki Olivia dengan teliti, sepertinya tidak bengkak.
"Hei kenapa kau melihat kakiku?" Olivia melotot kearah Lewis.
"Aku hanya ingin melihat apakah kakimu bengkak?" jawab Lewis.
"Tentu saja tidak akan bengkak, akukan hanya pura-pura." kata Olivia dalam hati.
Olivia kembali melihat layar ponselnya membiarkan Lewis memijit kakinya dan dengan lembut Lewis memijit-mijit kaki Olivia menggunakan obat gosok yang dibawanya.
"Hngg!!" Olivia merasa geli dikakinya karena sentuhan Lewis.
"Hei apa kakimu masih sakit?" Lewis tampak khawatir dan berusaha tidak menyakiti kaki Olivia.
"Tidak teruskan saja, aku hanya merasa geli." jawab Olivia dengan cepat.
"Dasar kau!!"
Lewis kembali memijit kaki Olivia sedangkan mereka diam saja karena tidak tahu apa yang harus dibicarakan.
Hal itu membuat Olivia bosan, dia segera meletakkan ponselnya diatas ranjang dan segera duduk diatas ranjang sambil memandangi Lewis.
"Lewis."
"Hmm?" Lewis terus memijit telapak kakinya.
"Boleh aku bertanya?"
"Mau tanya apa? Jika menanyakan hal aneh maka aku akan memberimu penalty!"
"Oh please, aku hanya ingin tahu berapa umurmu?" ujar Olivia kesal.
Lewis menghentikan tangannya dan terkekeh.
"Untuk apa kau tahu? Kebersamaan kita hanya untuk satu bulan saja bukan?"
"Ck, tidak mau jawab ya sudah." Olivia menjatuhkan dirinya diatas ranjang kembali.
"Apa kau sangat ingin tahu?" Lewis kembali memijit kaki Olivia.
"Kau tinggal jawab saja dasar membosankan!" gerutu Olivia kesal.
"Usiaku 29 tahun, seharusnya kau sudah tahu usiaku saat hendak bertemu denganku. Apa kau tidak menanyakan tentang diriku pada kakekmu?"
"Tidak, untuk apa aku banyak bertanya karena aku tidak berniat serius denganmu." jawabnya.
"Ya ampun, kau benar-benar!! Walaupun aku juga menganggap tidak akan berhubungan serius denganmu tapi aku tahu semua tentangmu."
"Oh ya?" Olivia tidak percaya. Yang benar?
"Tentu saja, Olivia Smith, jenis kelamin perempuan..?"
"Hei kau kira aku perempuan jadi-jadian!" Olivia menyela perkataan Lewis dengan cepat.
Lewis terkekeh dan melanjutkan kembali ucapannya yang disela oleh Olivia.
"Kau lahir tanggal 21 bulan Desember tahun 1996 bintang Capricon hoby jalan-jalan, tidur. Kegiatan setiap hari jalan-jalan dan tidur sedangkan watak usil dan menyebalkan."
"Wow, bravo! Kau hebat." ujar Olivia memuji.
"Makanya jangan meremehkan aku."
Lewis menyudahi pijitannya tapi dia bukannya beranjak dari tempat tidur, dia malah mendekati Olivia dan merebahkan diri disisi Olivia.
"Hei Olivia, apa kau pernah punya pacar?" tanyanya.
"Tidak, kenapa? Jika kau mau daftar bilang saja. Mungkin aku akan mempertimbangkanmu." goda Olivia.
"Jangan terlalu percaya diri."
Lewis memiringkan tubuhnya, mengangkat kepalanya dan menahan kepalanya dengan sebelah tangannya sedangkan tangan lainnya merapikan rambut Olivia yang sedikit berantakan.
"Lalu apa yang kau lakukan setiap hari?" tanyanya lagi.
"Kau sudah tahu, kegiatanku setiap hari jalan-jalan dan tidur!"
"Apa kau tidak berniat mencari pacar? Apa tidak ada pria yang menyukaimu?"
Lewis penasaran, apa tidak ada yang tertarik dengan gadis cantik seperti Olivia Smith? Dia putri orang kaya apa tidak ada yang mendekatinya?
Olivia melihat kearah Lewis dan menghembuskan nafasnya dengan berat. Bukannya dia tidak mau punya pacar atau tidak ada yang suka dengannya tapi selama ini, pria yang mendekatinya selalu punya tujuan karena status keluarganya dan dia tidak suka dimanfaatkan.
Begitulah jadi putri orang kaya yang paling berpengaruh dikota itu, selalu saja para penjilat yang mendekatinya.
Olivia kembali melihat Lewis dengan serius, apa Lewis juga sama dengan para pria yang mendekatinya selama ini? Tapi bisa dia lihat sepertinya tidak.
Lewis tidak seperti para penjilat yang selalu mendekatinya selama ini walaupun dia tahu status keluarganya bahkan pria penuh perhitungan itu begitu berani meminta keluarganya untuk memblokir semua fasilitasnya dan memberikan penalty setiap dia berbuat suatu kesalahan.
Olivia membalikkan tubuhnya untuk membelakangi Lewis, sebaiknya dia tidak banyak berharap karena dia tidak tahu siapa Lewis sebenarnya. Lagi pula masih banyak waktu sampai perjanjian mereka berakhir dan selama itu dia ingin melihat apakah Lewis seperti para penjilat yang selalu mendekatinya?
"Aku akan mencari pacar setelah ini." jawabnya.
"Oh ya? Aku sarankan kau harus mencari pacar yang baik. Jangan sampai bertemu dengan orang yang ingin memanfaatkan dirimu karena status keluargamu."
"Deg!!" perkataan Lewis langsung tepat sasaran, apa Lewis juga tahu bahwa yang mendekatinya selama ini adalah para penjilat?
Olivia membalikkan tubuhnya kembali untuk menghadap kearah Lewis, dia langsung memeluk Lewis dan menyembunyikan wajahnya didada Lewis.
"Terima kasih atas saranmu, aku harap kau tidak seperti para penjilat yang mendekatiku."
"Hei aku bukan penjilat!"
Lewis memasukkan tangannya kebawah leher Olivia sedangkan satu tangannya memeluk Olivia dengan erat.
"Aku tahu!" jawab Olivai sambil tersenyum.
Olivia memejamkan matanya, dia suka kehangatan tubuh Lewis. Walaupun mereka tidak memiliki perasaan tapi dia ingin seperti itu untuk saat ini.
Lewis terus mengusap punggung Olivia sedangkan senyum mengembang diwajahnya, dia akan seperti itu untuk sebentar lagi.
jangan harap bisaaa langsung ditendang sama Olivia
sokor
habis kau nanti
Keluarga Smith lebih kayaa Olivia ga butuh pria kaya