NovelToon NovelToon
Pacaran Setelah Menikah

Pacaran Setelah Menikah

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintamanis / Cinta Seiring Waktu / Cinta Murni / Suami ideal / Istri ideal
Popularitas:665
Nilai: 5
Nama Author: Angguni

Tolong berhentilah menebar pesona hanya mata terpejam bisa kurasakan, jangan biarkan cahayamu membutakan banyak hati

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Angguni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bima

"Oh, gitu. Terus kalau nikah muda.... menurutmu gimana? "

Deh! Apaan nih pertanyaannya. Jangan jangan Bima dan teman teman lain sudah tahu statusku yang sebenarnya. Tapi, dari mana? Gak mungkin Fatiya dan Abrin yang cerita ke sana kemari?

"Nah, malah melamun lagi".

" Eh, anu... menurutku sih nikah muda itu lebih mulia dari pada harus pacaran. Nikah itu gak ada kewajiban Harus berumur sekian dan sekian.... atau harus punya harta dan jabatan. Kalau udah siap, why not? "Sekali lagi aku tersenyum puas mengingat hubunganku dengan Bobby.

" Oke. Kalau gitu, setelah dari sini, aku akan segera menikahimu! "

Nyaring sekali suara orang ini. Eh, nyaring?! Aku melirik ke sekelilingku dan... semua mata tertuju pada kami berdua. Fatiya dan Abrin bahkan sampai berdiri dan berbalik. Mereka melotot ke arahku. Oh, ini masalah lagi?

"Apa? Kenapa kalian menatapku seperti itu?!"

Mulai deh sok jagoannya Bima. Sahabat sahabatku menatap sebal ke arahnya dan kembali duduk seperti semula.

"Udah deh, Bim. Sana deh! Kamu jangan buat hidupku makin ribet! "

"Oke oke...., aku sekarang pergi. Sampai jumpa besok. ya, calon istri".

" Eh, apa kamu bilang? jangan macem macem! Aku udah punya suami! "

"Hahaha.... iya, aku suamimu".

Dia pergi ke bangku paling belakang. Aku menghembuskan napas lega. Terserah saja dia bilang apa.

" Desi, ayo bangun! udah sampai nih'. Abrin menarik hidung Desi gemas.

"Hmmmm...., sakit tau! " Desi membuka mata dan menggosok hidungnya.

"Udah deh, hayu buruan turun! Udah sepi nih bus".Fatiya turun terlebih dahulu daripada dia harus melihat keanehan kedua sahabatnya itu.

" Fatiyaaa, tungguin! "panggil Desi dan Abrin bersamaan.

Mereka berjalan beriringan menuju sebuah cottage sederhana yang berupa rumah panggung berdinding papan mengikat. Cottage itu menghadap pantai dan berpijak langsung pada pasir putih dengan ayunan sederhana di depannya. Tempat ini tidak seperti pantai biasanya yang ramai dengan pengunjung dan pedagang. Di sini sangat sepi. Hanya beberapa cottage yang terisi sebelum rombongan Desi datang, bahkan tak ada pedagang sama sekali. Hanya ada pengelola cottage yang menyediakan makanan siap antar. Ada dapur di dalam cottage.

"Maha Suci Allah Tuhan Pencipta Alam", gumam Desi melihat pemandangan yang luar biasa indah ini.

Pasir putih berada lebih tinggi denga ombak yang begitu besar menggulung ke sana kemari. Mereka tertawa lepas dan asyik mengabadikan momen ini.

Tapi, tidak begitu dengan Desi, Fatiya, dan Abrin. Mereka asyik tertawa di bawah pohon kelapa hibrida, memperhatikan tingkah teman temannya. Mereka larut dalam hari. Persahabatan yang baru terjalin selama kurang lebih empat bulan sudah terasa begitu erat. Rasa cinta mereka tumbuh karena cinta kepada Nya.

Desi Pov

Hari ini, waktu berjalan begitu cepat. Bahagia tak bisa kulukiskan dengan kaya kata. Bersama dengan sahabat sahabat yang ku cintai. Dan Bima? Dia menepati janjinya untuk menjauhiku. Tapi, bagaimana dengan Bobby? Hari sudah malam dan aku belum bisa menghubungi dia. Di sana tidak ada sinyal sama sekali dan sekarang hape ku low bat!

Oh, ya allah pasti dia sangat khawatir denganku. Apa yang kulakukan? Begitu besar dosaku yang sudah membohongi suamiku. Ya Allah...., kenapa nyesalnya telat banget sih?

Kepalaku pusing. Aku mencoba memejamkan mata, tapi belum lima menit, perutku terasa mual. Fatiya yang duduk di sebelahku, dengan sigap mengambil kantong plastik yang tersedia. Seingatku, aku tidak pernah mabuk perjalanan. Tapi, ini kenapa?

"Desi , kamu gak apa apa, kan? " Fatiya mengusap usap punggungku perlahan.

"Emm, enggak kok. Cuma pusing dan mual".

" Oh, ya Allah, Desi! Jangan jangan kamu hamil?! Alhamdulillah.... ".

Oh, ya Allah Abrin! Mulutmu gak bisa di rem sedikit. Lagi lagi, aku pusat perhatian dalam bus yang di dominasi oleh para kutu buku.

" Apa katamu, Abrin? Siapa yang hamil? "Bima sudah berdiri di dekat kami bertiga sekarang. Ya Allah....

" Eh.... anu.... enggak, aku bercanda. Maaf ya, teman teman. Desi cuma mabuk perjalanan aja kok".

"Huuuuuu.....!! Serempak seisi bus menyoraki kelakuan Abrin, tapi sebentar sudah kembali hening.

Aku kembali memejamkan mata hingga akhirnya tangan lembut Fatiya membangunkanku.

" Ayo, turun ".

Aku mencoba berdiri, tapi rasanya kepalaku begitu berat. Bus ini seperti berputar. Ah, ini mungkin azab karena durhaka kepada Bobby.

Selangkah....

Dua langkah......

Tiga langkah......

Dan.... gelap!

Bughhh!!!

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!