NovelToon NovelToon
Hello, MR.Actor

Hello, MR.Actor

Status: sedang berlangsung
Genre:Duniahiburan / Duda / Cinta pada Pandangan Pertama / Pengasuh
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: Be___Mei

Sebuah insiden kecil membuat Yara, sang guru TK kehilangan pekerjaan, karena laporan Barra, sang aktor ternama yang menyekolahkan putrinya di taman kanak-kanak tempat Yara mengajar.

Setelah membuat gadis sederhana itu kehilangan pekerjaan, Barra dibuat pusing dengan permintaan Arum, sang putri yang mengidamkan Yara menjadi ibunya.

Arum yang pandai mengusik ketenangan Barra, berhasil membuat Yara dan Barra saling jatuh cinta. Namun, sebuah kontrak kerja mengharuskan Barra menyembunyikan status pernikahannya dengan Yara kelak, hal ini menyulut emosi Nyonya Sekar, sang nenek yang baru-baru ini menemukan keberadan Yara dan Latif sang paman.

Bagaimana cara Barra dalam menyakinkan Nyonya Sekar? Jika memang Yara dan Barra menikah, akankah Yara lolos dari incaran para pemburu berita?

Ikuti asam dan manis kisah mereka dalam novel ini. Jangan lupa tunjukkan cinta kalian dengan memberikan like, komen juga saran yang membangun, ya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Be___Mei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hello, Mr. Actor Part 27

...-Saat itu di bawah mentari, kuharap kita bahagia-...

...***...

"Cuman dua tahun, kalau kamu merasa kita nggak juga cocok setelah menikah selama itu, kamu boleh ninggalin aku."

Yara tak memberi respon baik, dia tetap membisu.

"Cuman? Dua tahun? Minta disantet si Barra!" Jingga mengeratkan gigi. Demi kedamaian di muka bumi ini, dia menahan amarah. Cukup Yara dulu yang marah saat ini. Dan jika Barra masih bersikap di luar nalar, barulah dia bertindak. Seperti menjitak kepala Barra, misalnya. Agar otaknya bekerja dengan baik.

Bagaimana Yara tidak kesal, setelah usahanya meyakinkan Latif untuk memberi restu, tibalah waktunya malam ini dua keluarga bertemu. Ketika mendengar jika mereka menikah dan pernikahan itu belum bisa diumumkan, sungguh, Yara tak kuasa menatap wajah Latif. Paman pertama langsung beranjak dari hadapan para keluarga.

Barra baru menjelaskan bahwa dirinya masih terikat kontrak drama yang mengharuskan dirinya lajang, tak menikah. Dan sungguh sayang, hal sepenting ini baru dia katakan sekarang.

Itu seperti sebuah perangkap bagi Latif, terlebih dirinya sejak awal tak langsung memberikan restu. Jika sekarang dia sudah berani tak berkata jujur sejak awal, Latif yakin dalam pernikahan mereka Barra pasti tak segan menyembunyikan sesuatu dari Yara. Bagi Latif, pernikahan bukan hanya sekedar mencari teman menjalani hidup. Dua insan harus saling memahami, melengkapi dan yang pasti jangan ada dusta dan rahasia di antara mereka.

"Bang, aku tau kamu kesal. Tapi tetap aja nggak sopan main pergi gitu aja!" Shafi menyusul Latif. Kini mereka berada di dapur kediaman Yara dan Latif.

Di beranda yang tak seberapa besar itu, kedua orang tua Barra melanjutkan obrolan bersama Sekar. "Jujur, saya kaget. Kok hal sepenting ini baru ngasih tau kami sekarang," ujar Sekar, dia tak bisa menyembunyikan rasa kecewanya.

"Maaf, Nyonya. Barra juga nggak cerita sama kami," sahut Mahesa Taslim, ayah Barrata.

"Tapi jujur dari hati yang paling dalam, meski ini pertemuan pertama kami, aku langsung jatuh hati pada Yara. Aku sangat berharap mereka memang menikah nantinya," ujar Binar. Sama seperti Arum, ia terpesona di detik pertama berjumpa Yara.

"Aku juga, dia gadis yang baik. Dan aku yakin mereka memang berjodoh," timpal Mahesa pula.

Ketika kedua mertua menyukai menantunya, ini adalah salah satu impian seorang menantu. Tapi, jika sang suami pandai berdusta, akankah pernikahan mereka bahagia? Dalam hal ini Sekar dibuat pusing.

Terlepas dari sikapnya yang tak jujur sejak awal kepada Yara, Sekar juga menyukai Barra. Dari informasi yang ia dapatkan, selama Barra menjadi aktor, tak pernah terdengar sekalipun dia menjalin hubungan dengan wanita lain yang jelas dikonfirmasi olehnya dan juga agensi. Kalau hanya sekedar gosip, itu sih banyak.

"Semua terserah Yara," ucap Sekar.

Sementara itu di ruang tamu ...

"Makanya, jadi cocok jangan suka menjebak. Liat, belum apa-apa kamu sudah bikin Yara kecewa!" Jingga mengomeli Barra. Namun, sang adik tak diam begitu saja.

Dia mendekati Yara, namun sayang tubuhnya langsung ditarik sang kakak. "Belum mahram! Belum boleh dekat-dekat!"

"Cuman mau ngomong bentar, kok," protes Barra pada Jingga.

"Yara nggak tuli! Ngomong ya ngomong aja, nggak perlu dekat-dekat" sentak Jingga lagi.

"Nona Yara ---"

Akhirnya Yara bicara. "Beri saya alasan masuk akal yang bisa membuang prasangka buruk tentang anda di hati saya."

Penuh kesungguhan Barra mengatakan perihal kontrak kerja itu. Saking senangnya mendapat restu kemarin, dia sampai lupa dengan kontrak tersebut. Barulah saat mereka akan sampai di kediaman Yara, dia mengingat hal itu.

Plak!

"Kak!" Barra menjerit. Sumpah! Harga dirinya tak tersisa di depan Yara karena ulah Jingga. Selain menggeplak kepalanya, Jingga juga mengomel tak henti padanya.

Sejujurnya Yara hendak tertawa. Tapi rasa kecewa sukses melunturkan rasa humornya.

"Bukannya menolongku, kamu malah bikin dia ilfil!" bisik Barra.

Ups! Jingga hampir lupa, bahwa kedatangan mereka adalah untuk meminang Ayara

Sementara Jingga diam, Barra kembali membujuk gadis idaman hati. "Aku janji, selama pernikahan kita masih dirahasiakan, aku bakalan menjaga diri dari perempuan yang bukan mahram. Ah, tapi bukan berarti selama ini aku bergaul bebas dengan semua perempuan, ya."

"Entahlah. Saya sudah capek-capek membujuk Latif, setelah dia setuju anda malah bikin dia marah."

Rasanya sulit menelan ludah, Barra terdiam.

"Kamu ... kamu masih mau 'kan menikah denganku?" tanya Barra penuh harap.

"Anda, saya, nona Yara, Pak Barra. Ish! Mereka pikir ini drama jaman apa? Kaku banget bahasa mereka!" Jingga mengeluh dalam hati.

"Maaf Kak Jingga, maaf Pak Barra, saya harus memikirkan ulang rencana ini."

Jawaban Yara tak bisa mereka salahkan. Sebab, ini perihal pernikahan, bukan sekadar menjalin sebuah hubungan pertemanan. Wajar jika Yara mengambil langkah mundur dahulu, dan Jingga juga Barra dapat memahami hal itu.

Meminta izin untuk berbicara dengan Latif, Barra meninggalkan Jingga dan Yara berdua, mungkin saja Jingga masih bisa diharapkan. Begitu keinginan Barra

Menemui Latif dan Shafi di dapur, dengan canggung Latif bergabung bersama mereka di meja makan.

"Paman Latif ..."

"Cih!" Latif mendecih, "Nggak usah sok sopan. Belum apa-apa kamu sudah mau nipu kami."

Awkh! Rasanya ada sebuah panah yang menghujam Jantung Barra. Kembali dia kesulitan menelan ludah. Menatap Shafi yang sepertinya masih menerima kehadirannya,"Maaf, aku lupa sama kontrak itu."

"Lupa?" tanya Shafi. "Baru sekarang aku ketemu orang lupa sama urusan duit."

"Duit?" Seketika alis Barra berkerut.

"Iya, duit. Kontak itu bayar kamu pake duit 'kan? Itu kerjaan kamu 'kan? Sumber mata pencaharian kamu. Dan kamu pasti nggak mau rugi kalau harus melanggar kontrak demi menikahi Ayara. Iya, 'kan?" Kini Latif yang bicara.

"Enggak gitu."

"Alaaahhh! Nggak usah ngeles, kayak bajai aja," sambar Shafi.

Barra pikir Shafi tak sekejam Latif, ternyata dia salah.

"Belum nikah kamu udah kayak gini, gimana kalau udah nikah. Jangan-jangan ini cuman alasan kamu aja biar nggak terkekang sama pernikahan. Biar bebas bergaul sama artis-artis cantik di tempat kerja."

"Astaghfirullah, demi Allah! Aku nggak kayak gitu. Sejauh ini aku menolak peran utama karena nggak mau bersentuhan intim sama artis cewek. Boro- boro bergaul bebas sama mereka, selesai syuting aku langsung pulang."

Shafi mengulum bibir, apa dia keterlaluan menyudutkan Barra? Akh! Hatinya jadi tidak enak.

"Ayolah bro-bro, aku mohon. Aku mau nikahin Yara bukan cuman demi Arum. Sebelumnya aku memang udah suka sama dia. Dan aku nyesel udah bikin dia susah dulu. Aku mohon, izinkan aku menikahinya. Aku janji, setelah masa kontrak habis, aku bakal bikin resepsi pernikahan kami secara besar-besaran. Aku bakal ngasih tau dunia kalau Yara tu istri aku. Aku bakal bikin hidup dia bahagia," ucap Barra penuh kesungguhan, hingga kedua matanya terlihat memerah.

"Bahagia gundulmu! Sekarang aja kamu udah mengecewakan!" Latif berseru tertahan.

"Setelah kami menikah, semua asetku jatuh ke tangannya. Dan kalau aku berani berkhianat, aku siap angkat kaki dari rumah dengan tangan kosong."

Wow! Shafi menendang kaki Latif di bawah meja. Sedangkan Latif tak bisa menyembunyikan rasa terkejutnya mendengar perkataan Barra.

"Kamu siap jatuh miskin?"

"Bro, harta hanya titipan. Kita hidup di dunia cuman sekedar menunggu mati."

"Wuidih! Sepertinya pria ini jago nge-gombal! Bisa meleleh Yara kalau setiap hari digombalin sama dia!" Terang-terangan Shafi berbisik pada Latif di depan Barra.

Dan Barra dengan wajah serius mengangguk. Sikap dua bersaudara ini membuat hari Barra tak karuan, apakah dia akan kembali mendapat restu? Atau akan pulang dengan hati yang hampa?

...To be continued ......

...Terima kasih sudah berkunjung. Jangan lupa like, komen, dan kasih saran yang membangun, ya. ...

1
𝕸𝖆𝖌𝖎𝖘𝖓𝖆
Mau loncat aku! tapi langsung inget, abis makan bakso!
𝕸𝖆𝖌𝖎𝖘𝖓𝖆
Excellent!
Kamu seorang laki-laki ... maka bertempurlah sehancur-hancurnya!
𝕸𝖆𝖌𝖎𝖘𝖓𝖆
Kalo cinta dimulai dari menghina, ke depannya kamu yang akan paling gak bisa tahan.
Drezzlle
udah di depan mata, tinggal comot bawa pulang
Drezzlle
ya ampun, kamu kok bisa sampai ceroboh Yara
Drezzlle
betul, kamu harus tegas
Drezzlle
tapi kamu masih di kelilingi dengan teman yang baik Yara
Drezzlle
nggak butuh maaf, bayar hutang
ZasNov
Asyiiikk.. Dateng lagi malaikat penolong yg lain.. 🥰
ZasNov
Kak, ada typo nama nih..
Be___Mei: Huhuhu, pemeran yang sebenernya nggak mau ditinggalkan 🤣 Gibran ngotot menapakan diri di part ini
total 1 replies
ZasNov
Ah inget tingkah Jena.. 🤭
Be___Mei: kwkwkwk perempuan angst yang sadis itu yaaaa
total 1 replies
ZasNov
Gercep nih Gavin, lgsg nyari tau siapa Jefrey..
Yakin tuh ga panas Barra 😄
Be___Mei: Nggak sih, gosong dikit doang 🤣🤣
total 1 replies
ZasNov
Modus deh, ngomong gt. biar ga dikira lg pedekate 😄
ZasNov
Akhirnya, bisa keren jg kamu Latif.. 😆
Gitu dong, lindungin Yara..
Be___Mei: Kwkwkw abis kuliah subuh, otaknya rada bener dikit
total 1 replies
ZasNov
Nah, dewa penolong datang.. Ga apa2 deh, itung2 Latif nebus seuprit kesalahan (dari ribuan dosa) dia sama Yara.. 😄
Mega
Lakok isa baru sadar to, Neng Yara. kikikikikikik
Be___Mei: 🤣🤣😉 iso dong
total 1 replies
𝕸𝖆𝖌𝖎𝖘𝖓𝖆
Piala bergilir apa pria bergilir?
Be___Mei: Piala mak
total 1 replies
𝕸𝖆𝖌𝖎𝖘𝖓𝖆
Rada ngebleng nih.
Masa iya Yara bener mamanya Arum
Be___Mei: Biar ringkes aja pulangnya si emaknya Arum 😭 🙏🤭
𝕸𝖆𝖌𝖎𝖘𝖓𝖆: Masa?

kenapa harus angin duduk, Mak?
total 3 replies
𝕸𝖆𝖌𝖎𝖘𝖓𝖆
Cihh pendendam banget
Be___Mei: Biasa mak, penyakit orang ganteng 🤣🤣
total 1 replies
Mega
Ya Allah ISO AE akal e
Mega: Aku punya pestisida di rumah 😏 boleh nih dicampur ke kopinya.
Be___Mei: Beban banget kan manusia itu
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!