NovelToon NovelToon
MENIKAH DENGAN CALON (MENANTU) MERTUA

MENIKAH DENGAN CALON (MENANTU) MERTUA

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Konflik Rumah Tangga-Konflik Etika
Popularitas:87.1M
Nilai: 4.9
Nama Author: Myatra

Fabian dipaksa untuk menggantikan anaknya yang lari di hari pernikahannya, menikahi seorang gadis muda belia yang bernama Febi.

Bagaimana kehidupan pernikahan mereka selanjutnya?

Bagaimana reaksi Edwin saat mengetahui pacarnya, menikah dengan ayah kandungnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Myatra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 27

Fabian memarkirkan motornya di samping teras. Dia duduk di kursi besi yang berada di teras, memperhatikan ikan koi yang berkejaran, di kolam kecil buatan.

Pikirannya masih dipenuhi dengan wajah penuh air mata dari Mutia. Fabian merasa bersalah. Bukan sebab dia mencintai Mutia juga, tapi kedekatan mereka yang disalah artikan oleh Mutia.

Selama ini, Mutia memang dekat dengannya, sering kumpul bareng dengan yang lain, tak jarang mereka pergi hanya berdua. Sering Mutia menghubunginya dan meminta ditemani ke berbagai tempat.

Fabian tak mengira, jika perbuatannya selalu menuruti kemauan Mutia, ternyata disalah artikan sebagai sebuah hubungan spesial diantara keduanya.

Setelah mendengar semua pengakuan Mutia, Fabian hanya diam mencoba mencari jawaban yang sekiranya pas untuk dikatakan.

"Maaf, Mut... Aku sudah menikah, dan aku sangat mencintai istriku!"

Setelah mengatakan itu, Fabian pergi meninggalkan Mutia. Saat menuruni tangga, Fabian mengambil ponsel di sakunya, untuk menghubungi Ardi, lelaki yang Fabian tahu menaruh hati pada Mutia.

Fabian langsung ke parkiran, melajukan motornya ke rumah. Namun dia masih enggan masuk, hatinya masih belum tenang, tak ingin Febi mengetahui kegundahan hatinya.

Fabian mencoba menenangkan diri dengan melihat ikan berenang dan suara gemericik air mancur yang sedikit membuatnya rileks.

"Den Bian lagi ngapain di luar?" tiba-tiba suara mak Ipah mengagetkan Fabian yang tengah melamun.

Terlihat di tangan emak Ipah kresek sampah.

"Lagi istirahat aja, mak. cape."

"Kenapa nggak istirahat di dalam saja? neng Febi bikin bolu, bau nya wangiiii banget, rasanya pasti enak."

"Sebentar lagi ke dalam, mak."n

"Neng Febi itu ya, masih muda, cantik banget, pinter masak, pekerjaan rumah nggak kagok, baik lagi. Beruntung den Bian punya istri paket komplit seperti neng Febi," cerocos mak Ipah sambil melangkah hendak menyimpan sampah di bak depan rumah.

Fabian membenarkan ucapan mak Ipah. Sejauh mengenal Febi, belum ada cacat yang terlihat darinya.

"Mak, tolong belikan sabun mandi sama pasta gigi merk yang biasa saya pakai!"

Fabian menyodorkan uang lembaran seratus, saat mak Ipah melintas hendak masuk rumah. Mak Ipah menerimanya dan membalikan kembali badannya.

"Sekalian beli keperluan lainnya, mak!" teriak Fabian, sebelum mak Ipah keluar pagar.

Setelah mak Ipah pergi, Fabian bergegas masuk rumah, tujuannya dapur, karena pasti Febi berada di sana. Dilihatnya, Febi sedang mengaduk sesuatu. Fabian melihat tubuh Febi dari belakang, cukup tinggi untuk ukuran perempuan, langsing, betis dan lengan yang putih mulus, karena Febi hanya mengenakan kaos lengan pendenk dan celana sebatas lutut.

Febi belum menyadari kehadiran Fabian, dia tetap fokus dengan aktivitas memasak. Febi terlonjak kaget, saat tiba-tiba ada sebuah tangan memeluknya dari belakang,

"Biarkan seperti ini sejenak." gerakan perlawanan Febi terhenti saat mendengar bisikan Fabian di telinganya.

Fabian memutar tubuh Febi, dan memeluknya erat, Fabian mencari ketenangan dengan memeluk Febi.

Sengaja Fabian meminta mak Ipah berbelanja, agar bisa berduaan sejenak dengan Febi.

Febi heran dengan perlakuan suaminya, namun tak urung Febi membalas pelukan dan mengusap-ngusap punggung Fabian.

Sekitar sepuluh menit mereka berpelukan, dengan perlahan Fabian melepas pelukannya, lalu meraup wajah Febi dengan kedua tangannya dan memagut bibir Febi lembut dan hangat.

"Om, kenapa?" tanya Febi setelah Fabian melepaskan pagutannya.

"Kangen sama kamu," Fabian beralasan.

Febi tertawa lirih, "Belum juga sehari nggak ketemu, masa sudah kangen aja."

"Istri aku ngangenin."

Pipi Febi bersemu merah saat mendengar perkataan Fabian.

"Aku bikin proll tape, Om mau nyobain?" Febi mencoba melepaskan diri dari Fabian yang terus mendekapnya.

"Boleh, kebetulan aku laper."

"Om tunggu di meja makan, ya! Aku siapin dulu."

Febi beranjak ke dapur, Fabian mengikuti langkah Febi menuju dapur.

"Lho, kenapa ikut, Om?"

"Nggak mau jauh-jauh dari kamu!" goda Fabian sambil menyentil hidung Febi.

"Om suka banget nyentil hidung aku, nanti hidung aku merah," Febi merajuk manja.

"Kalau udah gini, jadi pengen gigit aja."

Setengah berlari, Febi menjauh dari Fabian.

Febi memindahkan proll tape dari cetakan ke piring,

"Masih panas, Feb?"

"Iya, waktu om datang, baru mateng banget."

Febi mengoles bagian atas proll tape dengan cream yang tadi dia buat, lalu menaburinya dengan parutan keju yang banyak. Febi memotong-motong proll tape kemudian membawanya ke ruang makan, Fabian tetap setia mengikuti kemana Febi melangkah.

"Lho mau kemana lagi?" tanya Fabian saat melihat Febi kembali beranjak setelah menyimpan piring berisi proll tape di atas meja.

"Mau ngambil minum, om."

Tak lama, Febi kembali dengan dua cangkir berisi teh hangat dan dua piring kecil beserta sendok. Febi mengambilkan Fabian dua slice proll tape, dan satu slice untuk dirinya.

Febi mulai memakan hidangan yang tersaji di depannya, sedang Fabian, hanya melihatnya tanpa menyentuh sama sekali.

"Nggak suka ya, Om?"

"Pengen disuapin!"

"Om kaya anak kecil aja!" gerutu Febi.

Meski menggerutu, Febi tetap melakukan permintaan suaminya.

¤¤FH¤¤

Fabian membukakan pintu untuk Febi, keduanya baru pulang dari menonton film di bioskop. Waktu menujukan pukul sepuluh malam lewat beberapa menit.

Setelah mengunci pintu, Fabian mematikan seluruh lampu dilantai dasar. Saat akan mematikan lampu dapur, di sana Febi sedang menuangkan air ke gelas.

"Mau minum, om?" Febi menyodorkan gelas berisi air barusan.

Fabian minum tanpa mengambil gelas dari tangan Febi.

"Iissh, dasar," gerutu Febi, sedang Fabian tersenyum senang melihat wajah merajuk Febi.

Fabian berbalik hendak ke kamarnya di lantai dua, saat akan menapaki anak tangga, Febi melompat ke punggung Fabian, beruntung berat badan Febi ringan, sehingga Fabian tak tersungkur.

Fabian menggendong Febi sampai ke kamarnya, Febi tersenyum jahil melihat nafas Fabian ngos-ngosan, begitu mereka sampai di kamar.

Febi langsung melesat ke kamar mandi, saat Fabian akan membalas menggelitiki pinggang Febi.

Febi menghabiskan waktu yang cukup lama di kamar mandi, dirinya masih bimbang, apakah harus malam ini atau lain hari saja, sejenak dirinya teringat nasihat kakak iparnya. Akhirnya Febi menguatkan diri, untuk keluar dari kamar mandi.

Lima belas menit berlalu, tapi Febi belum ada tanda-tanda keluar dari kamar mandi. Lima menit berselang, Fabian mengetuk pintu kamar mandi, menanyakan apa yang dilakukan istrinya, sampai betah di dalam kamar mandi.

"Sebentar lagi," hanya itu yang bisa Febi katakan agar suaminya berhenti menggedor pintu kamar mandi.

Sementara di dalam, Febi terus mengatur nafas, menguatkan hati dan meyakinkan dirinya. Diluar Fabian kembali menggedor-gedor pintu dan mengancam akan memdobrak pintu, jika Febi tak kunjung keluar.

Akhirnya terdengar suara anak kunci yang diputar perlahan. Febi membuka pintu dengan jantung yang berdebar-debar. Tak sabar menunggu Febi membuka lebar pintu, Fabian membuka pintu, dan tampaklah sosok bidadari dunia dihadapannya, yang membuat Fabian terpaku di tempat dengan bola mata yang membulat.

BERSAMBUNG

1
Heni Maryanti
dan laki laki seperti itu hanya ada di dunia novel
nissa
ih kok a fandi gitu ketahuan ni sifat asli nya
nissa
fabian2 sudah tua masih juga melucu
nissa
ya allah bu asti meninggal juga, bertambah lagi kesedihan hati fabian
nissa
semoga aki rasyid cepat sembuh
nissa
apa beneran gita ya
nissa
duh edwin kenapa harus di inget kejadian masa lalu sih
nissa
la nanti kalau ketemu gita mau ngapain trus kalau anak nya gita anak nya kamu juga mau di apain nanti kalau stela tau bisa ribut, jangan mencari masalah baru
nissa
istri yang meresapi ke inginan suami
nissa
keluarga bahagia ya tipe idaman banget, harus di contoh
nissa
nah lo tu anak nya gita anak kamu edwin
nissa
mangka nya hidup jangan banyak masalah kan pusing sendiri
nissa
sudah edwin jangan ke inget masa lalu terus kasian istri kamu
nissa
udah jangan di cari2 masalah nya kasian starla, kata nya sudah cinta
nissa
baru kali ini edwin menyaksikan pa2 nya mencium kening febi, di depan mata nya coba dulu dia tidak bertingkah mungkin dia sekarang yang menjadi suami febi
nissa
cie2 yang udah berubah
nissa
iya lah kalau adedwin papa nya jan gak enak mau berbicara yang inda2 sama febi
nissa
amiin
nissa
hayoo febi kamu kuat
nissa
du yang lagi kalut, seperti kehilangan istri saja
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!