Sudah Bagus-bagus menjadi seorang Dokter di rumah sakit. Tavisha gadis cantik berhijab harus berhadapan dengan pria dingin yang sangat galak bernama Kastara. Bermula dari kedatangan pria itu yang membawa salah satu temannya yang terluka parah yang membuat kekacauan di rumah sakit.
Hari itu menjadi hari yang sangat sial bagi Tavisha, bagaimana tidak saat dirinya yang kebetulan ada di sana dan mendapatkan ancaman dengan pria tersebut menodongkan pistol kepadanya untuk menangani temannya terlebih dahulu.
Tavisha berhasil melakukan pertolongan pertama dan dia pikir dia sudah lolos dari pria agresif itu dan ternyata tidak. Tavisha justru terjebak dan selalu mendapatkan tekanan dari Kastara.
Alih-alih melarikan diri dari Kastara yang ternyata Kastara malah melamarnya. Tavisha yang tidak punya pilihan lain yang akhirnya menikah dengan Kastara.
Bagaimana Tavisha menghadapi pernikahannya dengan pria yang sangat agresif dan belum lagi banyak rahasia.
Follow Ig
ainunharahap12
ainuncefeniss
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 27 Nyawa Sudah Menjadi Taruhan.
Sudah terlihat seperti keluarga Cemara yang mana ketiga orang itu sedang menikmati makan siang di ruangan Tavisha. Kastara harus mengakui jika masakan yang dibuat oleh Umi istrinya itu sangat enak yang membuatnya sejak tadi makan tanpa protes dan mungkin ingin tambah tetapi malu.
"Kenapa Kastara ada di rumah sakit?" tanya Umi di tengah-tengah makan itu.
"Pasien yang Tavisha tangannya dibawa ke rumah sakit untuk melakukan operasi lanjutan. Baru saja sampai dan sebentar lagi akan melakukan operasi," jawab Tavisha.
"Semoga saja pasien itu secepatnya diberikan kesembuhan dan semuanya baik-baik saja," sahut Umi yang membuat Tavisha jika mengharapkan doa yang sama Karena sekarang dirinya juga akan ikut terancam.
"Kastara apa kamu ingin tambah lagi?" tanya Umi.
"Tidak! Ini saja sudah cukup, saya kebetulan makan tidak banyak-banyak," jawab Kastara.
"Baiklah kalau begitu," sahut Widya.
"Umi sangat senang bisa bertemu dengan kalian berdua. Tavisha lain kali ini akan mengunjungi kamu ke rumah kamu," ucap Umi yang membuat Tavisha memberhentikan makannya.
"Maaf Nyonya. Tapi itu tidak akan terjadi," sahut Kastara tanpa basa-basi yang memang tidak akan membiarkan orang asing masuk rumahnya.
"Ini sudah pernah dibahas sebelumnya bahwa tidak ada kunjungan bagian keluarga dari Tavisha yang akan datang ke rumah saya. Saya juga sudah memberitahu kepadanya untuk menjaga kerahasiaan kehidupan pribadi saya dan termasuk alamat rumah saya. Jika hal ini terjadi dan penuh kebocoran dermaga yang bertanggung jawab adalah putri Anda," ucap Kastara dengan tegas.
Tavisha hanya diam saja mendengarnya.
"Baiklah! Saya mengerti itu dan juga tidak memerlukan alasan yang baik. Tetapi saya boleh bukan bertemu dengan putri saya ketika di rumah sakit untuk mengobati rasa rindu seorang ibu dan atau menyuruh putri saya datang ke rumah saya?" tanya Widya yang belum mendapat jawaban apa-apa dari Kastara.
"Mungkin sebagai seorang Ibu memang harus merelakan putrinya ketika menikah dengan pria lain. Seorang Ibu emang tidak boleh terlalu sering melihat putrinya karena itu bisa menjadi pengaruh buruk dalam rumah tangga mereka, maaf saya tidak meminta sesering mungkin tetapi hanya untuk sesekali saja. Saya hanya punya Tavisha di dunia ini!" ucap Widya.
"Saya akan mempertimbangkan jika kalian bertemu di luar rumah sakit," jawab Kastara yang tidak memberi jawaban langsung.
"Baiklah!" sahut Widya berusaha untuk memaklumi yang terpenting dia sudah sangat senang bisa bertemu dengan Tavisha.
"Umi harus bersabar. Karena ketika temannya semua, maka Tavisha juga akan kembali kepada Umi. Ini tidak akan lama lagi, tetapi semuanya bisa menjadi tidak ada pertemuan ketika Tavisha gagal," batin Tavisha.
***
Ruang Operasi.
Akhirnya Damian dipindahkan ke ruang operasi. Operasi yang sudah dimulai, ada 4 Suster berada di ruang operasi itu dan dua dokter termasuk Dokter Susan yang sebelumnya menjadi teman Tavisha saat mengkonsultasikan kondisi Damian.
Tavisha bersama dokter dan juga sutra melakukan operasi yang sangat besar di bagian kepala yang pasti memiliki resiko yang sangat tinggi. Tetapi Tavisha masih berani memberi keyakinan kepada Kastara yang justru hal itu hanya mengorbankan dirinya saja.
Sementara Kastara yang menunggu di luar yang juga terlihat harap-harap cemas. Umi tadi sudah pulang terlebih dahulu setelah berpamitan dengan putri dan juga menantunya. Kembali lagi dia hanya memberikan doa yang terbaik untuk pernikahan mereka.
"Bagaimana jika kondisi Damian tidak baik-baik saja terus semakin parah?"
"Apa mungkin wanita ini sebenarnya hanya ingin mengelabui ku saja yang membuatnya memiliki kebebasan dan berusaha untuk lepas dari tanggung jawab," batin Kastara yang terlihat penuh dengan keraguan yang mungkin karena berurusan dengan Damian.
Tavisha yang berada di ruang operasi yang sejak tadi keringatnya dilap oleh Suster. Tavisha sebenarnya kurang fokus yang bolak-balik melihat layar monitor bagaimana keadaan jantung pasien.
"Ya Allah hamba serahkan semua kepadaku seperti hamba menyerahkan takdir hamba yang akhirnya engkau memutuskan untuk hamba menikah dengan beliau. Ya Allah segala sesuatu hanya engkau yang menentukan. Angkat penyakit pasien ini dan beri kesembuhan kepadanya, beri kepadatan kepadanya," batin Tavisha yang terus aja berdoa berdzikir di dalam hatinya sembari tangannya bekerja.
Penuh ketakutan itu sudah pasti dan Kastara juga takut dengan keadaan temannya. Dia aku sudah memberi kepercayaan yang sangat besar kepada Tavisha dan pasti Kastara akan sangat murka jika kepercayaan itu dihilangkan begitu saja.
Tavisha harus siap-siap dengan konsekuensi yang telah dia janjikan.
Setelah melakukan operasi sampai beberapa jam yang akhirnya operasi itu selesai dengan jahitan yang dilakukan di bagian kepalanya.
"Alhamdulillah operasi berhasil," ucap Dokter Susan yang membuat Tavisha melihat layar monitor yang mana jantung pasien sejak tadi normal.
"Alhamdulillah...." lirih Tavisha tanpa terasa air matanya jatuh yang setelah melihat keadaan pasien yang sepertinya banyak sekali peningkatan.
Tavisha tiba-tiba menjadi lemas dan bahkan ingin jatuh yang untung saja membuat suster sigap yang menahan tubuh Tavisha.
"Dokter baik-baik saja?" tanya Suster Andin yang membuat Tavisha menganggukkan kepala.
Kastara melihat lampu sudah hijau yang dia tahu artinya bahwa operasi sudah selesai dan tidak lama pintu ruangan operasi terbuka dan bukan Tavisha yang keluar dari ruangan itu melainkan Dokter Susan.
"Bagaimana keadaannya?" tanya Kastara.
"Alhamdulillah kondisi pasien sudah membaik yang berhasil melewati masa kritisnya dan juga saraf yang mengalami kerusakan di bagian atapnya sudah teratasi dengan baik," jawab Dokter.
"Lalu apa pasien sudah sadar?" tanya Kastara.
"Dalam operasi diperlukan obat bius dan obat bius di dalam tubuh pasien belum habis. Jadi kita tunggu saja setelah obat biusnya habis dan Kami juga akan memindahkan pasien ke ruang perawatan agar kondisi jauh lebih baik," ucap Dokter yang membuat Kastara menganggukkan kepala.
"Baiklah! Kalau begitu saya permisi dulu!" ucap Dokter berpamitan.
Kastara yang kembali menganggukkan kepala
"Kenapa bukan dia yang keluar? kemana dia? Apa dia melarikan diri?" batin Kastara yang ternyata sejak tadi menunggu istrinya.
Tavisha yang sudah selesai melakukan operasi yang sekarang berada di ruang pembersihan diri dengan alat-alat yang juga dibersihkan.
Eheg, eheg,
Tavisha tiba-tiba saja menjadi drop yang mual-mual, karena bagaimana tidak konsentrasinya sebenarnya tidak Tapi saat memikirkan resiko yang akan dia dapatkan dan juga memikirkan pasien yang membuat kondisi tidak tahan.
"Dokter baik-baik saja?" tanya Suster Andien yang terlihat penuh dengan rasa khawatir.
"Saya baik-baik saja!"
"Bagaimana dengan pasien apa sudah dipindahkan ke ruang perawatan?" tanya Tavisha.
"Sudah Dokter," jawab Suster Andien.
"Suster kamu tetap ingat pesan saya untuk menjaga kerahasiaan pasien agar tidak terlalu diumbar-umbar atau dibicarakan pada suster lain bahwa pasien pernah berada di rumah sakit ini dengan segala situasi yang terjadi," ucap Tavisha dia tetap memberi ingat karena dia juga takut tidak menepati janji kepada Kastara.
"Baik Dokter. Saya tahu Dokter adalah orang yang sangat baik sekali dan pasti melakukan semua itu demi kebaikan pasien dan keluarga pasien dan jika itu tidak merugikan rumah sakit atau merugikan saya sendiri maka saya tidak akan mengatakan apapun," jawab Suster Andien dengan bijak menanggapi yang membuat Tavisha menganggukkan kepala.
Bersambung.....
siapa ini sih Thor kasih penjelasan dong biar ga gelap gulita seperti ini