Pengantin Kecil Tuan Muda

Karena bosan dikamar, Yasmin keluar jalan - jalan disekitar rumah lalu duduk di taman belakang rumah.

Saat itu Meira yang berada dikamarnya melihat Yasmin dari jendela kamarnya sedang duduk sendiri ditaman. Dia turun kebawah dan menghampiri Yasmin.

"Yasmin...." Meira memanggil Yasmin dari belakang. Yasmin yang mendengar Meira memangilnya langsung menengok."Kamu sedang apa disini?" tanya Meira sambil duduk disamping Yasmin.

"Aku sedang mencari udara segar kak" jawab Yasmin.

"Apa kamu sedang bertengkar dengan Bima?" tanya Meira.

"Tidak kak.....Kami baik - baik saja" jawab Yasmin.

"Kamu tidak usah bohong padaku, aku bisa lihat tingkah kalian hari ini" Kata Meira.

"Apa sangat jelas kak?" tanya Yasmin.

"Tentu saja, aku bisa melihat semuanya. Memangnya apa yang membuat kalian sampai bertengkar?" tanya Meira.

"Sebenernya dibilang bertengkar juga tidak kak tapi mungkin karena dia marah dan tersinggung dengan kata - kataku kemarin malam dan aku juga diam dikamar selama dua hari untuk mencoba menerima semua yang terjadi selama ini" Kata Yasmin.

"Memangnya apa yang membuat Bima sampai marah begitu?" tanya Meira.

"Aku malu mengatakannya kak" jawab Yasmin.

"Katakan saja, kamu tidak usah malu pada kakak. Apapun yang kamu katakan, kakak akan berada dipihakmu dan mendukung mu" kata Meira.

"Maaf kak Meira" jawab Yasmin sambil menunduk. Dia seperti belum bisa mengatakan semua yang dirasakannya pada Meira.

"Tidak apa - apa Yas, kakak mengerti kalau kami belum siap mencurahkan semua isi hatimu pada kakak" Kata Meira.

"Aku minta maaf kak" jawab Yasmin.

"Tidak masalah Yasmin. Emmm....biar kakak ceritakan tentang Bima padamu. Dulu....waktu kecil Bima itu sudah dididik oleh ayah untuk jadi seorang penerus dan kepala keluarga, dia tidak pernah bermain dengan teman sebayanya, masa kecilnya dia habiskan untuk belajar. Dia selalu memasang wajah serius didepan kita semua dan tidak pernah sekalipun tersenyum, kami semua tidak bisa mendekatinya, dia seperti memasang sebuah tembok pembatas. Sampai suatu hari kamu datang ke rumah ini bersama ayahmu. Kamu terus mengikutinya kemana mana tanpa takut padanya. Saat itu aku pertama kali melihat senyum diwajahnya, saat itu kakak berpikir bahwa Bima sudah mendapatkan orang yang bisa memahaminya hingga suatu hari senyum itu kembali hilang saat ayah meninggal dan kamu menghilang. Sifatnya menjadi sangat otoriter dan suka mengatur pada kita semua. O...yah, dulu bahkan kamu memanggilnya dengan sebutan paman" jelas Meira.

"Dulu kenapa aku memanggilnya paman bukankah aku dan dia bertunangan?" tanya Yasmin penasaran.

"Oh....itu karena dulu kami sangat keras kepala dan tidak mau memanggil ayahku dengan sebutan ayah tapi malah memanggilnya kakek apalagi aku pernah dijodohkan dengan ayahmu. Ayahmu itu sudah dianggap anak oleh ayah makanya Bima itu selalu memanggil ayahmu dengan sebutan kakak kedua karena aku lebih tua beberapa hari dri ayahmu" jawab Meira.

"Oh begitu....tapi bukankah Bima harus memanggil ayahku dengan sebutan kakak pertama kenapa harus kakak kedua?" tanya Yasmin penasaran.

"Itu sih karena Bima yang semaunya.....kak Meira juga tak mengerti dengan pikirannya itu"

"Terus aku dengar juga kalau dulu itu sebenarnya aku sudah menikah dengan Bima bukan bertunangan?" tanya Yasmin.

Meira yang mendengar itu langsung tertawa.

"Dulu....waktu ayah memasukkanmu kedalam kartu keluarga, ayah mengatakan pada Bima seperti ini ("Bima...sekarang kamu sudah punya istri, kamu harus menjaga istrimu baik - baik jangan sampai membuatnya menangis") sambil memperagakan ayahnya saat mengatakan itu pada Bima. Yasmin yang melihat Meira berbicara tegas seperti pria membuatnya tertawa. "Saat itulah Bima menganggapmu sebagai istri kecilnya" Kata Meira.

" Terima kasih kak karena sudah menceritakan semuanya padaku" jawab Yasmin.

"Sama - sama Yas. Jadi Yas....kakak minta padamu untuk mengerti dan memahami semua tindakan Bima. Itu semua bentuk cintanya dia padamu, dia hanya tidak ingin hal yang terjadi sepuluh tahun lalu terulang kembali" Kata Meira.

"Baik kak...aku mengerti" sambil tersenyum."O ya kak....aku ingin bertanya?" tanya Yasmin.

"Apa....tanyakanlah?"

"Dimana suami kakak?" tanya Yasmin dengan polosnya.

"Kakak sudah bercerai....sejak kak Meira patah hati dengan ayahmu, kak Meira melampiaskannya pada pria lain dan akhirnya hamil diluar nikah. Kakak bersama dengannya sampai Yoland lahir setelah itu dia pergi sampai sekarang kakak tak tahu kabarnya. Dia juga tidak peduli pada kita" jelasnya sambil menatap keatas langit malam itu. "Sudahlah....kita masuk kedalam saja"

"Baik kak"

Mereka berdua pun masuk kedalam rumah kembali.

Bersambung