Mendengar Isi Hati Teman Sekamar, Aku Mendapatkan Kekuatan Super (Atau Curang)!

Karena ini semester pertama, mata kuliah Aurelia tidak terlalu banyak rata-rata hanya dua kelas sehari. Namun, berdasarkan pengalamannya, ketika memasuki tahun kedua, jadwalnya pasti akan penuh dari pagi hingga malam.

Tingkat kesulitan mata kuliah tahun pertama tidak terlalu tinggi, apalagi dia sudah mempelajarinya dengan sungguh-sungguh sebelumnya. Jadi sekarang, dia tidak menghadapi masalah sama sekali. Aurelia berencana untuk bersantai di kelas sambil menyiapkan kerangka buku barunya.

Setelah melewati akhir pekan yang memuaskan, dia bangun pagi dengan energi yang melimpah. Aurelia memilih set kemeja dan jeans sederhana, mengikat rambutnya menjadi ekor kuda tinggi penuh aura masa muda dan terlihat sangat energik.

Saat keluar rumah, dia juga menulis catatan tempel dan menempelkannya di kulkas: "Jangan minum yang dingin saat perut kosong di pagi hari, tidak baik untuk lambungmu." untuk mengingatkan Kaelen.

Aurelia membeli kebab di kafetaria dan memakannya perlahan sambil berjalan ke kelas. Nana Winthrop sudah membantunya memesan tempat duduk. Dia duduk dan mengeluarkan dua botol yogurt dari tasnya.

"Ini, minum yogurt."

"Terima kasih! Aku juga bawa kue kering, coba deh."

Memberi satu sama lain makanan ringan favorit selalu membuat Aurelia merasa bahagia. Sekarang hal itu benar-benar terjadi padanya, suasana hatinya bahkan lebih menyenangkan dari yang dia bayangkan.

Kaelen seperti koin keberuntungannya. Sejak bertemu dengannya, dia sepertinya mendapatkan "buff keberuntungan" setiap hari merasa sangat bahagia.

Posisi mereka di baris kedua dari belakang. Aurelia tidak suka menarik perhatian, juga tidak ingin guru memperhatikannya dan Nana sependapat dengannya.

Hanya saja, Aurelia ingat bahwa Shenna Aquarine juga tidak suka duduk di depan. Meskipun dia suka pamer, berdasarkan apa yang tertulis di buku, dia bukan tipe orang yang suka belajar nilainya cuma biasa-biasa saja.

Saat membaca novel itu dulu, dia bahkan mengeluh: "Wanita teh hijau dan tidak kompeten seperti ini jadi tokoh utama wanita, beneran merusak pemandangan."

Namun, kemungkinan besar Shenna akan duduk dekatnya. Hanya memikirkannya saja sudah membuat dia kesal. Saingan cinta duduk di sebelahnya? Suasana hatinya yang baik pasti hancur.

Ketika Shenna memasuki kelas, dia langsung melihat Aurelia. Saat pandangan mereka bertemu, Aurelia jelas merasakan ketidaksenangan di wajah Shenna. Tapi, sedetik lalu wajah dingin itu langsung berubah menjadi senyum, dan dia mulai bercanda dengan teman-temannya. Sungguh hebat tidak heran dia adalah tokoh utama wanita.

Aurelia memikirkan hal ini mungkin Shenna hanya tidak menyukainya, atau karena dia muncul di sisi Kaelen yang membuatnya tidak senang. Tapi mengapa dia harus tidak senang? Apakah dia juga menyukai Kaelen?

Tapi Shenna sudah memiliki Noah Bennett di sisinya. Dalam novel, digambarkan mereka sudah saling menyukai sejak SMA, putus nyambung sebentar, tapi akhirnya tetap bersama.

Sudahlah, Kaelen sangat luar biasa. Tidak bisa disalahkan jika Shenna memperhatikannya. Asalkan dia lebih waspada dan tidak membiarkan mereka berdua berinteraksi terlalu banyak.

Tapi, bagaimana jika Kaelen masih menyukai Shenna? Dia tidak bisa langsung memberitahunya bahwa Kaelen akan meninggal dalam kecelakaan mobil saat mencari Shenna, kan? Bahkan jika berani mengatakannya, Kaelen pasti tidak akan percaya kata-kata tidak masuk akal seperti itu hanya akan membuat dia dianggap gila.

Hmm, setidaknya situasinya optimis sekarang. Selama tidak ada kesalahan besar, Kaelen pasti akan selamat. Aurelia menyemangati dirinya 'Dia pasti bisa melindungi Kaelen, dan juga dirinya sendiri'.

"Hah? Kenapa dia duduk di depan?"

Aurelia melamun sebentar, dan ketika sadar, dia melihat Shenna duduk di barisan depan. Tidak mungkin, ingatannya tidak mungkin kacau. Bagaimana bisa Shenna duduk di depan?

"Lia, kenapa kamu menatap Shenna?"

Nana menyadari keanehan Aurelia. Dia juga tahu tentang insiden pelatihan militer yang tersebar luas di forum sekolah, tapi masalah itu cepat hilang begitu saja. Entah sihir apa yang dimiliki Shenna, orang-orang akan luluh begitu dia menangis dan berpura-pura menyedihkan. Sementara Aurelia yang diintimidasi, malah dicap sebagai orang yang agresif.

Beberapa orang bahkan mengatakan Aurelia egois dan tidak peduli perasaan orang lain hanya karena dia sakit, dan merasa semua orang harus mengalah padanya. Ada juga yang menyerang secara pribadi. Nana, yang jago di dunia maya, langsung membuka suara dan memaki semua keyboard warrior itu.

"Tidak apa-apa, hanya melihat-lihat."

Aurelia tersenyum dan memberi sugesti positif pada dirinya sendiri 'Perubahan Shenna kemungkinan besar disebabkan oleh dirinya. Bagaimanapun, sistem mengatakan bahwa kemunculannya akan mengubah banyak lintasan peristiwa. Mungkin Shenna hanya tidak ingin terlalu dekat dengannya, jadi duduk di depan'.

"Lia, apakah kamu melihat forum sekolah? Sekarang Shenna sangat populer. Ada juga Noah dari Fakultas Ilmu Komputer, mereka berdua jadi pasangan idola kampus."

"Tapi setelah kulihat, kamu yang paling cantik. Cuma fotomu terlalu sedikit yang diunggah, cuma foto curian saat pelatihan militer. Sedangkan Shenna, fotonya semua hasil editan."

Nana biasanya suka "makan melon" di media sosial. Sekarang kuliah dan punya lebih banyak waktu, dia semakin sering menggunakannya. Kehidupan kampus jauh lebih menarik dari yang dia bayangkan: ada senior yang menduakan beberapa wanita, adik kelas yang terlihat polos tapi bermesraan dengan pacar di hutan kecil, orang yang setiap hari mengeluh paket pesanannya dicuri, dan banyak lagi. Dinding pengakuan sekolah pada dasarnya tidak ada yang menyatakan cinta cuma penuh gosip.

"Lia, setelah kulihat, baru tahu kalau 'dia' itu beneran dewa! Nilai mata kuliahnya selalu nomor satu, tahun lalu mewakili sekolah di kompetisi robot dan menang juara pertama beneran maskot fakultas mereka."

"Dan banyak orang bilang dia tidak ramah, sudah dua tahun kuliah tapi belum pernah pacaran. Begitu kamu muncul, bunga di puncak gunung langsung ditaklukkan olehmu. Bener deh, kamu memang sahabatku!"

Nana berceloteh banyak, Aurelia bahkan tidak tahu harus menanggapi yang mana dulu.

"Nana, aku dan Kaelen bukan seperti yang kamu pikirkan. Jangan bicara sembarangan, nanti kalau ada yang dengar, bisa membuat dia kesulitan."

Aurelia juga berharap apa yang Nana katakan itu benar, tapi hal seperti itu tidak bisa hanya dipikirkan saja. Kaelen baik padanya, tidak berarti dia ingin berpacaran dengannya. Dan dia sendiri tidak tahu bisa hidup sampai kapan, memikirkan hal ini terlalu dini.

"Lia, apa yang kukatakan padamu terakhir kali lupa ya? Ciptakan kesempatan berinteraksi dekat, pakailah yang seksi. Kamu secantik ini, trik ini pasti berhasil!"

"Laki-laki dan perempuan sama-sama makhluk visual, siapa yang tidak suka orang cantik? Bicaralah dengan lembut, suaramu yang manis. Jangan khawatir senior tidak menyukaimu!"

Mendengar itu, wajah Aurelia langsung memerah. Dia sudah melakukannya mengenakan gaun tali dan berjalan-jalan di depan Kaelen. Hari itu, Kaelen juga mencubit pinggangnya dan menyentuh tulang selangkanya...

Nana sebagai "kutu buku kawakan" langsung tahu ada yang tidak beres. "Lia, ada apa denganmu? Jujur dong! Cepat ceritakan!"

"Tidak ada apa-apa, sudah mau masuk kelas dengarkan baik-baik."

Aurelia tidak tahu bagaimana menjelaskannya, untungnya bel masuk kelas berbunyi.

Dosen mata kuliah ini adalah profesor senior. Begitu kelas dimulai, dia langsung memberika artikel kepada semua orang dan meminta untuk menafsirkan serta menyampaikan pendapat dalam dua puluh menit.

Aurelia ingat pernah membaca artikel itu dan punya dasar yang cukup baik, jadi ingin mencoba menjawab. Tapi sebelum dia bersiap, Shenna sudah mengangkat tangan.

"Apakah mahasiswa ini sudah punya ide?"

Profesor tua itu melihat Shenna mengangkat tangan, senyumnya semakin lebar. "Kalau punya ide, silakan bagikan ke semua orang."

Shenna berdiri dan berbicara dengan teratur. Dia menganalisis maksud penulis asli serta pandangannya sendiri. Meskipun tidak menyukainya, Aurelia harus mengakui bahwa poin yang dia sampaikan benar-benar bagus.

"Mahasiswa ini, siapa namamu? Bisa mengupas begitu banyak poin sungguh mengejutkan!"

Profesor tua itu langsung tersenyum lebar setelah mendengar penjelasannya, sudah menganggap Shenna sebagai murid kesayangannya.

"Profesor, nama saya Shenna Aquarine."

Shenna tersenyum tipis, dan teman-teman sekelas langsung bertepuk tangan. Aurelia juga ikut bertepuk, tapi selalu merasa ada yang tidak beres hanya tidak bisa mengatakan apa itu.

Pada akhirnya, Shenna menjadi ketua kelas di mata kuliah ini. Profesor tua itu juga mengajaknya berbicara setelah kelas, menanyakan rencananya di masa depan, apakah ingin melanjutkan studi magister atau tidak. Jika iya, dia bisa mulai mempersiapkannya dari sekarang.

Aurelia tidak mengerti: Mengapa perubahan Shenna bisa begitu besar? Dan apa yang dia katakan mirip dengan penjelasan profesor hingga tujuh atau delapan poin, seolah-olah dia sudah tahu jawabannya sebelumnya.