THE ORIGINAL

Tidak jauh dari tempat Winter duduk, Peach mengacungkan jari telunjuknya di dekat bibir. Gadis itu memberi isyarat agar Winter diam dan tidak meneruskan aksinya yang berbicara sendiri. Sesuai dugaan Peach, Winter memiliki kepribadian ganda yang mana hal itu akan membuatnya seolah berbicara dengan seseorang, padahal sebenarnya dia hanya berbicara dengan dirinya sendiri.

Kedua mata Peach melirik ke arah Arthur yang sedang mengintip, Winter pun tak berani melihat ke arah lirikan mata Peach. Gadis itu hanya mengangguk pelan sambil membungkam bibirnya, Peach berjalan mendekati Winter dengan senyumnya yang manis.

"P-peach---" ucap Winter kemudian.

Oh, dia sedang berbicara dengan Peach? - Arthur.

"Ada serangga di dekatmu..." Peach menepuk bahu Winter, sorot matanya tajam melirik ke arah Arthur.

Pria Phoenix itu segera menghentikan aksinya yang mengintip Winter diam-diam, jantung pria itu berdebar kencang, rasa takut menghampiri dirinya akibat tatapan Peach yang mengerikan.

Dasar! Kenapa Peach begitu mengerikan?! - Arthur.

Tahu bahwa Peach tak menyukai kehadiran dirinya di tempat itu, Arthur segera melangkah pergi. Pria tampan itu menepuk kedua pipinya dengan gemas dan berusaha kembali fokus.

Tap!

Tap!

Tap!

"Densha??"

Kedua mata Arthur membulat ketika mendengar suara seorang gadis menyebut nama Densha, segera dirinya berbalik dan melihat siapa gadis itu. Gadis itu tak lain adalah Winter, gadis cantik yang sudah ia sukai di dalam hatinya. Winter berjalan pelan mendekati Arthur yang masih tak bergeming dari tempatnya berdiri.

"Na-namamu Densha kan??" Tanya Winter, kepalanya tertunduk karena tak berani menatap pria di depannya.

Benar juga! Winter tidak tahu wajah asli Arthur, dan lagi waktu itu profesor tidak menyebutkan namaku - Arthur.

Terdengar jelas bahwa pria itu menghela nafas begitu panjang, ia memperhatikan Winter dengan tatapan acuh tak acuh. Dengan sedikit gayanya yang sombong, Arthur mengangkat sebelah alisnya untuk menjawab pertanyaan dari Winter.

"Ada perlu apa??"

"B-begini, Winter...." Gadis cantik itu memutar-mutar kedua jari telunjuknya sambil melirik kesana-kemari. "Apakah di asrama ini ada pria bernama Arthur??"

Dia mencariku? - Arthur.

"Ada!"

"Be-benarkah?" Kedua mata Winter berbinar penuh kebahagiaan. "Di-dimana dia sekarang? Kenapa sulit sekali untuk mencarinya?"

"Lagipula kenapa kau mencari pria idiot itu? Apakah kau tidak pernah mendengar rumor buruk tentangnya di asrama ini?"

"Rumor buruk??" Winter terkejut dengan jawaban Arthur yang ia tahu saat ini bernama Densha.

"Tak ada yang ingin berteman dengannya karena wajah jelek yang dia miliki" Arthur sengaja meninggikan intonasi suaranya, entah apa yang sedang dia pikirkan. "Dia juga seorang kutu buku"

"Tapi----"

"Sudahlah, hentikan saja!" Pinta Arthur tegas.

"Kenapa??"

"Gadis secantik dirimu tidak akan pernah cocok dengan pria idiot seperti Arthur" Pria itu memasang wajah marahnya khusus untuk berakting di depan Winter. "Tidak kah kau mendengar ucapan profesor, bahwa kita ini ditakdirkan untuk bersama!"

"Lalu Densha pikir, Winter akan cocok dengan Densha begitu?"

Nada hina terlontar begitu saja dari bibir manis milik Winter, gadis itu menatap jijik memandang pria di depannya. Dengan wajah yang kesal, Winter berbalik arah dan kembali menuju ke tempatnya semula, menemui Peach.

Mendengar hinaan dari Winter membuat hati Arthur kesal, tapi dia juga senang mendengar gadis itu tulus menyukai dirinya yang culun. Rasa senang dan kecewa ia dapatkan secara bersamaan, membuat Arthur bingung untuk berekspresi. Alhasil pria itu hanya memasang wajah datar sampai ia tiba di depan pintu kamarnya.

Astaga! Winter benar-benar menggemaskan - puji Arthur di dalam hatinya.

________________________________________

Keesokan paginya, Winter tak menyerah untuk menemukan keberadaan Arthur di sekolah itu. Bodohnya dia sama sekali tidak bertanya kepada setiap murid yang bersekolah disana, bahkan setiap kali seseorang berusaha untuk membantunya, tak digubris oleh Winter.

Tengah hari yang begitu terik dan panas membuat para serigala berteduh dibawah sebuah pohon yang rindang. Beberapa pasang mata terus mengawasi Winter yang jalan-jalan seorang diri. Yahh, jika kalian tidak tahu! Sifat alamiah serigala adalah bergerombol dan mereka akan memiliki satu orang pemimpin yang disebut Alpha.

Sudah hampir seminggu semenjak kedatangan Winter di asrama tersebut, tapi dia tidak datang kepada Alpha dan meminta ijin untuk bergabung. Bahkan si penyihir kembar Pink dan Peach tak memperkenalkan serigala itu dengan baik kepada kumpulannya.

Tentu saja hal tersebut membuat sang Alpha menjadi geram, nalurinya mengatakan serigala baru itu (Winter) tidak tahu sifat alami serigala. Yang mana seharusnya mereka hidup berkelompok.

"Lihat gadis itu!" Celetuk seorang gadis seksi yang duduk tepat bersebelahan dengan si Alpha. "Kau lihat dia Ren?"

"Tentu saja!" Sahut Ren dingin, matanya tajam menatap Winter yang kini lewat begitu saja di depan kelompoknya.

"Bukankah seharusnya kita memberinya pelajaran?"

"Kita tidak bisa melakukannya...." Ren menghela nafas berat. "Tidak di asrama ini" ujarnya lagi sambil tersenyum penuh arti.

Ucapan Ren membuat kelompoknya tertawa senang, namun tidak untuk seseorang yang malah menatap Winter dengan pandangan sedih. Pria itu tidak ikut menertawakan pikiran sang Alpha yang sepertinya ingin membully gadis baru di asrama mereka.

"A-anu Ren, jika Profesor tahu..."

"Dia tidak akan tahu, jika dia tahu! Berarti kau lah mata-mata sang profesor!!" Sahut Ren cepat, kedua matanya seolah mengiris setiap keberanian serigala muda yang tak jauh dari hadapannya.

"B-baik Ren, aku tak akan beritahu siapapun"

"Bagus!"

Ren dan kelompoknya segera beranjak dari aktivitas rebahannya, mereka semua berjalan menuju asrama khusus untuk para manusia serigala. Mengingat sifat mereka yang lebih dominan ke si pembuat ulah atau kericuhan, Landon sengaja memisahkan mereka dari para penyihir, Vampir dan peri yang lebih suka pada ketenangan.

Tatapan Ren tak henti-hentinya memperhatikan Winter yang tengah melamun, seutas senyum terukir pada wajah Ren yang cukup rupawan. Meskipun dia adalah Werewolf, namun tak sedikit juga para wanita dari kalangan penyihir dan Vampir yang menaruh hati kepadanya.

Peraturan Landon hanya sebatas pembagian kamar di asrama saja, Landon tak pernah membedakan murid-muridnya jika berada di jam sekolah. Para manusia serigala bebas untuk mengikuti semua mata pelajaran yang mereka inginkan. Terkadang para penyihir juga memerlukan bantuan Werewolf saat mereka tengah ujian praktik, mengingat regenerasi pada tubuh serigala yang begitu cepat dan mengagumkan.

...Bersambung!!!...

Catatan penulis :

Halo, maaf ya? Author sedang dalam kondisi terburuk beberapa minggu yang lalu! Author mengalami musibah yang membuat fisik dan mental Author terganggu 😭 saat ini sebenarnya, Author sedang dalam masa pemulihan untuk mengembalikan mental Author yang down ini, untuk kembali seperti semula dan ceria seperti biasanya. Saya benar-benar minta maaf! 🙏