Kata orang pernikahan cukup sekali dalam seumur hidup, tapi tidak dengan pernikahanku. Aku harus menelan kepahitan hidup saat mengetahui suami yang sangat aku cintai menghianati ku dan lebih memilih istri sirihnya.
Madu ku terlalu licik dan pintar dalam membalikan fakta, suatu malam dia memfitnah ku berakting seolah aku ingin menyakiti dia dan bayi yang dikandungnya malam itu juga tanpa ku sangka tanpa ku duga suamiku dengan tanpa perasan menjatuhkan talak 3 dan mengusirku dengan tragis.
Beberapa bulan setelah itu aku menikah lagi dengan seorang lelaki tampan dan mapan bahkan jauh segala-galanya nya dari mantan suamiku.
Suamiku yang kedua begitu dingin, egois dan arogan. Apapun yang dia inginkan harus sesuai, untuk awalan aku tidak mengerti seperti apa perasaanya padaku karna kami menikah bukan karna cinta melainkan demi kesembuhan Tante Lyra, Ibu dari suamiku yang kedua. Perjalanan cinta yang begitu panjang membuahkan hasil. Aku dan suami kedua ku bisa menemukan kebahagiaan yang utuh.
Author Akak Mei
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mei_Mei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Serangan kedua.
Sampai didepan kantor tuan Ken berjalan masuk dibelakang mengikuti sekretaris Lee.
Didalam ruangan Ken duduk di kursi kebanggaan, tak langsung menyalakan laptop namun asik dengan pikirannya. Menerawang perkataan maminya tadi tentang anak, diusianya yang memang sudah kepala tiga itu harusnya dia sudah bahagia dengan keluarga kecil dan ditambah kehadiran buah hati.
Tak memungkiri dia memang menginginkan keluarga yang normal. Bayang-bayang almarhum istri dan calon anaknya menghantui, untuk beberapa bulan lalu dia sangat bahagia dengan pernikahannya sebelum peristiwa kecelakaan itu terjadi. Dia selalu menyalahkan tentang terjadi peristiwa naas itu, dia menyalahkan dirinya sendiri sebagai pembawa sial.
Cukup lama termenung, teringat almarhum istri dan calon anaknya membuat suasana hatinya buruk. Rasa bersalah tidak bisa menyelamatkan istri dan calon anaknya membuatnya menyesal, dulu Ken sangat mencintai istrinya. Mata tajam itu meredup dan menggenang cairan bening.
"Aaa'......!!!"
Brak...
Ken menyapu bersih meja kerjanya, sekejap barang diatas meja itu sudah terjatuh diatas meja. Ken melampiaskan kesedihan membuat ruangan yang rapi itu menjadi berantakan. Ruang sekretaris Lee bersebelahan dengan ruang Ken, mendengar suara gaduh dia langsung pergi keruangan tuan mudanya. Bukan kali pertama tuan muda itu mengamuk disaat suasana hati yang buruk, seringkali tuan Ken melakukannya saat mengingat kesedihannya.
"Tuan muda...!" sekretaris Lee mendekat kearah Ken yang sedang bersimpuh dilantai, memperlihatkan kondisinya yang tidak baik-baik saja. Sekretaris Lee tidak heran dan tidak kaget, dia sangat hapal dengan bosnya.
Sekretaris Lee membantu tuannya untuk berdiri dan menuntunnya keruang pribadi agar tuan Ken bisa beristirahat sejenak. Ruang pribadi yang sudah sangat lengkap seperti kamar tuan Ken yang ada dirumah. Ken duduk dipinggir ranjang, menyangga kepala yang terasa berat dengan salah satu tangan.
"Lee, aku ingat lagi?"
"Iya tuan, tenangkan diri tuan." Lee tau betul perasaan tuan mudanya. Maka dari itu Ken akan larut dalam kesedihannya. 'Mood tuan muda benar-benar buruk hari ini, padahal tadi pagi tuan muda baik-baik saja.'
"Tuan istirahatlah, saya permisi ingin membereskan ruangan anda." setelah mengatakan itu, Lee akan keluar.
"Tunggu, buatkan aku kopi pahit." titah Ken. Mungkin dengan meminum kopi pahit suasana hati bisa lebih baik.
"Baik tuan muda." setelah itu Lee benar-benar berlalu keluar dari ruangan itu menghubungi cleaning servis untuk membersihkan ruangan tuan Ken dan membawa sekalian secangkir kopi pahit pesanan tuan Ken tadi.
Berapa menit menunggu terdengar ketukan pintu, 2 OB masuk dan kebetulan OB itu adalah Kei dan salah satu temannya. Meski sudah seminggu lebih bekerja diperusahaan suaminya tetapi Kei belum pernah tau dimana ruangan suaminya. Mungkin jika kepala OB tidak menyuruhnya memberikan kopi pahit untuk bos perusahaan itu sampai saat inipun Kei masih belum tau dimana ruangan suaminya.
Teman Kei yang membawa alat pembersih langsung membersihkan ruangan tuan Ken, sedang Kei diberitahu oleh sekretaris Lee untuk menghantarkan kopi itu keruang pribadi tuan Ken.
Kei mengetuk pintu dan masuk kedalam, suara tongkat yang beradu dengan keramik membuat Ken menoleh, mendapati Kei istrinya sedang menaruh kopi itu diatas nakas.
"Ini kopinya tuan,"
"Kemarilah.." Ken menyuruh Kei untuk mendekat. Kei sedikit bingung dengan perintah Ken yang menyuruhnya untuk mendekat, Kei menurut dan mendekat. Tanpa terduga Ken menyentak Kei hingga Kei duduk dipangkuan Ken. Tongkat itu terjatuh dilantai. Sejenak mereka berdua saling pandang, Ken memeluk tubuh Kei.
"Tu,tuan..." Kei ingin menyadarkan suaminya, dia bingung dengan perlakuan tuan Ken yang kadang bersikap aneh karna sering berubah-ubah.
"Diamlah sebentar!" kata Ken lirih ditelinga samping, membuat Kei merinding geli. Ken menghirup udara dalam dan menghembuskan dengan kasar.
"Aku butuh ketenangan, aku butuh ketenangan." kata Ken lirih membuat Kei semakin tidak mengerti.
"Tu, tuan! biarkan aku pindah duduk disamping mu, aku pasti berat." Kei menyadari tubuhnya yang sedikit berisi itu pasti berat. Dibalik Ken tersenyum tipis. Ken melepas pelukannya dan mengapit wajah Kei dengan kedua tangannya.
"Aku menginginkan malaikat kecil." kata Ken. Kei sangat terkejut dengan permintaan tuan Ken.
"Tap,," belum selesai berkata, bibir Kei sudah mendapat serangan dari bibir Ken. Ken terus memperdalam ciumannya, Kei ingin melepas tapi kepalanya ditahan dengan tangan Ken. Lama-lama Kei ikut larut, sebelah tangan Ken melepas kancing baju Kei satu persatu. Hasratnya pun sudah menggebu, Ken beralih mencumbui leher jenjang Kei terdengar suara berat membuat Ken semakin bersemangat dibawah sudah mengeras.
Ceklek....
Pintu terbuka.
"Shiit..!!!" Ken mengumpat keras. Kemarahan terlihat jelas, dia sangat kesal dengan orang yang mengganggunya.
"Ma,maaf tuan muda. Maaf." Sekretaris Lee sudah ketakutan.
Kei segera membalikkan tubuhnya dan mencengkram baju yang terbuka tadi, tangannya gemetar raut wajah sangat malu sudah kepergok dengan sekretaris suaminya itu.
"Lee..!!!" Ken memanggil, tapi suaranya sangat seram didengar. Lee menunduk takut.
"Maaf tuan, sekali lagi saya minta maaf. Saya sudah mengetuk pintu tapi anda tidak menjawab." Ken masih terlihat kesal. Menatap sekretaris nya dengan tajam seakan ingin menghakiminya.
"Ada apa!" suara Ken masih meninggi.
"Sebentar lagi ada rapat tuan, mohon anda bersiap." Ken mendesah berat. Dia tau jadwal hari ini ada pertemuan yang sangat penting dengan rekan bisnis. Dia pun lupa menyuruh sekretaris itu untuk memundurkan jadwal.
"20 menit lagi."
"Maaf tuan, waktunya hanya tersisa 10 menit saja. Bahkan mereka sudah datang dan menunggu anda diruang pertemuan." sekretaris Lee tau bahwa tuan mudanya sangat kesal, tapi dia tidak punya pilihan lain selain mengingatkan pertemuan penting itu.
"5menit lagi aku keluar!" sekretaris Lee keluar dibarengi suara pintu yang tertutup.
Ken mengambil cangkir kopi dan meminumnya, Kei masih berdiri dan membelakanginya.
"Kau tidak tau sopan santun! kenapa membelakangi ku seperti itu!" nada bicara Ken masih terlihat kesal.
"Maaf, sebentar tuan." Kei segera mungkin mengancingkan bajunya kembali. Jantungnya sudah sangat berdebar, tak pernah dia membayangkan akan mendapat serangan mendadak sampai ditahap ini. Tak pernah berpikir suaminya itu akan berbuat jauh, mengingat Ken tidak mungkin mempunyai perasaan untuknya.
Kei sangat takut jika Ken meminta haknya sebagai seorang suami karna dia tak ingin terjebak dengan perasaan nya sendiri. Disaat dia memiliki perasaan sangat dalam dengan suaminya yang sekarang dia takut jika suatu saat Ken mengusirnya dan dia akan sangat terluka. Kei tak mau kejadian itu terulang lagi, disaat dia sangat mencintai Ken tetapi Ken akan mencampakkannya seperti Izham dulu karna alasan dia wanita tak sempurna. Tak ingin kejadian naas itu terulang, tapi dia juga seorang istri yang wajib melayani suaminya. Pemikiran yang sangat membingungkan.
sampai 2 dokter sama perawat nya ketakutan semua. .. sampai mereka berdoa semoga tidak ada lagi anggota keluarga tuan ken yang sakit' lagi. ..
🤣🤣🤣🤣🤣🤣