CINTA DARI DULU

Kamis, Jakarta Selatan

Di hotel Jonathan dan Dandy tampak membereskan barang-barang mereka karena besok siang setelah sidang selesai mereka akan langsung kembali ke Medan.

"Apa barang mu sudah selesai? " tanya Jonathan yang melihat Dandy menghampirinya di sofa sementara dia masih sibuk dengan kopernya.

"hmmmm. Aku mau telfon istri dulu ah... yang punya istri, yang punya istri yukkk telfon istrinya yuk" ucap Dandy dengan ekspresi konyol sembari mendudukan tubuhnya di sofa samping Jonathan. Kemudian ia mengatakan atik ponselnya untuk menghubungi seseorang.

"Halo sayang, baru pulang kamu? " tanya Dandy yang melihat istrinya masih ada di mobil saat video call.

"iya sayang. ini aku tadi ketemuan sama Elia dan Sania dulu, ini lagi di jalan pulang" ucap Clara di telfon itu. Dandy berbincang dengan Clara istrinya melalui video call itu sampai beberapa saat Dandy tidak sengaja mengarahkan ponselnya ke Jonathan.

"Hi Jonathan.... Apa kau sudah menghubungi istri mu? tanya Clara namun Jonathan hanya melambaikan tangan dan tersenyum.

"Kau sudah tidak bertemu dengannya dari kemarin Jonathan. Kau harus menelfon dan menanyakan kabarnya. Jangan sampai dia menerima perhatian dari orang lain. Itu akan bahaya" ucap Clara lagi namun lagi-lagi Jonathan hanya diam menyengirkan gigi nya.

Jonathan dan Clara memang menjadi dekat setelah Clara menikah dengan Dandy. Dulu saat Dandy dan Clara baru menikah dan sering bertengkar Jonathan salah satu orang yang Clara hubungi untuk sekedar menanyakan keberadaan Dandy.

"Aku tidak bohong Jonathan, Elia bekerja dan bertemu dengan orang orang mapan dan tampan-tampan. Tidak sulit baginya untuk mencari penggantimu. Kau harus hati-hati Jo.... Jika aku jadi Elia aku akan mencari yang lain saja daripada harus punya suami yang tidak peduli " ucap Clara kemudian

"Sayang.... " kata Dandy memperingatkan Clara sambil mengarahkan ponsel itu padanya namun dengan cepat Clara memainkan mata nya tanda bercanda. Karena dia hanya ingin membuat Jonathan panas.

Setelah beberapa lama berbincang Clara sudah tiba di rumahnya dan sambungan telfon pun terputus.

Jonathan tengah berbaring di tempat tidur kamar hotel merek sembari memainkan ponsel nya.

"Dia belum ada menghubungi ku sejak pagi. Tadi malam juga aku yang lebih dulu menghubungi nya. Tumben sekali dia" ucap Jonathan dalam hatinya.

"Mana mungkin aku menelfon dia lebih dulu, nanti dia akan bangga sekali dan semena-mena berbicara" ucap Jonathan lagi dalam hati nya.

Kemudian ia mencari kontak seseorang di ponselnya dan menghubungi orang itu.

"Halo... Jonathan. Ada apa sayang" ucap seseorang dalam video call yang ternyata ialah mama Renata. Alih-alih menelfon istrinya ia justru menelfon mama nya.

"Tidak ada apa-apa ma, apa mama sehat? " ucap Jonathan

"Mama dan papa sehat sayang. Bagaimana dengan mu apa masih di Jakarta? "

"Masih ma, Aku pulang besok"

"Istri kamu gimana? Sedang apa dia sekarang? Sudah dimana dia apa masih kantor atau bagaimana ? " cecar mama Renata. sebenarnya ini juga lah yang diinginkan Jonathan saat ini.

"Belum tau ma, coba mama undang saja dia ma" usul Jonathan

"Ya kamu lah yang mengundang. Kamu ini bagaimana masa tidak tanya istrinya sudah pulang atau belum" ucap mama Renata

"Iya, iya sebentar aku tambahkan". ucap Jonathan.

"Halo, Mama.... " ucap Elia yang sudah bergabung pada panggilan video itu. Elia tampaknya sudah berada di kamar dengan lampu yang sudah mati dan bersiap-siap untuk tidur.

"Dia hanya menyapa mama saja?. lalu aku disini sebagai apa, apa dia tidak lihat suaminya ada juga ada di video call itu. Dia ini lama kelamaan semakin tidak sopan dan suka-suka saja" Ucap Jonathan dalam hati

"Halo sayang..., Sudah mau tidur ya? Tapi kok mata kamu begitu? kamu habis nangis ya? " mama Renata yang bisa menyadari wajah dan mata Elia yang sembab akibat kebanyakan menangis tadi malam dan tadi saat bertemu dengan Sania dan Clara.

"Bukan ma... , Elia kurang tidur tadi malam karena mengerjakan laporan yang dikejar deadline ma. Jadi mata Elia sekarang perih. " ucap Elia berbohong.

"Yasudah kalau begitu, sebaiknya kita istirahat saja. Besok-besok saja video call" ucap mama Renata dan dibalas anggukan oleh Elia. Jonathan yang sejak tadi diam pun akhir nya menggangguk kemudian video call terputus.

"Telfon pribadi Jonathan, telfon pribadi !!!!Bukan group. Ahk... Dasar kau memang payah... membuat orang kesal saja!" Ucap Dandy sembari mengacak selimut yang Jonathan gunakan.

Dandy tau kenapa Jonathan menelfon mamanya, karena Jonathan gengsi dan takut kalau dia menghubungi Elia sendiri. Jadi dia mengkambing hitamkan mama Renata. Jonathan bisa memahami itu.

"Apa sih?... sama saja yang penting sudah menelfon kan? " ucap Jonathan

"Beda bangs**, sudah lah. capek ngomong sama orang bodoh" ucap Dandy kesal semantara Jonathan mengerutkan keningnya

"Kalau video call pribadi tadi kau bisa nanya dia dimana, bisa nanya dia nangis kenapa. Buat dia merasa dihargai Jonathan".

"Ya sudah lah Dandy... tak perlu harus begitu. yang biasa-biasa saja. lagian kau tau kan pernikahan kami bagaiamana. Tak perlu repot-repot".

" Memang nya kau ingin pernikahanmu seperti ini terus?. kau masih tidak ingin memberi hati mu ya? Sampai kapan Jonathan, sampat kapan?.

" justru karena kalian menikah tapi belum saling mencintai makanya kau harus bekerja keras untuk menjaga dia buat dia menyukaimu supaya dia tidak kepikiran untuk bercerai. Kalau kau tetap seperti ini dan tidak berubah maka kupastikan rumah tangga mu hancur. Kau mau rumah tangga mu hancur? kau mau berita dimana mana berseliweran mengenai perceraian mu?. kau akan jadi orang yang gagal seumur hidup kalau pernikahan mu gagal Jonathan" ucap Dandy yang kesal sampai menakut-nakuti sahabatnya itu.

"Tapi dia itu ngeselin bro. Aku selalu kesal sekali setiap melihat dirinya merasa benar atau merasa menang. Dia pasti menunjukan wajah dengan senyum yang meledekku. Dari dulu.! " ucap Jonathan menggebu-gebu

"Jo, kau mau menikah dengan siapa pun di dunia ini, termasuk perempuan idaman mu yang ada di hayalan mu itu akan tetap merasakan yang namanya kesal dan jengkel. Itu pasti bro. Tapi kan bukan berarti itu jadi alasan untuk kau bercerai atau tidak melakukan apa yang menjadi bagian dan tugas mu sebagai suami kan.. " ucap Dandy meyakinkan Jonathan. sementara Jonathan tetap diam.

"Aku tidak akan mengingatkan mu seperti ini jika bukan karna kau itu temanku Jonathan. Jangan sampai kau menyesal nanti. Apa kau tidak berpikir? Sangat gampang bagi Elia untuk mencari pria yang bisa lebih menghargainya"

"ahkkk Tidak istri, tidak suami sama saja" ucap Jonathan

******

Happy Reading guysss ❤❤❤