NovelToon NovelToon
Duda Nackal

Duda Nackal

Status: tamat
Genre:Cintamanis / Badboy / Nikahmuda / Tamat
Popularitas:50.7M
Nilai: 4.8
Nama Author: Mizzly

Agas berstatus duda setelah istrinya Tara yang telah berselingkuh dengan sahabatnya Damar mengguggat cerainya.

Dihianati, ditinggalkan dan dihina membuatnya ingin membuktikan kalau dirinya lebih hebat. Ia pun bertekad ingin sukses lagi.

Agas berubah menjadi duda nackal dengan pergaulan kelas atas. Menikmati hidupnya dan menyepelekan arti pernikahan.

Sampai Agas mengenal Tari, cewek polos yang memintanya untuk dinikahi hanya agar Agas menolongnya. Mampukah Tari membuat Agas kembali ke jalannya yang benar?

Mampukah Tari membuat Agas melupakan Tara dan membuka hatinya untuk cinta yang baru?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mizzly, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Membujuk Mama

Aku menghabiskan sarapanku dalam diam. Tari sejak tadi kulihat menahan senyum, ingin menertawakan kebodohan aku rupanya.

Insiden pagi ini benar-benar membuatku malu. Aku seperti dejavu dan mengingat masa-masa saat masih menikah dengan Tara.

Dulu kalau aku terbangun karena mencium harum masakan yang Tara buat, aku pasti menghampiri dan memeluknya dari belakang. Memberikan ciuman selama pagi sambil bergelayut manja.

Hal yang kulakukan tadi adalah reflek alam bawah sadar tubuhku yang terbiasa melakukan hal yang dulu amat aku sukai. Sudah lama sejak dapurku ada seorang wanita selain Mbak Inah yang pergunakan. Mama jangan dihitung, itu pun sangat jarang Mama datang ke rumahku.

Aku memakan sarapan yang Tari buat hari ini. Nasi goreng kampung yang memakai terasi sebagai salah satu bahannya. Enak, enak banget malah.

"Mau nambah lagi enggak, Om?" tanya Tari.

"Enggak. Udah cukup. " tolakku.

Tari lalu berdiri dan mengambil sebuah kotak makanan yang sudah Ia buatkan. "Tari bawain Om bekal. Lumayan, enggak perlu jajan di luar. " Kotak bekal yang Ia bawa ditaruh di atas meja makan agar aku tidak lupa membawanya.

"Makasih, padahal aku sudah lama tidak membawa bekal loh! Terakhir waktu aku SMP dan aku ditertawakan sama teman-temanku. Sejak itu aku enggak pernah bawa bekal lagi."

"Waktu Om dulu nikah memangnya enggak pernah dibawakan bekal?" lagi-lagi Ia penasaran dengan kehidupan rumah tanggaku dulu dengan Tara. Membuat aku sebal saja.

"Jangan bertanya tentang kehidupan rumah tanggaku yang dulu. Aku tak mau membahasnya!" kataku dengan tegas. Untung saja aku sudah selesai makan, bisa hilang selera makanku kalau Ia usik pas aku makan tadi.

"Maaf, Om. Tari tak bermaksud lancang."

"Dan satu lagi. Saat kita menikah nanti, aku enggak mau kamu mencampuri urusanku. Ingat ya, kita menikah bukan karena cinta, jadi jangan kamu berpikir aku akan menjadi suami idaman seperti yang kamu impi-impikan!" kataku dengan tegas dan pedas.

Tari menunduk dan tak menjawab setiap perkataanku lagi. Kuambil bekal yang Ia buatkan lalu pergi dari rumah.

****

"Ma, masa sih Mama enggak mau menghadiri pernikahan Agas? Ayo dong Ma. Jangan kayak gitu!" aku sedang membujuk Mama yang masih ngambek tak mau aku menikahi Tari.

"Pokoknya Mama enggak setuju kamu menikah sama perempuan yang enggak jelas kayak gitu!" ujar Mama. Suara Mama yang biasanya lembut kini terdengar menyeramkan, jauh lebih menyeramkan dibanding kalau Papa lagi marah.

"Enggak jelas gimana? Wujudnya ada, kalau enggak jelas mah setan atuh Ma." aku membercandai Mama agar tidak marah terus menerus.

"Mama enggak mau bercanda kali ini ya Gas!" Mama sudah memberi warning, aku harus bersikap serius kalau tidak Mama akan sangat marah padaku.

"Iya, Ma."

"Mama enggak menyangka saja kalau obrolan saat di rumah kamu itu ternyata malah akan jadi serius seperti ini! Mama enggak mau punya menantu karyawan warung soto! Akan ditaruh dimana muka Mama nanti!"

"Ma, Tari enggak seburuk yang Mama kira. Tari udah enggak jadi karyawan warung soto lagi jadi Mama jangan khawatir ya." bujukku.

"Tetap saja, apa kamu tahu asal usulnya? Mama dengar dari pengacara Papa kalau dia hanya anak adopsi yang mau dijual sama Bapak tirinya ke mucikari, lalu kamu dan Papa kamu bak pahlawan kesiangan berniat menolong dia? gitu! Hati-hati! Kalian sudah tertipu dengan wajah polosnya dia! Pasti dia menginginkan harta kamu saja, Gas!" omel Mama panjang lebar.

"Ma, kalau masalah nama baik. Mama lupa seberapa baiknya nama Tara? Tara berasal dari keluarga baik-baik, punya segala kriteria yang Mama sebut menantu idaman. Mama lihat sendiri kan akhirnya seperti apa? Tara tega menghianati Agas bahkan menghina Agas!"

Karena Mama hanya diam tak membalas ucapanku, aku melanjutkan lagi perkataanku.

"Tari memang tidak berasal dari keluarga terhormat seperti Tara. Orangtua pun Ia tak punya, hanya sisa Bapak tiri gilanya yang tega menjual dia ke mucikari. Agas juga belum mencintai Tari. Jujur saja, Tari bukan tipikal perempuan yang Agas suka."

"Lantas kenapa kamu mau menikahinya?"

"Salah satunya adalah untuk menolong Tari dari masalahnya. Agas tak tega membiarkan gadis sepolos dia menjadi seorang pela cur, Ma. Agas tau Tari sangat rajin. Agas suka melihat dia wara-wiri di kantor Agas membawakan pesanan soto untuk karyawan disini. Anaknya rajin. Agas pun tak tahu akan seperti apa rumah tangga Agas nanti. Tapi niat baik Agas untuk menolongnya yang membuat Agas mau menikahinya."

"Kamu jangan menikah karena menolong orang saja dong, Gas!"

"Lalu atas dasar apa, Ma? Jujur saja, kalau bukan karena ingin menolong Tari, Agas sudah tak ingin menikah lagi. Pernikahan berlandaskan cinta yang dulu Agas jalani malah membuat Agas trauma. Agas tak mau lagi menikah, Ma. Namun Tari membuat Agas merasa dengan pernikahan Agas bisa membantu dirinya. Mama mau Agas selamanya menduda? Agas sih tak masalah. Agas bisa mencari kesenangan dimana saja!"

"Kok kamu begitu sih sama Mama? Memangnya kamu enggak mau memberikan Mama cucu?" Mama kini mulai melunak. Ancaman aku akan menjadi duda abadi membuatnya menghancurkan egonya sendiri.

"Agas enggak mikirin lagi, Ma. Masa depan yang Agas impikan sudah musnah saat Tara mengkhianati cinta Agas. Sekarang keputusan di tangan Mama. Agas serahin sama Mama!"

Mama terdiam. Aku menunggu apa keputusan Mama.

"Kalau Mama kenalkan sama anak teman Mama yang cantik dan dari keluarga terpandang gimana?" Mama masih saja usaha, tak pantang menyerah.

"Agas enggak mau, Agas kan bilang tadi kalau pernikahan ini karena Agas mau berbuat baik. Jadi Mama tak perlu menjodohkan dengan wanita lain lagi, atau Agas akan menduda saja!" dosa nih aku pasti sudah mengancam Mama beberapa kali dalam sehari.

"Yaudah kalau kamu memang mau menikahi wanita itu! Mama akan datang ke pernikahan kamu tapi jangan memaksa Mama menerima wanita itu!" kini gantian Mama yang mengancamku.

"Iya. Makasih ya, Ma."

Mama untuk sementara beres. Entah kenapa aku merasa proses menikah dengan Tari seakan dipermudah.

Bapak tirinya yang mudah aku ancam meski masih terkesan mau balas dendam. Papa yang mendukung keputusanku. Yang terakhir Mama yang akhirnya setuju meski aku harus ancam dahulu.

Aku menghubungi nomor Hp Tari. Ia sudah kuajari sedikit tentang Hp barunya dan sisanya kusuruh belajar sendiri di Youtube.

Tari tak langsung menjawab teleponku. Aku mengulangi panggilanku dan baru Ia jawab setelah entah berapa kali aku telepon.

"Om? Tumben telepon Tari!" suaranya terdengar riang mendapat telepon dariku.

"Aku cuma mau mengabarkan kalau nanti malam aku enggak pulang!" kataku.

"Om mau kemana? Ada kerjaan?"

"Bukan. Aku mau party. Kamu enggak usah nunggu aku pulang! Kunci saja pintunya, aku pulang besok siang atau sore."

"Tapi Om, bukankah lusa kedua orang tua Om mau datang? Berarti pernikahan kita semakin dekat dong?" tanya Tari lagi.

"Lalu? Mau kita sudah menikah atau belum, aku sudah bilang kan untuk tidak mencampuri urusan pribadiku?"

"Iya, Om. Maaf, Tari lupa." terdengar suaranya agak bergetar.

"Ya sudah. Aku mau kabarin itu aja. Oh iya, nanti minta sama Mbak Inah kalau kamar tamu yang biasa Papa dan Mama pakai dirapihkan!"

"Iya, Om."

"Ya sudah aku tutup dulu! Jaga rumah baik-baik! Dan satu lagi, kalau Tara datang dan ingin tahu tentang kamu dan aku, jangan pernah membiarkannya tahu dan masuk ke dalam rumah! Kamu mengerti?!"

"Mengerti, Om!"

"Bagus! Aku tutup teleponnya!"

****

Siapa yang mau ikut Om Agas party? Yuk vote dulu dan like yang banyak ya 😍😍

1
indira kusuma wardani
Lumayan
Eka Pematasari
Luar biasa
Deistya Nur
keren semangat terus ka 👍💪
Jessica
Luar biasa
Kartini Siswanto
Kecewa
Kartini Siswanto
Buruk
Mariana: muka anda itu buruk kayak rating yg anda beri di novel ini, udah muka buruk, hati buruk!
total 2 replies
Rahma Lia
Luar biasa
Rahma Lia
Lumayan
Nana Niez
Luar biasa
Ratna Dewi
top Abi Agas...sabar..sabar...
Aysana Shanim
😭
Aysana Shanim
Ini nasehat manager aku ketika aku mau resign buat jadi ibu rumah tangga. 😆
Aysana Shanim
Sedih banget jadi tari 😢
sitii de phantom
😂😂😂maklum tar.. om suami kn agak gesrek yak
sitii de phantom
njiirrr.... jadi penasaran seleranya om Duda Nackal nih🤣🤣
Zainatul Ilmiyah
r%
Mutia Mudi
sukkkkakkk
Ana Twinssani
Luar biasa
mamaqe
baru nemu dan ternyata asik
shu_zan
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!