Spin off: Antagonis Cantik Tawanan Mafia Kejam
Karena sering terkena skandal dan membuat nama keluarganya selalu terseret, sekarang Jenna harus diawasi oleh seorang bodyguard pilihan Ayahnya agar tidak bisa membuat masalah baru.
Namun, bodyguard pilih Ayahnya adalah pria yang sangat dibenci oleh Jenna. Jenna tidak akan diam saja, ia akan membuat sang bodyguard tidak betah dan mundur dari pekerjaannya.
Tetapi, rencana Jenna menjadi berantakan dan ia malah terjebak dengan perasaan yang seharusnya tidak pernah muncul lagi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MTMH18, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dua puluh tujuh
Sebentar lagi pemotretan akan selesai, hanya tinggal satu tas lagi.
Namun saat Jenna baru memasuki ruang ganti, tiba-tiba satu gedung menjadi gelap dan terdengar suara teriakan yang membuat suasana semakin tidak kondusif.
“Bagaimana ini? Aku tidak membawa ponsel,” suara Jenna terdengar sedikit bergetar, karena ia sangat takut dengan suasana yang gelap gulita.
Ceklek!
Pintu tiba-tiba dibuka dan Jenna mengira kalau yang membukanya adalah Elios yang tadi memang sedang mengambil jaket di mobil, karena Jenna lupa membuka jaketnya sebelum keluar dari mobil tadi.
“Jenna?” Suara itu membuat tubuh Jenna melemas.
Di ruangan tersebut sama sekali tidak ada cahaya sedikitpun, membuatnya Jenna semakin ketakutan… apalagi saat mendengar suara yang sangat ingin dihindarinya.
“Jenna, apa kau tidak merindukanku?” Tanya Hael sambil meraih tangan Jenna yang terasa dingin.
Pria itu sangat suka kalau lawannya ketakutan dan tidak berdaya, apalagi masuk ke gedung ini sangatlah sulit dan ia sampai meminta bantuan ayahnya untuk menghubungi pemilik gedung agar dirinya bisa masuk untuk menemui Jenna.
Ctak!
Lampu sudah menyala, membuat Jenna bisa melihat wajah Hael dan begitupun dengan sebaliknya. Hael menyeringai puas saat melihat Jenna menangis ketakutan.
Hael tidak memiliki waktu banyak, karena lampu sudah berhasil dinyalakan kembali. Ia mendekatkan wajahnya kepada Jenna yang terlihat tidak berdaya, karena rasa takut yang sempat melanda.
Bugh!
Tubuh Hael terjatuh ke lantai, saat ada yang menghantam kepalanya dengan keras.
“Maaf terlambat!” Kata Elios sambil menarik Jenna ke dalam pelukannya.
Wanita itu menangis lega dipelukan Elios yang sangat nyaman dan membuatnya merasa aman. Sedangkan Hael masih tidak sadarkan diri, karena pukulan yang diberikan oleh Elios.
Bukan tanpa alasan Elios lama menemui Jenna, tetapi ia harus melawan beberapa orang Hael yang menghalangi jalannya. Sehingga sekarang ada banyak orang yang tergeletak di beberapa lantai gendong ini dan mungkin akan menghebohkan banyak orang.
Dengan masih memeluk Jenna, Elios menghubungi John untuk meminta bantuan kepada rekannya itu. Kaki Elios menekan kepala Hael ke lantai tanpa rasa iba, karena Hael sudah membuat Jenna ketakutan sampai menangis.
“John, naiklah ke lantai lima belas dan bawa dua orang untuk membereskan satu tikus berserta pasukannya!” Kata Elios saat John mengangkat panggilan darinya.
Aurel yang berdiri di depan pintu, terdiam membeku melihat pemandangan di depannya. Ia tidak bisa mengeluarkan suaranya saat kepala Hael diinjak oleh Elios, lalu suara tangisan Jenna yang terdengar begitu menyakitkan.
“Kita pulang ya?” Elios menggendong wanitanya yang masih menangis.
Jenna tidak menolak, ia membutuhkan tempat yang sepi untuk menenangkan diri. Wanita itu menyembunyikan wajahnya di dada bidang Elios yang menggendongnya untuk keluar dari ruangan tersebut.
Beruntungnya Jenna masih belum membuka pakaiannya, jadi Hael tidak bisa melihat sesuatu yang seharusnya menjadi milik Elios.
“Bereskan barang-barang Jenna!” Kata Elios yang sudah tidak peduli dengan reaksi Aurel, karena keadaan Jenna sangatlah penting.
“Lalu ke Penthouse Jenna bersama John!” Lanjutnya, sebelum benar-benar pergi.
Aurel sama sekali tidak mengeluarkan suara, ia tidak tahu seberapa besar kuasa Elios yang merupakan seorang bodyguard pribadi Jenna. Apalagi saat melihat Hael yang tidak berdaya, Aurel semakin pusing memikirkannya.
“Jenna kenapa pulang begitu saja?” Tanya staf yang bertanggung jawab atas pemotretan Jenna.
Aurel mendongak, wajah syoknya membuat staf tersebut ikutan panik dan mencoba menenangkan Aurel dengan memberikan segelas air.
“Ada orang gila yang hampir mencelakai Jenna, itu orangnya! Kenapa gedung ini tidak aman?” Marah Aurel sambil menunjuk ke arah Hael yang masih tidak sadarkan diri.
Para staf terkejut saat melihat sosok Hael yang terkapar di lantai tempat Jenna berganti pakaian, tetapi saat mengingat kalau pakaian Jenna masih pakaian yang tadi dipakai untuk pemotretan, mereka merasa sedikit lega karena Jenna tidak mengalami hal buruk.
“Memangnya siapa dia?” Tanya salah staf yang memang tidak terlalu mengenal Hael yang jaran disorot, karena pria itu sering terkena masalah dan dikabarkan sudah pindah ke pendalaman untuk memperbaiki diri.
“Dia adalah orang gila yang sangat terobsesi kepada Jenna, tandai wajahnya dan jangan sampai kejadian ini terulang lag!” Kata Aurel yang tidak bisa menahan emosinya.
Meskipun Hael memiliki kekuasaan besar, tetap saja pria bajingan seperti itu layak untuk dimaki-maki.
“Aurel, di mana bajingan itu?” Tanya John yang ternyata sangat cepat sampai.
Aurel langsung menujuk ke arah Hael, dan John segera menggendongnya untuk dibawa ke tempat yang pantas.
“Aku tunggu di bawah!” Kata John yang sudah berbicara santai dengan Aurel, karena mereka sering bertemu dan mengobrol ringan.
Aurel segera membereskan barang-barang Jenna, dibantu oleh staf yang merasa bersalah atas kejadian tidak terduga.
“Orang tadi mau dibawa ke mana?” Tanya staf.
“Tentu saja ke kantor polisi,” jawab Aurel dengan asal.
...***...
Aurel sedikit terkejut, karena tebakannya benar. Hael diserahkan ke kantor polisi, walau masih pingsan.
“Tidak perlu kaku begitu,” ucap John yang tengah menyetir untuk membawa Aurel ke Penthouse Jenna, seperti yang diperintahkan oleh temannya.
“Sebenarnya kalian siapa?” Tanya Aurel yang merasa sedikit menyesal, karena tatapan John terlihat menajam.
“Kau tidak perlu tahu, cukup percaya pada kami… maka kau akan aman!” Hanya itu yang dikatakan oleh pria yang memiliki penampilan menyeramkan itu.
Dan tidak terasa Aurel sudah tiba di tempat tujuan, tetapi bukan Elios yang mengambil alih barang-barang Jenna. Elios menyuruh orang lain, karena pria itu sedang sibuk menenangkan Jenna yang masih menangis.
“Jangan tinggalkan aku!” Bisik Jenna sambil mengeratkan pelukannya di leher pria itu.
“Tidak akan, aku tetap di sini untukmu,” jawab Elios yang masih mengusap punggung wanitanya agar merasa lebih tenang.
Elios tidak menyangka kalau Hael akan senekat ini untuk menyusup ke dalam gedung yang menjadi tempat pemotretan Jenna, bahkan Hael juga yang membuat listrik di gedung tersebut mati.
Elios tidak akan tinggal diam, ia akan memberikan sedikit efek jera kepad Hael… sebelum bom waktu akan menghancurkan Hael sampai ke akar-akarnya.
Tinggal sedikit lagi, Elios akan mendapatkan semua bukti kejahatan Hael dan keluarganya yang selama ini disembunyikan dengan baik. Namun ia tidak boleh gegabah, karena mereka memiliki banyak dukungan dan Elios harus berdiskusi lebih lanjut dengan atasannya.
“Mau tidur, tapi dipeluk sama Kak Elios,” suara lemah Jenna menyadarkannya.
Elios dengan hati-hati membaringkan wanitanya di tempat tidur, lalu ia mengambil posisi di sebelah Jenna dan langsung dipeluk oleh wanita itu dengan sangat erat.
“Jangan dilepas sampai pagi!” Kata Jenna yang tidak ingin melepaskan Elios dari pelukannya, karena rasa hangat dari tubuh pria itu membuatnya sangat nyaman.
Bersambung.
suka banget sama cerita kakak😍👍
no kaleng...kaleng.....😁